Brilio.net - Manusia masa kini membutuhkan listrik untuk kelangsungan hidupnya. Listrik bisa diproduksi dari berbagai macam pembangkit listrik, di antaranya adalah dengan pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk memproduksi listrik.
Tapi, sekarang ada teknologi baru yang bisa mengubah urin menjadi bahan bakar untuk mengasilkan listrik. Dilansir dari Sciencealert, Selasa (22/3), para ilmuwan dari Inggris telah mengembangkan jenis baru dari bahan bakar yang mampu mengubah urin menjadi listrik. Mereka berpendapat itu lebih murah dan lebih kuat daripada sel bahan bakar mikroba yang sudah ada. Kelebihan dari bahan bakar ini tidak cepat habis. Urin merupakan sesuatu yang dihasilkan manusia terus menerus dan tak semakin menipis seperti bahan bakar fosil.
"Dunia menghasilkan volume besar urin dan jika kita dapat memanfaatkan kekuatan potensi limbah yang menggunakan sel bahan bakar mikroba, kita bisa merevolusi cara kita membuat listrik," kata insinyur kimia Mirella Di Lorenzo dari University of Bath.
Sel bahan bakar mikroba bekerja dengan menggunakan proses alami bakteri untuk mengkonversi bahan organik menjadi listrik. Salah satu kelemahan mereka, bagaimanapun, adalah bahwa bisa sangat mahal untuk memproduksinya.
Sistem baru ini juga membahas salah satu kritik besar lainnya dari sel bahan bakar mikroba: produksi listrik rendah. Dengan menggandakan panjang elektroda dalam sel bahan bakar -dari 4 mm sampai 8 mm- para ilmuwan berhasil meningkatkan output daya sebesar 10 kali.
"Kami bertujuan menguji dan membuktikan penggunaan katalis karbon berasal dari berbagai limbah makanan sebagai terbarukan dan alternatif murah untuk platinum di katoda," kata Di Lorenzo.
Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan telah mengambil keuntungan dari sifat urin untuk menghasilkan listrik. Dalam beberapa kali, peneliti telah mengembangkan urinal listrik menghasilkansinyal Wi-Fi.
"Sel bahan bakar mikroba bisa menjadi sumber energi di negara-negara berkembang, terutama di daerah miskin dan pedesaan," kata salah satu tim, Jon Chouler.
Leboh lanjut Chouler menambahkan desain baru tersebut lebih murah dan kuat ketimbang model tradisional. Perangkat tersebut dipercaya dapat menghasilkan listrik dari urin dan bisa membuat perbedaan nyata dengan memproduksi energi berkelanjutan dari limbah.