Brilio.net - Baru-baru ini beredar foto beberapa pendaki yang mencabut bunga Edelweis di Gunung Rinjani. Dalam foto tersebut, mereka yang terdiri dari empat orang berpose membawa seonggok bunga Edelweis lengkap sampai ke akar-akarnya. Akibat perbuatan itu, pihhak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengeluarkan aturan pelarangan memetik bunga edelweis.
Memetik edelweis adalah satu contoh perilaku para pendaki yang tak bertanggungjawab. Perilaku merusak alam lain adalah meninggalkan sampah di puncak gunung atau di jalur pendakian. Padahal, seharusnya sampah-sampah harus dibawa balik usai pendakian.
BACA JUGA :
Pro kontra ganja untuk obat, melihat pengalaman beberapa negara
Memang, tak semua pendaki akan melakukan hal merugikan alam tersebut. Karena banyak pendaki gunung yang juga menyayangi lingkungan dengan cara memunguti sampah di gunung. Salah satunya adalah Komunitas Pendaki Pemulung Sampah yang aktif kampanye di media sosial. Komunitas ini membuat fanpage di Facebook dan mengajak para pendaki untuk tak membuang sampah sembarangan.
Foto:Facebook/Komunitas Pendaki Pemulung Sampah
BACA JUGA :
Wanita-wanita cantik seputar kasus korupsi
Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga sudah menyiapkan aturan pedoman pendakian bersih sampah. Aturan itu diharapkan bisa menjadi pegangan para pendaki agar tak membuang sampah di alam bebas, sekaligus melindungi alam hutan dari tangan jahil.
Muhammad Iqbal Mega Bintang (20), salah satu anggota Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di UGM (Universitas Gadjah Mada) menyayangkan perilaku pendaki yang tak mencintai alam, diantaranya dengan memetik edelweis di Gunung Rinjani tersebut. Sangat disayangkan sih, mereka yang seperti itu mungkin kurang paham tentang mencintai dan menikmati alam, ujar Iqbal kepada brilio.net.
Iqbal menambahkan, bahwa edelweis adalah salah satu tanaman endemik, hanya bisa hidup di satu zona yakni pegunungan. Ketika dicabut, maka ia akan mati. Selain itu edelweis memang sulit untuk dibudidayakan.
Lalu, apa saja sih hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat mendaki gunung? Dewi Setiawati (20), anggota Mapala lainnya ini berbagi pengalaman dan tips saat berkegiatan di alam. Apa saja ya?
1. Patuhi tiga peraturan umum berkegiatan di alam.
Tiga aturan berkegiatan di alam ialah Jangan ambil apapun selain foto, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan bunuh apapaun kecuali waktu. Apabila tiga aturan ini dipatuhi maka minimal kita terhidnar dari resiko merusak alam.
2. Ramahlah kepada penduduk disekitar alam atau gunung.
Sopan santun ialah hal yang utama. Meskipun gunung atau hutan ialah alam yang siapa saja bisa menikmati keindahannya, namun perilaku harus dijaga sesuai batas wajar. Salah satunya tidak menganggu masyarakat yang tinggal di sana. Mau bagaimanapun, merekalah yang selama ini berjasa menjaga alam sekitar.
3. Patuhi adat istiadat di sekitar alam.
Alam atau gunug identik dengan tempat sakral, khususnya untuk masayarakat Indonesia. Sebagai pendatang, baiknya kita menghormati adat istiadat yang ada. Sebuah adat terbentuk karena suatu alasan, maka jangan semena-mena walaupun adat tersebut bertentangan dengan kepercayaanmu.
4. Jangan teledor, sehingga tidak membawa peralatan lengkap ketika berpetualang.
Peralatan lengkap merupakan kunci utama sebelum melakukan pendakian atau kegiatan alam lain. Di beberapa gunung seperti Merapi dan Semeru, beberapa petugas pasti akan menanyakan kelengkapan peralatan sebelum pendaki mulai pendakiaanya. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan pendaki sendiri.
5. Bersikaplah ramah dengan sesama pendaki. Jangan menjadi individualis.
Dalam melakukan kegiatan petualangan, kita akan bertemu teman-teman petualang lain. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk menjalin silaturahmi. Bersikap ramah sesama pendaki penting, karena ketika ada masalah di dalam perjalanan, bisa saling membantu.
6. Jangan memaksakan diri apabila sakit.
Tubuh yang sehat ialah pertimbangan penting sebelum berpetualang. Apabila kamu mederita penyakit berat, sebaikanya tidak memaksakan kehendak untuk terus mendaki. Hal ini sangat berisiko terhadap diri sendiri. Selain itu, akses rumah sakit di gunung atau alam lain pasti jauh. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka upaya pertolongan akan lama.
7. Selfie boleh saja, namun tetap perhatikan keselamatan.
Beberapa kasus kematian cukup menjadi pelajaran untuk para petualang. Memang keindahan alam layak diabadikan apalagi disertai fotomu di sana. Namun jangan berlebihan dan awas terhadap medan tempat mengambil foto.
8. Waspada akan cuaca buruk dan tetap tenag serta awas.
Cuaca di gunung atau alam lain kadang bisa berubah tidak terduga. Sebelum mendaki gunung, biasanya petugas akan memberikan pengarahan bagaimana jika terjadi ancaman karena cuaca. Sebagai contoh, apabila terjadi badai, lebih baik jangan memaksakan naik gunung. Apabila terlanjur di atas gunung, maka alangkah lebih baik mencari perindungan di cekungan yang kuat serta hindari pohon yang gampang rapuh.
9. Patuhi tanda-tanda peringatan yang dipasang oleh petugas.
Biasanya saat kita mendaki gunung, akan ada tanda arahan jalan. Tanda tersebut menunjukan jalur yang aman untuk kita lewati. Memang banyak cara menuju puncak gunung, namun lebih baik mengikuti jalur yang sudah teruji. Jangan mecoba membuka jalur baru tanpa izin dan persiapan yang sangat lengkap. Hal ini untuk menghindari kemungkinan tersesat.
10. Perhatikan lama pendakian yang akan kamu tempuh.
Apabila berniat untuk menikmati alam lebih lama, sebaiknya izin petugas di wilayah tersebut. Hal ini untuk memperhitungkan kemungkinan pendaki tersesat. Apabila pendaki belum juga turun dari gunung melebihi waktu izin, maka petugas yang berjaga akan dibuat khawatir dan pendaki tersebut dianggap statusnya hilang.