Brilio.net - Makam Ratu Malang yang terletak di atas Bukit Gunung Kelir, Pleret, Bantul, Yogyakarta merupakan situs cagar budaya peninggalan Amangkurat I, Raja Kesultanan Mataram. Situs ini berkaitan dengan Ki Dalem atau Ki Panjang Mas dan Ratu Malang.
BACA JUGA :
Fuk Ling Miau, kelenteng khas Cina-Jawa di Yogyakarta
foto: dok. Annisa Dhea
Ratu Malang merupakan putri dari dalang wayang gedog bernama Ki Wayah, yang kemudian dijadikan selir oleh Amangkurat. Namun, sebelum menjadi selir, dia merupakan seorang istri dari Dalang Panjang, salah satu dalang di wilayah Kesultanan Mataram yang hidup semenjak pemerintahan Panembahan Seda ing Krapyak.
BACA JUGA :
Arsip Jogja, data sejarah yang jadi destinasi wisata kekinian
foto: dok. Annisa Dhea
Kompleks makam Ratu Malang dibangun kurang lebih selama tiga tahun dari 1665 hingga 1668 kemudian diberi nama Antara Pura yang mempunyai arti Istana Kematian atau Istana tempat menguburkan jenazah. Di dalam kompleks makam ini terdapat puluhan nisan yang dikelompokkan menjadi tiga bagian antara lain puluhan nisan di depan, satu nisan di belakang, dan beberapa nisan di halaman inti pagar.
Saat diwawancarai brilio.net pada Jumat (28/10), juri kunci makam Ratu Malang, Jito secara jelas menceritakan Ratu Malang yang bernama asli Retno Gumilang memiliki paras cantik, membuat Amangkurat I suka dengannya.
foto: dok. Annisa Dhea
"Jadi dulu Amangkurat I terpesona dengan kecantikan Ratu, dia juga dikenal sebagai sinden dan Amangkurat I mengutarakan keinginannya untuk mempersunting namun ditolak secara mentah-mentah oleh Ki Dalang Panjang Mas. Walaupun sudah ditolak, Amangkurat I tetap memaksakan diri agar bisa bersama dengan Ratu," ungkapnya.
Ratu Malang tetap mencintai suaminya walaupun Amangkurat I telah memisahkan keduanya. Sekalipun sang raja telanjur jatuh hati, Ratu Malang tidak memedulikan semuanya.
Di situlah sempat terjadi perebutan antara sang suami dari Ratu Malang, Ki Dalang Panjang Mas dengan Raja Amangkurat. Kecintaannya terhadap Ratu Malang yang berlebihan, membuat Amangkurat mengabaikan segala urusan negara. Bahkan permaisuri dibuang oleh sang raja dan mengangkat Ratu Malang sebagai penggantinya. Itulah sebabnya dinamakan Ratu Malang.
Magang: Annisa Dhea