Brilio.net - Yogyakarta merupakan kota yang sangat terkenal dengan budaya dan sejarahnya. Keraton Ngayogyakarta contohnya, memiliki beberapa peninggalan masjid yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu masjid yang cukup unik milik Keraton Yogyakarta adalah Masjid Soko Tunggal.
BACA JUGA :
Masjid Gedhe Kauman, masjid tertua Keraton Jogja yang masih autentik
Masjid ini berlokasi di kompleks Keraton Kesultanan Yogyakarta, JL. Taman 1, No. 318, Kecamatan Kraton Yogyakarta, tepatnya di sekitar depan pintu masuk obyek wisata Taman Sari.
foto: Brilio.net/Annisa Dhea
BACA JUGA :
Penampakan masjid berusia 120 tahun, muncul usai 3 dekade tenggelam
Berdasarkan dengan namanya, Masjid ini hanya memiliki satu batang saka saja atau (tiang penyangga utama). Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki saka 4 hingga 5 batang. Dan hal tersebut yang menjadikan Masjid Soko Tunggal menjadi unik dan tiada duanya di masjid lainnya.
Penyangga utama masjid ini berukuran 50 cm x 50 cm, yang terbuat dari kayu jati gelondongan yang sudah berusia ratusan tahun dan didatangkan langsung dari Cepu. Tiang penyangga tersebut ditopang dengan batu penyangga yang disebut umpak. Batu umpak ini didatangkan dari Plered, Bantul dan memiliki keistimewaan karena berasal dari pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam. Keunikan lainnya dari masjid ini adalah dibangun tanpa menggunakan paku.
foto: Brilio.net/Annisa Dhea
Pada dinding bagian depan masjid, terdapat prasasti yang berisikan tulisan diresmikannya rumah ibadah ini oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX pada hari Rabu Pon tanggal 28 februari 1973. Dengan ditandai adanya Candrasengkala "Hanembah Trus Gunaning Janma" 1392 H atau 1 September dan Suryasengkala "Nayana Resi Anggatra Gusti" 1972 M.
Saat ditemui brilio.net pada Jumat (21/10), salah satu takmir Masjid Soko Tunggal, yaitu Suprapto menceritakan awal mula pembangunan masjid tersebut merupakan inisiatif para warga yang bertempat tinggal di sekitar Taman Sari yang mempunyai keinginan untuk memiliki masjid guna tempat ibadahnya. Dan masjid ini dirancang oleh arsitek Keraton Yogyakarta yaitu almarhum Raden Ngabehi Minto Budoyo.
Arsitektur bangunan masjid ini penuh dengan makna. Ketika para jamaah duduk di ruangan masjid akan melihat 4 batang saka bentung dan 1 batang saka guru sehingga semua berjumlah 5 buah. Hal ini mempunyai makna yaitu lambang negara Pancasila.
Selain itu, Suprapto juga bercerita Masjid Soko Tunggal dihiasi dengan beberapa ukiran seperti Saton yang berarti sawiji, Tlancap yang berarti tabah, Praba yang memiliki arti bumi atau wibawa, Sorot yang berarti sinar cahaya matahari, Ceplok-ceplok yang berarti pemberantas angkara murka, Mirong yang berarti nisan dan dimaknai semua orang kelak akan meninggal dunia.
"Diletakkannya usuk sorot yang memusat seperti jari-jari payung disebut Peniung itu melambangkan kewibawaan sebuah negara untuk melindungi para rakyatnya," ujar Suprapto.
foto: Brilio.net/Annisa Dhea
Dari aspek konstruksi, bangunan masjid ini memiliki makna. Di dalam konstruksi masjid tersebut terdapat bagian berbentuk bahu danyang yang melambangkan, orang-orang salat di masjid ini menjadi orang yang kuat akan godaan iblis angkara murka yang datangnya dari empat penjuru dan lima pancer. Sunduk berarti menjalar untuk mencapai tujuan. Santen berarti bersih dari suci(kejujuran). Uleng artinya wibawa. Singup artinya keramat, Bandoga artinya hiasan pepohonan, tempat harta karun. Tawonan berarti gana, manis, penuh.
Demikian pula rangka-rangkanya juga memiliki makna contohnya, Saka Brunjung yang mempunyai arti lambang sebagai upaya mencapai keluhuran wibawa melalui lambang tawonan. Kemudian dudur adalah lambang menuju arah cita-cita kesempurnaan sebuah hidup. Dan Sirah gada mempunyai arti kesempurnaan sempurna entah itu jasmani ataupun rohani. Terakhir ada Mustaka yang digunakan sebagai lambang keluhuran dan kewibawaan.
foto: Brilio.net/Annisa Dhea
"Selain untuk ibadah, masjid ini digunakan untuk pengajian, TPA, perpustakaan dan ibadah keagamaan lainnya," ungkap Suprapto.
foto: Brilio.net/Annisa Dhea
Keberadan Masjid Soko Tunggal ini merupakan destinasi wisata bagi para jemaah dari berbagai kota yang ada di Indonesia. Pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, biasanya akan dipadati para jemaah yang ingin mampir sholat dan beristirahat sejenak setelah berwisata ke kompleks Taman Sari atau pun Keraton Yogyakarta.
MAGANG: ANNISA DHESNING TRIPRASIWI