Brilio.net - Keputusan Pemerintah DKI Jakarta menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuktikan masih kurangnya kedisiplinan masyarakat akan protokol kesehatan. Padahal cepat atau lambatnya masa pandemi berakhir merupakan tanggung jawab bersama setiap individu.
Momen PSBB tahap ke-2 ini menjadi 'tamparan' bagi diri sendiri agar lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Yang tak kalah penting, memulai gaya hidup sehat juga perlu diterapkan selama PSBB untuk menjaga daya tahan atau imunitas tubuh.
BACA JUGA :
10 Manfaat olahraga naik turun tangga, termasuk atasi insomnia
Gaya hidup sehat ini bisa dimulai dengan rajin olahraga dan sarapan. Meski terlihat sepele, nyatanya ada harga mahal yang harus dibayar jika jarang olahraga dan sarapan, terlebih pada masa pandemi.
Apa saja itu? Dihimpun Brilio.net dari berbagai sumber, Senin (28/9), berikut lima efek buruk yang terjadi terhadap kesehatan jika tidak aktif olahraga dan sarapan bernutrisi berdasarkan pendapat para ahli.
1. Tingkat obesitas meningkat jika hanya menonton TV saja.
BACA JUGA :
Sukses turun belasan kilo, ini tips diet 6 seleb usia 40-an
foto: shutterstock.com
Momen di rumah saja saat PSBB jangan hanya dihabiskan dengan rebahan sambil nonton TV. Bukan tanpa alasan, penelitian dari Nurses' Health Study menemukan hubungan kuat antara menonton televisi dan obesitas.
Para peneliti melibatkan lebih dari 50 ribu wanita paruh baya selama enam tahun, dan mengamati pola makan dan kebiasaan aktivitas mereka. Penelitian ini menunjukkan, setiap dua jam yang dihabiskan wanita untuk menonton televisi setiap hari, mereka memiliki risiko 23% lebih tinggi untuk menjadi gemuk dan 14% lebih tinggi berisiko terkena diabetes.
Semakin sering menonton televisi, semakin besar kemungkinan untuk menambah berat badan atau meningkatkan risiko diabetes, terlepas dari seberapa banyak aktivitas waktu luang dan berjalan kaki yang para wanita paruh baya ini lakukan.
2. Risiko penyakit meningkat.
foto: shutterstock.com
Tidak aktif berolahraga ternyata dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Seperti studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation pada 2010, para peneliti memperkirakan bahwa fisik yang tidak aktif menyumbang 6% dari beban penyakit jantung dan 7% diabetes tipe 2. Bahkan, kebiasaan buruk ini juga menyebabkan 9% kematian dini. Statistik mengejutkan ini menunjukkan bahaya yang terkait dengan ketidakaktifan dalam perspektif secara garis besar.
Bukan hanya itu, sering melewatkan sarapan juga berdampak pada risiko penyakit. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2010 dalam The American Journal of Clinical Nutrition meneliti pola sarapan beberapa ribu orang Australia pada tahun 1985, ketika mereka masih anak-anak, dan kemudian sekitar 20 tahun kemudian, saat mereka dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan para peserta yang melewatkan sarapan saat anak-anak maupun sudah dewasa memiliki berat badan berlebih, ukuran pinggang lebih besar, kadar kolesterol LDL lebih tinggi, dan pola makan kurang sehat dibandingkan mereka yang rutin sarapan di kedua waktu hidup mereka.
3. Terlalu lama duduk meningkatkan risiko kematian.
foto: shutterstock.com
Penelitian dalam jurnal American Journal of Epidemiology pada 2010 menemukan orang yang sering menghabiskan waktu setiap hari untuk menonton televisi, duduk, atau mengendarai mobil memiliki peluang lebih besar mengalami kematian dini daripada orang yang lebih aktif.
Jadi, jangan malas lagi olahraga minimal 15-30 menit per hari dan kurangi waktu duduk untuk menjaga kesehatan.
4. Tidak aktif bisa mengubah metabolisme.
foto: shutterstock.com
Kebanyakan rebahan dan duduk bisa mengubah metabolisme tubuh. Menurut studi dalam jurnal American College of Cardiology yang terbit pada 2013, para peneliti berspekulasi duduk selama berjam-jam dapat mengubah metabolisme seseorang. Perubahan metabolisme ini terjadi dengan cara meningkatkan obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kronis lain.
5. Jarang olahraga meningkatkan risiko kanker.
foto: shutterstock.com
Selain penyakit jantung dan diabetes, malas bergerak juga bisa meningkatkan risiko munculnya kanker. Berdasarkan studi pada jurnal Circulation (2010), para peneliti memperkirakan risiko munculnya kanker payudara dan kanker usus besar sebesar 10% pada orang yang jarang olahraga.
Nah, itu dia bahaya yang mengintai jika malas olahraga dan sarapan. Bikin merinding, ya? Nggak ada alasan lagi deh untuk menunda gaya hidup sehat dengan rutin olahraga dan sarapan penuh nutrisi.
Ya, olahraga dan sarapan memang tak bisa dipisahkan. Sarapan menjadi waktu makan paling berharga bagi tubuh karena dapat mengembalikan energi, terutama setelah olahraga. Sarapan juga bisa memengaruhi mood saat memulai aktivitas pada pagi hari.
Jadi, pastikan kamu mengonsumsi sarapan penuh nutrisi. Apalagi kini ada sarapan yang praktis, bahkan siap minum. Tak lain adalah Good To Go yang memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Minuman susu sereal pertama di Indonesia ini sangat cocok jadi menu sarapan karena mengandung nutrisi karbohidrat yang setara dengan dua lembar roti gandum dan proteinnya setara dengan satu butir telur.
foto: Istimewa
Kandungan sereal yang ada di dalam Good To Go juga siap bikin kamu #GoTerus beraktivitas dari pagi. Mulai dari beras merah sebagai sumber karbohidrat yang membuat rasa kenyang lebih lama, gandum yang tinggi kandungan serat baik, oat yang membantu melindungi kesehatan pencernaan, dan malt yang mampu mengubah karbohidrat menjadi energi dalam tubuh. Selain itu, Good To Go juga kaya vitamin B dan sumber serat; salah satu kandungan yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh, khususnya kesehatan metabolisme.
Nah, dengan segudang nutrisinya, jadi penting sekali pada masa pandemi ini untuk selalu sedia susu sereal Good to Go di rumah. Yuk, ubah pola hidupmu dengan rajin sarapan sekarang juga di sini.