1. Home
  2. ยป
  3. Kepribadian
3 Agustus 2018 11:05

Rentan mendera usia 25-an, kenali quarter life crisis & 9 solusinya

Krisis diri ini bisa mempengaruhi hidup penderitanya. Brilio.net
foto: rahasia-sukses/sdi

Brilio.net - Apa itu quater life crisis? Quarter life crisis adalah suatu kondisi krisis diri seorang individu berumur di kisaran 25 tahun (krisis seperempat abad). Individu yang mengalami quarter life crisis biasanya mengalami depresi,frustasi atau bahkan terjebak dalam suatu kondisi kecemasan dimana ia merasa terjepit dan tidak bisa keluar.

Lebih lanjut, seseorang yang ada dalam krisis ini kehilangan motivasi hidup, merasa gagal, kehilangan kepercayaan diri dan makna hidup, bahkan menarik diri dari pergaulan. Hal yang paling nyata dirasakan orang yang mengalami quarter life crisis adalah kegalauan akan hidupnya yang terasa monoton, khawatir berlebihan tentang masa depan dan menyesali serta mempertanyakan keputusan hidup yang sudah diambil.

BACA JUGA :
Gambar yang pertama kali kamu lihat ini ungkap sisi istimewa dirimu


Penyebab dari krisis yang menimpa orang dengan kisaran 25 tahun ini adalah tuntutan dan tekanan yang lingkungan serta diri pribadi tentang pencapaian hidup dan seberapa banyak mimpi-mimpi yang tak tercapai di masa kecil. Seorang individu berumur 25 tahun menghadapi kenyataan demi kenyataan yang sama sekali berbeda dengan dunia mimpinya ketika ia masih kecil.

Pada umur 25, seorang individu mulai memikirkan masa depan yang lebih realistis dan mulai mengevaluasi diri tentang kenyataan dan mimpi-mimpinya. Kerasnya kenyataan dan tuntutan hidup inilah yang kemudian menekan psikis seorang 25 tahun hingga berada dalam quarter life crisis.

Selain itu faktor dalam diri juga memberikan pengaruh. Terkadang sisi perfeksionis seseorang memaksa orang tersebut untuk melakukan hal di luar kemampuannnya. Sisi perfeksionis yang ada dalam diri akan cenderung "menghukum" atas segala kegagalan yang dialami dirinya sendiri dengan perasaan tidak berguna, atau bahkan perasaan tidak layak.

BACA JUGA :
Ini beda f*ckboy, vanilla boy, playboy & bad boy, cewek wajib waspada

Lantas bagaimana cara mengatasinya? Berikut kiat-kiat menghadapi quarter life crisis yang brilio.net himpun dari personaltao.com dan pengalaman pribadi warganet dengan akun @jayakabajay yang berbagi pengalaman hidupnya

1. Bersabarlah dengan dirimu.

foto: wattpad.com

Segala ada waktunya, dan tentu saja dibutuhkan usaha yang konsisten untuk mencapainya. Bersabar bukan berarti pasrah, tapi membiarkan dirimu melakukan yang terbaik sebisa kamu dan menunggu hingga usahamu membuahkan hasil. Tidak perlu buru-buru dan memaksa dirimu melakukan sesuatu yang di luar kemampuan dirimu. Kamu bukanlah manusia sempurna, melainkan manusia yang mencoba melakukan yang terbaik bagi dirimu dan orang-orang disekitarmu

2. Lakukan segala hal dengan cara yang nyaman untuk dirimu sendiri.

foto: borsanasiloynanir.co

Putarlah musik ketika kamu ingin bekerja sambil mendengarkan musik. Tidak perlu memaksa dirimu mengerjakan sesuatu dengan cara yang kamu tidak suka. Posisikan dirimu senyaman dan serileks mungkin. Nikmati ketidaksempurnaan hidupmu, karena itulah hidupmu dengan segala anugrah dan petakanya.

