Brilio.net - Kesehatan merupakan investasi jangka panjang yang wajib dilakukan setiap orang. Tak terkecuali bagi mereka yang sudah memasuki usia senja. Penting untuk menjaga pola hidup tetap sehat agar kondisi fisik terjaga. Salah satu caranya yakni mengatur asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Setiap makanan yang masuk perlu dicermati nutrisinya. Nutrisi inilah yang menjadi bahan bakar untuk metabolisme tubuh. Jika metabolisme tubuh baik, maka tubuh kamu pun akan terasa sehat. Di usia 50 tahun ke atas, banyak penyakit yang mungkin menghampiri jika kamu tidak menerapkan pola makan sehat sedari dini. Penyakit tersebut di antaranya serangan jantung, diabetes, osteoporosis, kanker, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA :
Bukan cuma bikin pusing, ini 10 dampak cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh
Melansir invigormedical.com, menurut penelitian dari National Institute on Aging, pola makan yang seimbang dan sehat untuk usia diatas 50-an harus memperhatikan nutrisi, vitamin, dan mineral yang tepat agar metabolisme tetap terjaga.
Metabolisme akan secara alami melambat seiring bertambahnya usia. Dalam hal ini, pola makan yang sehat bisa membantu untuk menguatkan metabolisme secara aktif. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari masalah kesehatan seperti tulang rapuh, menurunnya daya ingat dan fungsi otak, menurunnya sistem kekebalan tubuh dan lain sebagainya.
Untuk menjaga metabolisme dan nutrisi yang masuk ke tubuh, kamu bisa menghindari beberapa makanan berikut saat memasuki usia 50-an. Brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber, Sabtu (18/5), 5 makanan yang sebaiknya dihindari di usia 50-an agar tetap sehat, awet muda dan panjang umur.
BACA JUGA :
15 Penyebab kelemahan otot dan tips untuk menjaganya, agar aktivitas berjalan lancar
1. Makanan olahan dan kemasan.
foto: freepik.com
Di usia 50 tahun, penting untuk memperhatikan asupan makanan karena tubuh cenderung lebih rentan terhadap dampak buruk dari makanan olahan dan kemasan. Makanan olahan seringkali mengandung tambahan bahan kimia seperti pengawet, pemanis buatan, pewarna, dan pengental, yang dapat berkontribusi pada risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Konsumsi makanan olahan juga cenderung tinggi garam, lemak jenuh, dan gula tambahan, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, kolesterol tinggi, dan obesitas. Selain itu, makanan olahan seringkali rendah serat dan nutrisi esensial lainnya, yang dapat mengganggu fungsi pencernaan, menurunkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan risiko gangguan metabolik.
Selain makanan olahan, makanan kemasan juga dapat membawa risiko kesehatan yang serupa pada usia 50 tahun. Makanan kemasan sering mengandung tingkat sodium yang tinggi untuk memperpanjang umur simpan produk, yang berkontribusi pada peningkatan tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Selain itu, makanan kemasan juga cenderung mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan mengganggu kadar kolesterol dalam darah.
Penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam makanan kemasan juga berisiko mengganggu hormon, fungsi organ, dan menyebabkan kanker. Oleh karena itu, membatasi konsumsi makanan olahan dan kemasan serta memilih makanan segar dan alami menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan di usia 50 tahun.
2. Minuman manis.
foto: freepik.com
Minuman manis diketahui tinggi gula tambahan, kalori, dan kurang nutrisi esensial, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Minuman manis dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit terkaitnya seperti diabetes tipe 2. Konsumsi gula berlebihan dari minuman manis dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang berlebihan, karena kalori tambahan yang tidak disertai dengan nutrisi. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2, di mana tubuh menjadi resisten terhadap insulin, menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Selain itu, minuman manis juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
3. Gorengan.
foto: freepik.com
Mengkonsumsi gorengan secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan. Gorengan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti risiko obesitas atau peningkatan berat badan, kurang serat, dan radang tenggorokan.
4. Produk susu tinggi lemak.
foto: freepik.com
Mengonsumsi produk susu tinggi lemak bisa berdampak negatif pada kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Produk susu tinggi lemak seperti susu full cream, keju, dan mentega mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke karena dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah.
Selain itu, mengonsumsi produk susu tinggi lemak yang kaya kalori dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Pada usia 50 tahun, di mana metabolisme cenderung melambat, mengkonsumsi produk susu tinggi lemak secara berlebihan dapat mengakibatkan penumpukan lemak tubuh yang lebih cepat.
5. Daging merah.
foto: freepik.com
Konsumsi daging merah yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah. Selain penyakit jantung, daging merah bisa menyebabkan kanker. Zat-zat karsinogenik yang terbentuk selama proses pengolahan daging merah, seperti proses pengasapan, pemanggangan, atau pemanggangan pada suhu tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker.