1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
18 Juni 2024 08:00

11 Kesalahan bikin progres diet terhambat, stop kebiasaan ngemil ganggu upaya penurunan berat badan

Tanpa disadari, kesalahan yang dianggap bisa memaksimalkan diet ini justru bikin berat badan nggak turun. Brilio.net
foto: freepik.com

Brilio.net - Dalam usaha untuk hidup sehat, banyak yang terjebak dalam kesalahan diet, sehingga dapat berdampak negatif pada tubuh. Penting untuk diingat bahwa tidak ada diet yang cocok untuk semua orang. Kunci untuk diet yang sehat dan berkelanjutan adalah makanan seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi individu.

Sebelum memulai diet, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memastikan bahwa diet aman dan sesuai untuk tubuhmu. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah mengonsumsi makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi. Banyak orang memilih makanan cepat saji atau makanan olahan yang kaya akan gula tambahan dan lemak jenuh, tanpa memperhatikan asupan vitamin, mineral, dan serat yang penting bagi kesehatan.

BACA JUGA :
Mengenal manfaat diet mediterania, rahasia hidup sehat hingga dapat kurangi risiko kematian dini


Selain itu, kurangnya variasi dalam makanan juga dapat menjadi masalah. Seringkali, beberapa orang cenderung memilih makanan yang sama setiap hari, tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi yang beragam. Kekurangan variasi dalam makanan dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi tertentu yang penting bagi kesehatan tubuh.

Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan ini, penting untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dan beragam, serta mengatur porsi makan dengan baik. Dengan melakukan perubahan kecil dalam pola makan, kamu dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut kesalahan umum yang banyak dilakukan dalam proses diet, dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (17/6).

1. Penentuan porsi makan yang buruk.

BACA JUGA :
Manakah yang lebih sehat, makan nasi dingin atau hangat? Nasi pulen atau pera? begini penjelasannya

foto: freepik.com

Penentuan porsi makan yang buruk saat diet dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dan menghambat pencapaian tujuan diet. Mengonsumsi porsi makanan yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi, mengakibatkan kekurangan energi, dan membuat tubuh kekurangan vitamin serta mineral penting.

Porsi yang berlebihan sering menyebabkan penambahan berat badan, karena asupan kalori yang melebihi kebutuhan tubuh. Sementara porsi yang terlalu sedikit dapat menurunkan metabolisme dan membuat tubuh kehilangan massa otot. Selain itu, porsi makan yang tidak tepat dapat memicu rasa lapar yang berlebihan, mengarah pada pola makan yang tidak teratur dan perilaku makan yang kompulsif.

Oleh karena itu, penting untuk menentukan porsi makan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi individu, memperhatikan keseimbangan antara makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien, serta memastikan bahwa porsi tersebut mendukung kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan.

2. Mengesampingkan kebutuhan kalori.

Ketika kebutuhan kalori diabaikan, tubuh mungkin tidak mendapatkan cukup energi untuk berfungsi secara optimal, sehingga mengakibatkan kelelahan, penurunan massa otot, dan penurunan metabolisme. Selain itu, diet dengan sedikit kalori memicu kelaparan. Kondisi tersebut dapat memperlambat metabolisme sebagai mekanisme pertahanan dan membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit.

Kekurangan kalori yang kronis juga bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting, memengaruhi sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan memenuhi kebutuhan kalori harian yang seimbang dengan mempertimbangkan faktor seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan tujuan kesehatan individu.

3. Hanya mengikuti tren.

Diet semacam mengikuti tren seringkali tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat dan cenderung mempromosikan pendekatan yang tidak seimbang terhadap nutrisi. Misalnya, tren diet yang menghilangkan kelompok makanan tertentu tanpa alasan medis yang jelas bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan protein.

Selain itu, tren diet biasanya tidak mempertimbangkan kebutuhan individu yang unik, seperti kondisi kesehatan tertentu, tingkat aktivitas, dan kebutuhan kalori harian. Ketidakpahaman dan ketidaksesuaian ini bisa menyebabkan efek samping seperti kelelahan, gangguan pencernaan, dan penurunan fungsi sistem kekebalan.

Diet yang didasarkan pada tren juga sering kali tidak berkelanjutan dalam jangka panjang, sehingga individu cenderung kembali ke pola makan tidak sehat setelah berhenti mengikuti diet tersebut. Oleh karena itu, lebih baik memilih pendekatan diet yang seimbang, berbasis pada sains, dan sesuai dengan kebutuhan pribadi, daripada hanya mengikuti tren yang sedang populer.