3. Menjauhlah dari orang-orang yang memberikan dampak negatif terhadapmu.

foto: rahasia-sukses.com

Pergaulan adalah pertukaran hal yang positif. oleh karena itu demi kebaikan diri sendiri, tidak ada salahnya kamu menjauhi orang-orang yang "toxic". Buat apa kamu menjalin relasi dengan orang yang merusak ketenangan pikiranmu setiap harinya ?

4. Carilah hobi.

foto: elektronikterbaik.wordpress.com

Maksudnya, selain melakukan segala sesuatu dengan cara yang nyaman, kamu juga perlu mencari hal yang benar-benar kamu senangi dan diluar formalitas hidup "yang mau tidak mau kamu senangi" seperti pekerjaan. Pergi melepas penat dan merenung di puncak bukit melihat matahari terbit atau melepas senja dengan secangkir kopi setelah selesai berenang di sky pool membuatmu lebih rileks dan waktumu terisi dengan hal yang positif

5. Nilailah sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

foto: ighofreesoul.wordpress.com

Mungkin kamu gagal meraih mimpimu sebagai dokter, atau insinyur, tapi bukankah kamu bisa bermain musik ? atau melakukan apapun sesuai dengan hobimu ? Manusia punya kelebihan dan kekurangan. Bisa jadi kamu gagal di suatu hal, dan ketahuilah tidak ada yang tidak pernah gagal. Kadang memang tidak semua impian kita terwujud. Tapi setidaknya, kamu punya satu hal yang mungkin kamu tidak menyadarinya. Semisal gagal menjadi atlit tapi diam-diam bisa menulis ataupun bermain biola ?

6. Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain.

foto: jawaban.com

Cerita dan hidup masing-masing orang berbeda. Boleh saja kamu menjadikan seseorang sebagai acuan untuk memacu semangat kamu. Tapi ketahuilah, kamu tidak akan pernah bisa sama persis seperti halnya di dunia ini di mana setipa orang adalah unik dan setiap kisah punya berjuta warna. Kamu bisa lebih sukses ataupun gagal dari acuanmu, tapi ketahuilah dirimu adalah sosok unik yang punya jalan sendiri dan cerita sendiri.

7. Mensyukuri apa yang telah dicapai.

foto: sdi.id

Semua orang wajib bersyukur terhadap apa yang dia peroleh demi ketenangan batinnya. Tidak perlu menunggu hal besar, ada banyak hal-hal kecil yang mengagumkan dari dirimu dan kisah hidupmu yang patut kamu syukuri, setidaknya kamu masih bisa bernafas atau sekedar meminum secangkir teh ditengah beban kerja yang menumpuk atau masalah berat yang menimpa

8. Hindari berpikir "seandainya".

foto: harjoshrian.blogspot.com

Tentu saja, bukan berarti kita tidak boleh refleksi dan mengevaluasi apa yang sudah kita kerjakan dan hasil dari pekerjaan kita. Tapi, maksud dari poin tersebut adalah tidak perlu menangisi nasi yang sudah menjadi bubur, tidak usah mengharap sesuatu yang tidak mungkin kembali. Berdamailah dengan dirimu sendiri dan bersyukurlah atas pencapaianmu sekecil apapun itu.

9. Lakukan hal yang menurutmu bermanfaat bagi orang lain.

foto: abieomar.wordpress.com

Salah satu yang membuat kita berarti adalah pengakuan dan kehangatan dari orang-orang sekitar kita. Ada kebahagiaan tersendiri ketika kita berbagi sepotong roti terhadap gelandangan di jalanan yang biaa kita lewati ketika pergi ke kantor atau rumah kita. Bukankan ketika kita berhasil membuat gelandangan itu tersenyum, itu bisa menjadi bukti bahwa pikiran tentang "diri kita yang tidak berguna" menjadi terbantahkan?

(mgg/hendra noor)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags