Brilio.net - Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di daerah tropis dan subtropis yang merupakan tempat nyamuk Aedes berkembang biak. Dalam upaya melawan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini, bioteknologi yang muncul dimanfaatkan pemerintah sebagai solusi inovatif untuk menanggulangi penyebaran DBD. Mulai dari nyamuk yang dimodifikasi secara genetik hingga alat diagnostik yang canggih, bidang bioteknologi merombak cara mendekati dan mengelola DBD.
Salah satu kemajuan paling menjanjikan dalam bioteknologi adalah pengembangan nyamuk yang dimodifikasi secara genetik. Nyamuk ini dirancang untuk menjadi resisten terhadap virus dengue, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk menularkan penyakit DBD kepada manusia. Uji lapangan dari nyamuk yang dimodifikasi secara genetik ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan penurunan signifikan dalam populasi nyamuk dan insiden kasus DBD di area yang diobati.
BACA JUGA :
Sempat dialami Nikita Willy usai jadi ibu, kenali brain fog, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya
Bakteri Wolbachia muncul sebagai terobosan penting dalam bidang bioteknologi, khususnya pengendalian penyakit menular yang disebarkan oleh nyamuk. Bakteri ini secara alami ditemukan pada berbagai spesies serangga, termasuk nyamuk dan memiliki kemampuan unik untuk mengubah reproduksi inangnya. Dengan memanfaatkan sifat-sifat ini, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan strategi baru yang mengandalkan bakteri Wolbachia untuk mengendalikan populasi nyamuk yang menyebarkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria, dan zika.
Salah satu metode yang paling menonjol adalah penggunaan Wolbachia untuk menghasilkan nyamuk yang tidak mampu menularkan penyakit. Melalui teknik penularan bakteri dari induk betina ke keturunannya, populasi nyamuk dapat secara bertahap diubah sehingga semakin banyak individu yang membawa Wolbachia dan semakin sedikit yang dapat menularkan penyakit. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam mengurangi tingkat penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, dengan hasil yang menjanjikan dalam uji lapangan di berbagai negara.
Berikut brilio.net telah melansir dari berbagai sumber, Selasa (11/6), fakta tentang bakteri Wolbachia yang telah memberikan pengaruh besar dalam penanggulangan DBD.
BACA JUGA :
7 Makanan penyebab kentut jadi bau dan lebih sering, hati-hati konsumsi berlebihan
Fakta tentang bakteri Wolbachia.
1. Dapat membuat nyamuk DBD betina mandul.
foto: pixabay.com
Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk yang telah diinfeksi oleh bakteri Wolbachia, sebuah bakteri endosimbion yang dapat hidup di dalam sel inangnya. Penelitian telah menunjukkan Wolbachia memiliki kemampuan untuk mengubah reproduksi nyamuk, yang dapat digunakan sebagai strategi pengendalian populasi nyamuk. Salah satu cara utama Wolbachia memengaruhi nyamuk adalah melalui fenomena yang disebut inkompatibilitas sitoplasma (cytoplasmic incompatibility).
Inkompabilitas sitoplasma akan membuat hasil dari perkawinan pada jantan terinfeksi dan betina normal telurnya tidak dapat menetas. Hal ini disebabkan oleh ketidakcocokan antara bahan genetik dari ayah yang terinfeksi dan ibu yang tidak terinfeksi, yang menyebabkan gangguan dalam pembentukan embrio. Akibatnya, populasi nyamuk secara keseluruhan dapat berkurang karena telur-telur tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Sebaliknya, ketika nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia kawin dengan betina yang juga terinfeksi, atau ketika nyamuk betina yang terinfeksi kawin dengan nyamuk jantan yang tidak terinfeksi, telur-telur tetap dapat menetas. Hal ini menunjukkan bahwa Wolbachia tidak merugikan nyamuk yang telah terinfeksi, melainkan hanya memengaruhi kompatibilitas reproduksi antara nyamuk yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi.
2. Wolbachia tidak dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk.
foto: pixabay.com
Wolbachia tidak dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Hal ini disebabkan Wolbachia merupakan parasit yang bersifat spesifik terhadap inangnya, dalam hal ini serangga. Wolbachia tidak memiliki mekanisme atau struktur seluler yang memungkinkannya untuk bertahan hidup atau berkembang biak dalam tubuh mamalia, termasuk manusia. Dengan begitu, meskipun nyamuk yang membawa Wolbachia menggigit manusia, bakteri tersebut tidak dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan tersebut.
Meskipun demikian, Wolbachia telah menjadi subjek penelitian yang menarik dalam upaya untuk mengendalikan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dan malaria. Penelitian telah menunjukkan, serangga yang terinfeksi Wolbachia dapat memiliki penurunan kemampuan untuk mentransmisikan patogen penyakit saat menggigit, yang dapat membantu dalam upaya pengendalian populasi nyamuk yang membawa penyakit tersebut.
3. Efek ketika Wolbachia tertelan manusia.
foto: pixabay.com
Ketika Wolbachia tertelan ke dalam pencernaan manusia, kemungkinannya adalah bakteri tersebut akan mengalami kerusakan atau tereliminasi oleh asam lambung yang sangat asam. Sebagai bakteri yang memiliki hubungan simbiontik dengan inang serangga, Wolbachia tidak dapat bertahan atau berkembang biak dalam lingkungan asam seperti dalam lambung manusia.
Selain itu, tubuh manusia memiliki sistem kekebalan yang kuat yang akan merespons keberadaan bakteri asing, termasuk Wolbachia. Sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk menghilangkan bakteri tersebut dari tubuh melalui berbagai mekanisme pertahanan, seperti produksi antibodi dan aktivasi sel-sel kekebalan tertentu.
4. Pelepasan Wolbachia di alam tidak membahayakan hewan.
foto: pixabay.com
Wolbachia adalah bakteri endosimbion yang menginfeksi banyak jenis serangga dan beberapa invertebrata lainnya, namun mereka tidak membahayakan spesies apapun dalam ekosistem. Hal ini karena Wolbachia tidak mematikan serangga secara langsung, melainkan memodifikasi aspek reproduksi mereka, seperti melalui inkompatibilitas sitoplasma.
Selain itu, tidak ada serangga yang menjadi satu-satunya makanan bagi predator tertentu, sehingga pengendalian populasi serangga melalui Wolbachia tidak akan mengganggu rantai makanan secara signifikan. Dengan demikian, penggunaan Wolbachia sebagai alat biokontrol aman bagi lingkungan karena tidak menimbulkan risiko bagi spesies lain atau keseimbangan ekosistem.
5. Bakteri Wolbachia aman bagi manusia.
foto: pixabay.com
Wolbachia adalah bakteri yang secara alami menginfeksi berbagai serangga, termasuk nyamuk dan sangat mungkin manusia terpapar bakteri ini melalui kontak dengan serangga yang terinfeksi. Namun, tidak ada laporan kasus penyakit yang disebabkan oleh Wolbachia pada manusia. Nyamuk ini memiliki hubungan yang sangat spesifik dengan inang serangga mereka dan tidak dapat menginfeksi atau menyebabkan penyakit pada manusia.
Penelitian telah menunjukkan bahwa Wolbachia aman bagi manusia dan tidak berisiko menyebabkan penyakit manusia, sehingga dapat digunakan dengan aman dalam program pengendalian nyamuk untuk mengurangi penyebaran penyakit, seperti demam berdarah dan Zika.
(Magang/Robiul Adil Robani)