4. Mengabaikan kebutuhan serat.

foto: freepik.com

Serat adalah komponen penting dalam diet yang membantu menjaga kesehatan pencernaan dengan memfasilitasi pergerakan usus yang teratur dan mencegah sembelit. Selain itu, serat berperan dalam mengatur kadar gula darah dan menurunkan kolesterol yang berkontribusi pada kesehatan jantung. Kekurangan serat dalam diet bisa menyebabkan masalah pencernaan, peningkatan risiko penyakit jantung, dan gangguan metabolisme.

Serat juga memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga penting dalam mengelola berat badan. Diet rendah serat sering kali tidak seimbang dan berfokus pada makanan olahan yang kurang nutrisi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan serat yang cukup dengan mengonsumsi berbagai sumber serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan dan keberhasilan diet.

5. Tidak cukup protein.

Protein adalah nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan rambut. Kekurangan protein dapat mengakibatkan penurunan massa otot, kelemahan, kelelahan, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, protein berperan dalam produksi enzim dan hormon yang penting untuk berbagai fungsi biologis.

Diet yang tidak mencukupi protein juga dapat menghambat penurunan berat badan, karena protein membantu menjaga rasa kenyang dan mengatur metabolisme. Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan protein yang cukup dari berbagai sumber seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk mendukung kesehatan dan keberhasilan diet.

6. Lebih mengandalkan suplemen racikan dan obat.

foto: pixabay.com

Suplemen dan obat diet yang dipromosikan tak jarang dapat membantu proses diet. Namun di sisi lain, penggunaannya bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya seperti gangguan pencernaan, masalah jantung, dan ketidakseimbangan hormon. Mengandalkan suplemen dan obat juga dapat mengabaikan prinsip dasar nutrisi yang seimbang dan memperkenalkan risiko ketergantungan.

Selain itu, diet semacam ini tidak mengajarkan kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan, sehingga setelah berhenti mengonsumsi suplemen atau obat, berat badan cenderung kembali naik. Oleh karena itu, lebih baik fokus pada pola makan sehat yang seimbang dengan nutrisi alami dari makanan untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan serta berat badan yang ideal.

7. Pola diet terlalu ketat.

Ketika asupan kalori dan nutrisi dibatasi secara ekstrem, tubuh mungkin tidak mendapatkan cukup energi dan nutrisi penting untuk berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan kelelahan, pusing, kekurangan vitamin dan mineral, serta gangguan metabolisme. Selain itu, diet yang sangat ketat juga sulit dipertahankan dan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan makan seperti binge eating atau anoreksia.

Ketidakmampuan untuk mempertahankan diet ketat dalam jangka panjang juga sering berujung pada efek yoyo, di mana berat badan naik-turun dengan cepat, sehingga berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular. Untuk mencapai hasil yang sehat dan berkelanjutan, lebih baik memilih pola makan seimbang.

8. Menghilangkan kebiasaan ngemil.

foto: freepik.com

Ngemil cenderung dikaitkan dengan konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan kalori kosong yang dapat mengganggu upaya penurunan berat badan. Kamu dapat menggantinya dengan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran segar, kacang-kacangan, atau yogurt rendah lemak, agar dapat mengontrol asupan kalori dan mendapatkan nutrisi yang lebih baik. Makanan sehat juga dapat memberikan rasa kenyang lebih lama karena kandungan seratnya yang tinggi, membantu kamu menghindari ngemil berlebihan dan mencapai tujuan diet kamu.

9. Porsi latihan fisik kecil.

foto: freepik.com

Latihan fisik berperan penting dalam membakar kalori, memperkuat otot, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Tanpa latihan yang cukup, tubuh mungkin tidak membakar kalori dengan efisien dan massa otot dapat menurun, sehingga dapat mengakibatkan penurunan metabolisme basal.

Selain itu, latihan fisik membantu mengurangi stres, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi diet dengan porsi latihan fisik yang cukup untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimal.

10. Kurang minum air putih.

Air putih penting untuk menjaga hidrasi tubuh, membuang racun, dan memperlancar pencernaan. Ketika tubuh kekurangan cairan, metabolisme dapat melambat dan pembakaran kalori menjadi kurang efisien. Selain itu, kadang-kadang rasa haus dapat disalahartikan sebagai rasa lapar yang dapat mengakibatkan ngemil berlebihan atau makan lebih banyak.

Dengan memastikan asupan air putih yang cukup, kamu dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, meningkatkan metabolisme, mengurangi keinginan ngemil, dan mendukung upaya penurunan berat badan kamu.

11. Tidak mengevaluasi hasil diet secara berkala.

foto: freepik.com

Melalui evaluasi, kamu dapat menilai apakah tujuan penurunan berat badan atau kesehatan kamu tercapai, apakah pola makan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan tubuh, dan apakah ada perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Evaluasi juga membantu kamu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan diet, sehingga kamu dapat membuat perubahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kesehatan secara efektif.

(Magang/Robiul Adil Robani)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags