Brilio.net - Indonesia merupakan negara yang kaya dengan memiliki ribuan tradisi, benda tradisional, kerativitas anak bangsa, keindahan alam, hingga sejarah yang panjang. Kekayaan ini tidak hanya dipelajari di dunia pendidikan, namun juga dilestarikan dengan cara menggelar festival-festival agar generasi muda lebih dekat dengan kekayaan yang mereka miliki. Dan mengingat semua daerah mempunyai kekhasan sendiri, tidak heran jika masing-masing daerah mempunyai festival unik yang sesuai dengan karakter masyarakatnya.
Festival-festival itu rupanya tidak hanya menarik masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat dunia. Melalui festival ini, mereka makin yakin bahwa Indonesia adalah negara kaya yang pantas untuk dikunjungi dan dinikmati budayanya. Tidak heran jika pada setiap festival yang digelar, banyak turis yang rela ikut berdesak-desakan. Berikut tujuh festival di daerah yang banyak mendapatan perhatian turis manca negara, Kamis (29/9).
BACA JUGA :
10 Surga bawah laut Indonesia yang bikin kagum dunia
1. Solo Batik Carnival.
Karnaval Batik Solo atau yang biasa dikenal degan Solo Batik Carnival (SBC) adalah cara Pemerintah Kota Surakarta dalam melestarikan dan mempromosikan batik serta memperkenalkan pariwisata Solo ke mancanegara. Cara ini terbukti berhasil dengan banyaknya wisatawan asing yang menjadikan SBC sebagai agenda wisata mereka. Hingga tahun ini, SBC sudah lebih dari 9 tahun. Di sini, kain batik mendominasi busana yang menghiasi tubuh peserta mulai dari ujung kaki hingga mahkota kepala.
BACA JUGA :
Sensasi menikmati durian di kampung ini mampu pikat turis asing
Uniknya busana para peserta ini merupakan daya tarik utama SBC di samping berbagai kekhasan kain yang ada di dalamnya. Mengingat populernya SBC, karnaval ini juga pernah pentas di negara lain seperti mengikuti Festival Chingay di Singapura pada 19-20 Februari 2010 dan tampil pada pesta budaya Tong-Tong di Den Haag, Belanda, pertengahan April 2010.
2. Jember Fashion Carnival.
foto: Youtube
Jember Fashion Carnival (JFC) merupakan even tahunan yang menampilkan berbagai kreasi busana menarik yang digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. JFC berlangsung meriah dan diikuti oleh ribuan peserta. Busana yang ditampilkan biasanya selalu semarak dengan berbagai ornament hiasan serta ukurannya yang cukup besar. Pada tahun ini, JFC digelar pada 24-28 Agustus dengan tiga agenda yaitu Kids Carnival, Wonderful Carnival, puncaknya adalah Grand Carnival.
Mengingat banyaknya peserta dan uniknya pakaian yang diperagakan dan cantiknya para model membuat acara ini selalu dihadiri puluhan ribu pasang mata, termasuk para turis manca negara.Para designer Jember berlomba-lomba untuk menampilkan fashion terbaik mereka setiap tahunnua. Tahun ini yang merupakan pagelaran ke-15, JFC mengambil tema "revival" yang artinya adalah kebangkitan Jember untuk Indonesia dan kebangkitan Indonesia untuk dunia.
3. Semarang Night Carnival.
foto: twitter.com/smgnitecarnival
Di antara daerah yang mempunyai sejumlah agenda wisata yang selalu digelar setiap tahun adalah Kota Semarang. Daerah ini memang gencar melakukan promosi melalui kampanye "Ayo Wisata ke Semarang", sehingga tidak heran sejumlah kegiatan unggulan mereka promosikan dengan gencar, di antaranya adalah Semarang Night Carnival yang biasa digelar menyambut ulang tahun kota ini yang jatuh pada bulan Mei. Ini merupakan satu-satunya karnaval yang digelar malam hari
4. Banyuwangi Ethno Festival.
Beberapa tema BEC dari tahun ke tahun.
Karnaval Etnik Banyuwangi yang biasa dipromosikan dengan nama Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) ini merupakan event karnaval busana yang yang menepuh rute 2,2 km dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati Banyuwangi dan melewati jalan-jalan protokol di kota paling timur Pulau Jawa tersebut. Acara ini digelar untuk menjembatani menjembatani modernisasi dengan seni budaya lokal yang selama ini tumbuh kembang dalam kehidupan masyarakat.
Sejak digelar pertama kali pada 2011, BEC selalu mengambil tema yang berbeda mulai dari dari Ikon Kesenian Banyuwangi (2011), hingga The Usingnese Royal Wedding (2015). Sementara tahun ini yang rencananya akan digelar pada 12 November, BEC akan mengambil tema "The Legend of Sritanjung Sidopakso". Melalui acara ini, Banyuwangi ingin memperkenalkan kekayaan etniknya hingga mancanegara, dan terbukti setiap tahun BEC selalu mendapat tempat bagi wisawatan asing.
5. Festival Sriwijaya.
foto: southsumatratourism.com
Palembang pada khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya mempunyai sejarah besar dengan Kerajaan Sriwijayanya yang mengalami masa kejayaannya pada abad ke-10. Guna menggugah kembali kejayaan itu dan mengangkat kembali nilai-nilai tradisional dalam frame kejayaan Kerajaan Sriwijaya, pemerintah setempat menggelar Festival Sriwijaya yang tahun ini digelar pada 18-24 Juli 2016 lalu di Benteng Kuto Besak, Palembang. Tahun ini Festival Sriwijaya mengangkat tema "Kerajaan Sriwijaya di bawah kepemimpinan Raja Dapunta Hyang" yang menampilkan sejumlah atraksi budaya dan kesenian.
Tahun ini, kegiatan Festival Sriwijaya diselenggarakan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada di tepi Sungai Musi. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang dipusatkan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Sejumlah agenda yang digelar adalah festival kuliner tradisional, penampilan berbagai kesenian tradisional, hingga pawai budaya yang akan menjadi puncak festival.
6. Baliem Valley Festival.
foto: tourismvaganza.com dan Indonesia.travel
Ini merupakan unik yang banyak diburu wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Para wisatawan rela datang ke Lembah Baliem di pegunungan Jayawijaya Papua yang terletak di ketinggian 1.600 mdpl untuk melihat Festival Lembah Baliem (Baliem Valley Festival). Festival ini merupakan perang antar suku Dani, Lani, dan Suku Yali yang kemudian diabadikan dalam sebuah festival tahunan. Beberapa suku di Lembag Baliem dulunya memang suka berperang, namun kini perang itu hanya diperankan dalam sebuah festival sebagai pertunjukan tradisi budaya.
Baliem Valley Festival saat ini dianggap sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Para suku yang ikut dalam festival ini menunjukkan kepada penonton bagaimana dulu mereka berperang dan adu kekuatan. Festival yang digear pertama kali pada 1989 itu biasanya berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
7. Festival Danau Toba.
Toba bukan hanya nama danau terbesar di Indonesia. Namun juga merupakan sebuah nama yang mewakili tradisi, seni, hingga karakter masyarakat yang hidup di sekitarnya. Sehingga ketika ada Festival Danau Toba, yang ditampilkan bukan hanya kekhasan fisik danau, namun juga tradisi yang berkembang di sekitarnya. Popularitas Danau Toba yang mendunia membuat festival ini juga mendapatkan perhatian turis mencanegara.
Semua festival yang menampilkan keunikan bangsa itu membuat mata dunia langsung tertuju ke Indonesia dan #BikinKerenIndonesia. Usaha #BikinKerenIndonesia juga bisa kamu lakukan sesuai bidang keahlianmu. Kamu bisa ikuti kisah sosok-sosok inspiratif lainnya di telkomsel.com/bikinkerenindonesia.