Brilio.net - General Electric (GE) Indonesia bersama Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia menyelenggarakan acara Future of Electricity Conference pada 21 September 2016 lalu di Ballroom Ritz Calton. Dalam acara yang juga dihadiri langsung oleh Presiden dan CEO GE Power, Steve Bolze ini, banyak pengusaha dan kalangan pemerintah hadir.
Menurut Bolze, Indonesia mempunyai kesempatan dalam pengembangan energi secara keseluruhan. Selama ini GE sudah bermitra dengan pemerintah, tidak hanya dalam hal teknologi, namun juga dalam berbagai sektor lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan sektor potensial lainnya.
BACA JUGA :
Siap-siap, televisi transparan ini bakal bikin kamu 'mager' di rumah
Dia juga melihat Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang, dan GE mempunyai komitmen untuk berkembang bersama.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang ramah lingkungan yang jumlahnya tidak terbatas seperti gas alam, air dan udara yang dapat dikonversikan menjadi tenaga listrik lewat pembangunan turbin. Itu yang akan kami kembangkan, jelas Bolze.
Tidak hanya menyediakan teknologi, GE juga berkomitmen untuk menyediakan dana bagi proyek percontohan di wilayah Indonesia Timur sekaligus mendemonstrasikan penerapan teknologi pembangkit untuk menyediakan listrik ke desa-desa terpencil.
BACA JUGA :
Ini alasan kenapa smartphone bentuknya selalu persegi panjang
Proyek percontohan ini merupakan dukungan bagi program Indonesia Terang yang bertujuan untuk menyediakan listrik bagi lebih dari 12.600 desa di seluruh Indonesia.
Program ini akan menggunakan solusi pembangkit hibrid digital. Program serupa juga sedang diterapkan GE di India dan Afrika.
Kami menyadari berbagai tantangan di hadapan kami serta menyambut berbagai kesempatan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan PLN untuk menyediakan solusi paling inovatif kepada masyarakat, tambah Bolze.
Sementara itu, CEO GE Indonesia Handry Satriago saat ini isu kelistrikan Indonesia memang sedang hangat dibicarakan. Pemerintah memang sedang menggenjot pembangunan kelistrikan seiring dengan target 35.000 MW listrik hingga 2019 mendatang.
Hal ini sesuai dengan visi Nawacita yang diusung Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pembangunan di sejumlah bidang. Mengingat pembangunan infrastruktur merupakan kunci dan mempunyai posisi strategis dalam pembangunan nasional.
Selama ini GE turut berkontribusi dalam pembangunan listrik ini. Sejumlah pembangkit listrik di Indonesia menggunakan mesin GE. Seperti PLTG Gorontalo menggunakan empat turbin TM 2500+ untuk empat unit generator yang ada. Begitu juga dengan PLTG Jeranjang Lombok. Pembangunan dua PLTG ini terbukti langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.
Diskusi antara kalangan pengusaha dengan pemerintah dalam Future of Electricity Conference/foto: brilio.net/Andra Noviansyah
Dalam acara Future of Electricity Conference juga, GE dan Barata Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama dalam memproduksi suku cadang dan menyediakan layanan bagi GE aero, turbin gas heavy duty, boiler untuk pembangkit listrik bertenaga batu bara dan beragam solusi energi terbarukan.
Selain itu, GE berkomitmen mendukung penerapan program yang bertujuan mempercepat penyediaan listrik di kawasan pedesaan yang merupakan prioritas utama dalam program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Menurut Silmy Karim, CEO PT Barata Indonesia, pihaknya sangat antusias bermitra dengan GE Indonesia untuk memproduksi suku cadang dan menyediakan beragam layanan bagi GE aero, turbin gas heavy duty, boiler untuk pembangkit listrik bertenaga batu bara dan beragam solusi energi terbarukan.
Kolaborasi ini merupakan sebuah tonggak sejarah strategis bagi PT Barata Indonesia untuk menjadi perusahaan engineering procurement bertaraf dunia, kata Silmy.
Selama pertemuan berlangsung, para pemimpin perusahaan dan pemerintah berdiskusi mengenai transformasi digital di sektor kelistrikan dan membicarakan bagaimana solusi digital yang kini telah tersedia dapat meningkatkan penyediaan dan distribusi listrik ke seluruh daerah di Indonesia.
Berbagai solusi digital tersebut diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, menghemat biaya energi serta menyediakan akses penyediaan listrik yang lebih besar bagi Indonesia. Dari sisi kebijakan, para peserta berdiskusi tentang beragam isu utama dalam regulasi, termasuk mengenai sumber daya manusia dan tarif.