Brilio.net - Indonesia, Negeri Seribu Pulau memang sudah dikenal seantero dunia memiliki destinasi wisata yang indah dan memesona. Nggak cuma potensi wisata laut, wilayah pegunungan juga nggak kalah eloknya.
Tak heran jika beberapa waktu lalu, dua destinasi wisata di Tanah Air yakni Plataran Lharmonie Menjangan di Bali Barat-Utara dan Pulau Misool, Raja Ampat dinobatkan sebagai top 100 destinasi hijau dunia. Penobatan ini diberikan dalam acara Global Green Destination Day di Ljubljana, Slovenia baru-baru ini.
BACA JUGA :
10 Potret liburan di Gunung Masigit ini bikin nggak lupa piknik
Ikan manta, salah satu daya tarik di Pulau Misool
foto: brilio.net/yani andryansjah
BACA JUGA :
5 Lokasi piknik di Jogja ini bisa buat kamu serasa di Bali, piknik yuk
"Dengan terpilihnya Indonesia sebagai salah satu destinasi hijau pariwisata, itu menjadi konfirmasi bahwa pariwisata Indonesia diperhitungkan secara global. Ke depan pengembangannya diharapkan menjadi sebuah destinasi hijau, sehingga moto Kementerian Pariwisata Semakin Dilestarikan Semakin Menyejahterakan betul-betul konkret," ujar David Makes, Direktur PT Trimbawan Swastama Sejati sekaligus Ketua Tim Percepatan Ecotoursm Kementerian Pariwisata, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Masuknya dua destinasi wisata Indonesia dalam Top 100 destinasi hijau dunia tentunya cukup membanggakan. Dua destinasi tersebut mengedepankan konsep ramah lingkungan. Karena itu Menteri Pariwisata Arief Yahya berkomitmen, semua destinasi yang menonjolkan alam, agar menjaga konservasinya.
"Konservasi harus dijaga, dipertahankan, dan dilestarikan di semua destinasi yang menonjolkan nature. Kalau ada potensi terumbu karang, jangan dirusak karena itu hanya akan menghancurkan masa depan Anda," ujarnya mengingatkan.
Kapal Phinisi di Plataran yang siap mengantar kamu
foto: plataran.com
Jadi incaran turis asing
foto: instagram @misoolecoresort
Dia menyontohkan Mandeh, Sumatera Barat, yang disebutnya sebagai Raja Ampat-nya Sumatera. Dulu orang Carocok, Pesisir Selatan, Sumbar, bermata pencaharian sebagai nelayan dengan menangkap ikan. Namun selain itu mereka mengambil terumbu karang untuk dijual murah secara serampangan. Tapi begitu wilayah tersebut menjadi daerah wisata, masyarakat setempat kian peduli untuk melindungi alamnya yang berdampak pada peningkatan pendapatan.
Santai sejenak
foto: instagram @plataranresorts
Rusa, salah satu satwa yang bisa dilihat di Plataran
foto: plataran.com
"Dulu satu hari mereka hanya mendapatkan income Rp 50 ribu. Sekarang, daerah mereka berubah menjadi destinasi wisata. Mereka menjaga terumbu karang dan ikan yang ada di dalamnya. Pendapatannya naik, menjadi Rp 225 ribu per hari. Itu contoh, bahwa semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan," kata Arief.
Tuh, kan kalau alam dijaga bisa memberi manfaat.