Brilio.net - Kalau bicara destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur, nggak akan ada habisnya. Dari total hampir 1200 pulau yang dimiliki Nusa Tenggara Timur, semuanya memiliki keindahan alam yang memukau dan tentunya akan membuat banyak wisatawan takjub dibuatnya.
Salah satunya adalah Pulau Lembata, salah satu kabupaten di NTT ini memang sedang dipuja-puja dunia karena keindahan alamnya. Pulau tersebut berada sekitar satu jam penyeberangan dari Larantuka.
BACA JUGA :
10 Taman di Jakarta ini bisa kamu datangi saat bosan lihat hutan beton
Saat ini, Pulau Lembata jadi salah satu destinasi favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak daya tarik yang terdapat di pulau itu. Salah satunya adalah percikan lava yang tiada habisnya di Gunung Api Batutara, yang merupakan salah satu gunung api paling aktif di kepulauan lembata.
Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengatakan Gunung Api Batutara yang berada di tengah laut itu meletus setiap 20 menit sekali yang didahului dengan gempa bumi.
BACA JUGA :
Tak cuma indah, panorama pantai ini bikin kamu bengong
"Setelah gempa bumi, akan keluar magma dari dalam gunung, sangat indah di malam hari. Ini salah satu keajaiban dunia," ujarnya belum lama ini.
Biasanya, para wisatawan diajak ke tengah laut untuk melihat magma yang keluar dari gunung api. Keindahannya sangat sempurna jika disaksikan pada saat langit sudah gelap.
"Biasanya wisatawan diajak melihat gunung meletus jam 11 malam," ucapnya.
Marius mengatakan, banyak wisatawan asing yang terpesona dengan luapan magma yang keluar dari perut gunung. Bahkan nggak sedikit wisatawan asing yang penasaran dan mendekat ke kaki gunung.
"Orang barat itu gila, sampai tidak puas hanya dari jarak 300 Meter, mereka merapat hingga dekat. Mereka penantang alam karena indah banget," ungkapnya.
Tidak hanya keindahan alam yang ditawarkan, seni budaya yang ada di Pulau Lembata juga sangat menarik, salah satunya adalah tradisi menangkap ikan paus.
foto: Instagram/@francisco_soares39
"Tradisi menangkap ikan paus itu berada di Desa Lamalera dan sudah sangat terkenal. Bahkan punya branding internasional, banyak sekali wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang untuk lihat itu," kata Marius.
Berbeda dari negara-negara maju yang menangkap ikan menggunakan teknologi tinggi, di Desa Lamalera justru masih menggunakan peledang atau tombak tradisonal.
Kekuatan budaya pun masih melekat di desa itu. Marius menjelaskan, ketika ingin berburu paus sekitar 7-8 masyarakat yang sudah melewati ritual yang dianggap suci, karena resiko melaut sangat besar jadi hanya orang-orang suci saja yang boleh berburu paus.
Uniknya, saat berlayar masyarakat itu melebarkan layarnya menandakan akan pergi berburu, sementara masyarakat lain menunggu ditepi pantai untuk menunggu hasil buruannya. Saat sudah dapat pausnya, para nelayan yang berburu paus itu akan menurutkan layarnya menandakan ke masyarakat yang menunggu di tepi pantai bahwa mereka sudah mendapat seekor ikan. Dan biasanya para nelayan itu nggak sehari dua hari, bahkan berminggu-minggu untuk mendapatkan ikan.
"Budaya ratusan hingga ribuan tahun lalu itu tradisi nenek moyang dan masih bertahan sampai sekarang," ungkapnya.
Eits, kamu jangan berfikir bahwa para masyarakat Desa Lamalera akan mengancam populasi paus karena diburu. Menurut Marius, masyarakat di Desa Lamalera nggak setiap hari menangkap paus, ritual itu dilakukan satu kali dalam setahun.
"Tidak menggangu populasai ikan pausnya. Kalau di pulau sabu itu ada 22 jenis ikan paus dan tidak akan mengurangi karena laut sabu itu tempat migrasi ikan paus dari Australia, Laut Banda hingga Laut Hindia," jelasnya.
Ia juga memaparkan bahwa masyarakat di sana menangkap ikan paus hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
"Hanya untuk pangan, lalu dagingnya dipotong dan ditukarkan dengan masyarakat yang memiliki hasil pertanian dan biasanya ditukarkan dengan orang gunung, seperti jagung, beras, dan yang lainnya," tandasnya.
Keindahan dan keunikan Pulau Lembata memang nggak bisa diragukan lagi. Masih banyak tempat wisata yang menarik di dalamnya seperti Pulau kelelawar yang memiliki ribuan kelelawar yang sangat indah. Menurut Marius, hingga Oktober, jumlah wisatawan sudah mencapai 85 ribu orang. Ia menargetkan akhir tahun akan ada 110 ribu wisatawan mancanegara dan 300 ribu wisatawan nusantara yang datang ke Nusa Tenggara Timur.