Brilio.net - Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan dampak lain, yakni penumpukan sampah. Belum lagi konsumennya juga terus meningkat. Berdasarkan data Fusion, tercatat ada kenaikan 8% dalam kurun waktu 2000-2014. Data lain menyebutkan bahwa 4,5 triliun batang rokok dikonsumsi setiap tahunnya.
Memang solusi paling pas adalah dengan berhenti merokok. Tapi ini bukan perkara simpel, apalagi di beberapa negara, rokok merupakan komoditas utama. Belajar dari hal tersebut salah satu perusahaan di New Jersey, Amerika, TerraCyble mencoba mendaur ulang puntung rokok menjadi plastik sebagaimana dikutip oleh brilio.net dari Science Alert, Jumat (13/5).
BACA JUGA :
Hijrah Purnama Putra, penggagas bank sampah Jogja
Perusahaan yang dilaunching awal tahun 2000an ini setidaknya sudah mendaur ulang 7.000 puntung rokok dari berbagai negara termasuk Amerika, Inggris, dan Australia. Selain dijadikan plastik seperti asbak, produk daur ulang lainnya adalah bantalan kereta api dan rak plastik untuk pengepakan barang.
Prosesnya memang sangat simpel dengan diawali oleh proses sterilisasi. Kemudian dicampur dengan bahan kimia lain untuk dijadikan plastik. Jika kualitasnya rendah makan akan digunakan sebagai bantalan kereta.
Yang menjadi permasalahan adalah soal biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga penjualannya. Selain itu, untuk menghasilkan satu kilogram plastik diperlukan 2.000 puntung rokok!
Meskipun ada rintangan dalam soal budget, perusahaan ini tetap berjalan karena sokongan dari perusahaan rokok. Selain itu, TerraCyble juga mencoba meneliti produk inovasi lain dari puntung rokok.