Brilio.net - Yogyakarta terkenal dengan banyaknya destinasi wisata, kuliner, hingga tempat-tempat bersejarah. Contohnya saja Makam Mataram Kotagede yang menjadi salah satu objek wisata sekaligus untuk berziarah. Makam yang biasanya hanya dijadikan untuk ziarah tapi kali ini makam tersebut juga dijadikan wisata. Salah satu alasanya karena bentuk bangunannya yang unik.
Bagi kamu yang ingin memiliki spot foto yang unik sekaligus ingin berziarah di Yogyakarta, datang aja ke Makam Raja Mataram Kotagede Yogyakarta. Di sana disajikan beberapa spot foto yang unik sekaligus udara yang cukup segar karena adanya pepohonan yang rindang. Bukan hanya itu saja, kamu juga dapat memperoleh wawasan sejarah dari Makam Raja Mataram Kotagede ini.
BACA JUGA :
Masjid tertua berumur 4 abad ini dulunya dikelola dua keraton
Namun tempat wisata ziarah ini hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja. Bagi kamu yang hanya ingin keliling untuk melihat dan ingin berfoto diarea tersebut tidak dipungut biaya. Cocok untuk berwisata dengan low budget dan tetap Instagramable.
BACA JUGA :
Limun paling ngehits era 60-an ada di warung ini, kamu wajib coba!
Sejarah Makam Raja Mataram Kotagede.
foto: brilio.net/Feni listiyani
Makam Raja Kotagede atau Pasarean Hasta Kitha Ageng adalah komplek makam bagi raja-raja Mataram Islam pertama beserta kerabatnya yang dibangun oleh Panembahan Senopati. Komplek makam ini berada di sebelah barat Masjid Agung Kotagede yang ceritanya dulu adalah tempat dimana cikal bakal adanya Kerajaan Mataram Islam. Di komplek makam ini terdapat 627 makam.
Sejarah berdirinya Makam Raja Mataram Kotagede tidak lepas dari berdirinya Kerajaan Mataram Islam dan sosok Panembahan Senopati. Panembahan Senopati memiliki nama asli Danang Sutowijoyo dan juga dikenal sebagai Sutawijaya. Beliau merupakan putra dari KI Gede Pemanahan, sosok yang berhasil membantu Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya untuk membunuh Arya Penangsang.
Atas jasanya Ki Ageng Pemanahan mendapatkan hadiah berupa Alas Mentaok sebagai tanah perdikan. Alas Mentaok merupakan sebuah hutan yang di mana KI Ageng Pemanahan bersama keluarga dan pengikutnya berpindah dan kemudian membangun desa kecil di hutan tersebut.
Pada masa kepemimpinan KI Ageng Pemanahan, status wilayahnya hanyalah sebuah kadipaten di Kerajaan Pajang. Setelah wafatnya beliau, Sutawijaya diberi hak oleh Pangeran Benowo untuk melepaskan diri dari Kerajaan Pajang dan mendirikan Mataram Islam. Sutawijaya kemudian mengangkat dirinya menjadi sultan pertama Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati.
Pada awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam yang berada di bawah pemerintahan Panembahan Senopati memiliki ibu kota yang berlokasi di Kotagede. Pada masa kekuasaannya, Panembahan Senopati mulai memperluas daerah kekuasaannya, membangun benteng yang mengelilingi keraton dari bahan batu bata, serta parit pertahanan yang mengelilingi benteng luar, dan membangun komplek makam raja di Kotagede yang dilakukan secara bertahap.
Pembangunan komplek Makam Raja Kotagede dimulai pada tahun 1589 dan selesai pada tahun 1606. Di dalam komplek makam terdapat tiga cungkup yang merupakan bangunan utama berfungsi sebagai pelindung makam-makam tertua. Ketiga cungkup tersebut bernama Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana, dan Bangsal Tajug.
Keunikan Makam Raja Mataram Kotagede.
foto: brilio.net/Feni listiyani
Komplek makam ini berada sekitar 100 meter dari Pasar Kotagede dan dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu gapura memasuki komplek makam ini memiliki ciri arsitektur budaya Hindu bernama Gapura Paduraksa dengan kusen berukir, di sebelah selatan ada Masjid Besar Mataram yang menuju ke dalam komplek Makam Raja Mataram. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem berbusana adat Jawa. Ada tiga gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan makam.
"Uniknya ketika kita ingin masuk makam, harus menggunakan busana adat Jawa. Kalau laki-laki memakai surjan dan yang perempuan memakai kemben, seperti busana abdi dalem Kerajaan Jawa Kuno," ujar Entri Wisasro, abdi dalem Kraton Surakarta, saat ditemui brilio.net pada Jumat (30/9).
Di samping komplek makam, terdapat pemandian atau disebut sendang. Sendang tersebut bernama Sendang Seliran yang dibangun sendiri oleh KI Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Ada pemandian khusus pria dan wanita. Air pemandian pria diperoleh dari sumber di dalam komplek makam. Sedangkan air untuk pemandian wanita, diperoleh dari sumber pohon beringin di depan grbang utama.
Pohon beringin ini ditanam langsung oleh Sunan Kalijaga dan telah berusia sekitar 500 tahun. Pohon beringin yang sangat besar dengan ketinggian lebih dari 30 meter yang berada di komplek makam Kotagede.
Nama raja yang dimakamkan di Makam Raja Mataram Kotagede.
1. Ki Gede Pemanahan
2. Panembahan Senopati
3. Panembahan Hanyakrawati (Seda ing Krapyak)
4. Sultan Hamengkubuwana II
5. Pangeran Adipati Pakualam I
6. Keluarga raja-raja Mataram lainnya.
Lokasi Makam Raja Mataram Kotagede.
Lokasi Makam Raja Mataram Kotagede berada di wilayah Dusun Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Magang: Feni Listiyani