Brilio.net - Otot adalah komponen penting dalam tubuh manusia yang mendukung kelancaran aktivitas sehari-hari. Sebagai mesin gerak, otot bekerja secara sinergis untuk memungkinkan kamu bergerak, beraktivitas, dan menjalankan kegiatan fisik lainnya. Dengan otot yang kuat dan sehat, kamu dapat melakukan berbagai aktivitas dengan lebih efisien dan tanpa kendala.
Salah satu peran utama otot adalah sebagai penopang postur tubuh. Otot membantu menjaga tubuh tetap tegak dan seimbang, sehingga kamu dapat berdiri, duduk, atau berjalan dengan lancar. Selain itu, otot juga berperan dalam menjaga stabilitas sendi-sendi. Dimana otot yang kuat mampu menjaga sendi tetap dalam posisi yang benar dan mengurangi risiko cedera saat bergerak.
BACA JUGA :
Waspada penyakit lupus, kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya
Begitu pentingnya otot dalam menjaga fungsi sendi tentu harus selalu diperhatikan. Otot yang lemah akan menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dengan efisien. Ketika otot tidak cukup kuat, melakukan tugas-tugas sederhana seperti mengangkat barang, berjalan jarak jauh, atau naik tangga bisa menjadi lebih sulit dan melelahkan.
Selain itu, otot yang lemah juga dapat meningkatkan risiko cedera. Ketika otot tidak mampu menopang tubuh dengan baik, sendi-sendi menjadi lebih rentan terhadap cedera karena beban tubuh tidak terdistribusi dengan baik. Ini bisa mengakibatkan cedera seperti terkilir, ketegangan otot, atau bahkan patah tulang dalam kasus yang lebih serius.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak otot yang lemah pada aktivitas keseharian, penting bagi kamu untuk merawat dan menguatkan otot secara teratur. Melalui latihan yang tepat dan gaya hidup sehat, kamu dapat meminimalkan risiko otot lemah dan memastikan bahwa tubuh tetap kuat dan sehat untuk melakukan berbagai aktivitas.
BACA JUGA :
Mengenal bipolar disorder penyakit yang sempat diderita Mike Tyson hingga alami perubahan mood ekstrem
Berikut tips menjaga kekuatannya agar aktivitas berjalan lancar, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (16/5).
Penyebab kelemahan otot
1. Gejala kelelahan pada otot
Kondisi otot mengalami penurunan kemampuan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan, seringkali setelah aktivitas fisik berlebihan atau berulang. Ini terjadi karena berbagai faktor, termasuk penurunan cadangan energi seperti glikogen, penumpukan produk limbah metabolik seperti asam laktat, serta gangguan pada sinyal saraf yang mengontrol kontraksi otot. Akibatnya otot menjadi lemah, tidak mampu berfungsi secara optimal, dan memerlukan waktu pemulihan yang cukup sebelum dapat beroperasi dengan efisiensi penuh kembali.
2. Kekurangan mineral
Kekurangan mineral, terutama kalsium, magnesium, dan kalium, dapat menyebabkan otot melemah karena mineral-mineral ini memainkan peran krusial dalam fungsi otot. Kalsium diperlukan untuk kontraksi otot, karena membantu dalam pelepasan neurotransmiter yang memicu kontraksi serat otot.
Magnesium berperan dalam relaksasi otot setelah kontraksi, sedangkan kalium penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan tegangan membran sel otot. Kekurangan salah satu dari mineral ini dapat mengganggu proses kontraksi dan relaksasi otot, menyebabkan kram, kejang, dan kelemahan otot. Selain itu, ketidakseimbangan mineral ini juga dapat memengaruhi fungsi saraf yang mengontrol otot, memperburuk kondisi kelemahan otot tersebut.
3. Kurang olahraga
Kurangnya olahraga menyebabkan tubuh tidak mendapatkan rangsangan yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan massa otot dan kekuatannya. Saat otot tidak digunakan secara rutin, proses atrofi otot yang merupakan penyusutan dan pengurangan ukuran otot akan dapat terjadi, karena tubuh cenderung mengurangi massa otot yang dianggap tidak perlu.
Kurang olahraga juga mengakibatkan penurunan efisiensi sirkulasi darah, yang mengurangi suplai oksigen dan nutrisi penting ke otot. Hal ini mengakibatkan penurunan kapasitas otot untuk regenerasi dan perbaikan. Seiring waktu, otot yang jarang digunakan akan kehilangan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas, membuatnya lebih rentan terhadap cedera dan kelelahan.
4. Kurang tidur
Kelemahan otot akibat kurang tidur terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan proses pemulihan dan regenerasi vital selama tidur. Saat tidur, tubuh memperbaiki jaringan otot yang rusak dan memproduksi hormon pertumbuhan yang penting untuk pembentukan dan pemeliharaan massa otot. Kurang tidur juga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol, yang dapat memecah protein otot dan menghambat sintesis protein baru.
Selain itu, kurang tidur mengurangi energi dan menurunkan fungsi kognitif serta koordinasi motorik, sehingga otot menjadi lebih lemah dan kurang efisien dalam berkontraksi dan berfungsi. Akibatnya, individu yang kurang tidur akan mengalami penurunan kekuatan otot, kelelahan yang lebih cepat, dan penurunan performa fisik secara keseluruhan.
5. Defisiensi vitamin
Defisiensi vitamin, khususnya vitamin D dan vitamin B, dapat menyebabkan otot lemah karena vitamin-vitamin ini memainkan peran penting dalam kesehatan otot. Vitamin D membantu penyerapan kalsium yang esensial untuk kontraksi dan fungsi otot yang normal. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan meningkatkan risiko nyeri otot serta kelemahan, terutama pada orang dewasa dan lansia.
Vitamin B, terutama B12, B6, dan folat, berperan dalam produksi energi dan fungsi saraf. Kekurangan vitamin B dapat mengganggu metabolisme energi dalam otot dan merusak saraf yang mengontrol gerakan otot, sehingga menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot. Kombinasi kekurangan vitamin ini dapat secara signifikan mengurangi kemampuan otot untuk berfungsi secara optimal dan memperlambat proses pemulihan otot setelah aktivitas fisik.