Brilio.net - Olahraga merupakan salah satu cara paling sederhana untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan berolahraga dan aktif bergerak, tubuh akan lebih bugar dan kesehatan terjaga. Selain itu, olahraga tak hanya untuk kesehatan fisik saja lho, tapi juga mental. Salah satunya bisa mengatasi stres.
Bertujuan menjaga kesehatan, namun olahraga juga tak luput dengan serangan jantung. Seperti diketahui, kita sering melihat beberapa kasus seseorang yang sedang menjalani olahraga mengalami serangan jantung mendadak. Tak sedikit dari mereka yang berujung pada kematian.
BACA JUGA :
Kenapa rutin olahraga tetap bisa kena serangan jantung? Ini penjelasan
"Kita melihat sudah banyak sekali kasus orang-orang yang rajin olahraga, para atlet yang mengalami kematian mendadak akibat serangan jantung. Sebenarnya banyak faktor penyebab, seperti gaya hidup sehat, jenis olagraga dan lain sebagainya," ujar Dokter Jantung dan Pembuluh Darah dr. Ario Soeryo, dari Heartology Cardiovascular Center dalam konfrensi pers virtual bertajuk 'Serangan Jantung Karena Olahraga' baru-baru ini.
Lantas apa saja yah penyebab seseorang alami serangan jantung saat olahraga? Berikut ulasannya, Minggu (9/5).
1. Olahraga ekstrem
BACA JUGA :
Selain Didi Kempot, 6 seleb ini meninggal akibat serangan jantung
foto: pixabay.com
Pencinta olahraga ekstrim biasanya latihan keras dan memaksa tubuh melewati batas ketahanan normal. Misalnya lari marathon atau bersepada jarak jauh, terus menerus dalam kurun waktu singkat, dehidrasi, cedera dan kelelahan berlebihan.
"Ketika jantung harus dipaksa bekerja keras terus menerus, jantung akan mengalami perubahan bentuk, misalnya penebalan dinding jantung dan pada beberapa orang akan memperberat terbentuknya jaringan parut jantung," jelasnya.
2. Kelainan otot jantung
foto: pixabay.com
Kelainan otot jantung ini salah satunya bermanifestasi sebagai gangguan irama yang dapat menggangu fungsi jantung. Akibatnya, pencinta olahraga ini terancam resiko henti jantung mendadak atau mati mendadak.
"Dimana gelombang otot jantung pada olahragawan ini, karena aktivitas olahraga (berat) menyebabkan penebalan otot, yang berkembang jadi penebalan otot yang tidak normal," jelasnya.
3. Gaya hidup tidak sehat
foto: pixabay.com
Penerapan gaya hidup yang buruk seperti merokok dan makan makanan tidak sehat dengan berat badan yang berlebihan menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung mendadak
4. Penebalan otot jantung
foto: pixabay.com
Ketika jantung harus 'dipaksa' bekerja keras secara terus menerus, jantung akan mengalami perubahan bentuk, seperti penebalan otot jantung.
"Penebalan otot ini, membuat aliran darah dari jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh jadi tidak efisien. Otot jantung yang tebal ini, sifatnya jadi tidak normal karena di dalamnya terdapat sumber aliran listrik yang nggak normal. Ini bisa menimbulkan gangguan irama, sehingga bila timbul sewaktu-waktu bisa mengarah pada kematian mendadak," imbuhnya.
Untuk menghindari hal tersebut, Dokter Ario menyarankan para pencinta olahraga esktrem untuk rutin cek jantung dengan ekokardiografi secara rutin, apabila ada riwayat keluarga meninggal mendadak dan apabila terdapat kelainan pada rekam jantung.
Ekokardiografi juga dapat menunjukkan area otot jantung yang tidak memompa secara kuat karena suplai darah yang buruk atau terdapat suatu cedera akibat serangan jantung sebelumnya.
"Berdasarkan hasil ekokardiografi, dokter dapat menyarankan hal yang perlu dilakukan, agar tetap dapat olahraga dengan jantung aman," jelasnya.