Brilio.net - Memiliki gaya hidup yang tidak sehat tentu menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang membahayakan. Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk melakukan pola hidup sehat mulai dari mengonsumsi asupan bernutrisi dan rutin olahraga.
Dari sekian banyaknya penyakit mengintai yang disebabkan pola hidup tidak sehat. Salah satu penyakit mengerikan itu adalah diseksi aorta. Penyakit yang berujung pada kematian ini tergolong jarang diketahui banyak orang.
BACA JUGA :
10 Minuman untuk menurunkan tekanan darah tinggi, ampuh dan alami
Aorta sendiri merupakan pembuluh darah paling besar di jantung yang menghubungkan cabang pembuluh darah ke seluruh tubuh. Bila mengalami penyakit ini, biasanya pembuluh darah pasien robek atau mengalami pembengkakan hingga pecah sehingga menimbulkan kematian.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), aneurisme aorta menyebabkan 9.923 kematian pada 2018 dan sekitar 58 persen kematian karena aneurisma aorta atau diseksi aorta terjadi pada pria.
Berdasar laporan National Center for Biotechnology Information (NCBI) mencatat bahwa insiden terjadinya diseksi aorta adalah 5-30 kasus per satu juta orang dengan rentang usia 40-70 tahun. Penyakit aorta sendiri terjadi pada pembuluh darah arteri terbesar yang memanjang dari jantung hingga perut bawah.
BACA JUGA :
Waspada hipertensi dengan mengenali 6 gejala tak biasa ini
Kali ini, brilio.net akan membahas lebih dalam mengenai penyakit ini. Berikut ulasannya seperti dikumpulkan dari berbagai sumber, Jumat (13/11).
1. Apa itu aorta?
foto: freepik.com
Aorta sendiri merupakan pembuluh darah paling besar di tubuh. Aorta ini terhubung dari dada, punggung dan perut. Sebagai pembuluh darah paling besar, aorta sumber dari cabang pembuluh darah di seluruh tubuh.
Seseorang yang mengalami penyakit aorta, biasanya pembuluh darah mengalami robek atau pembekakan. Fatalnya, penyakit ini bisa menyebabkan kematian mendadak bagi pasien.
2. Penyebab timbulnya penyakit aorta
foto: pixabay
Kebanyakan, penyakit ini diderita oleh orang-orang yang sudah memiliki riwayat penyakit bawaan. Pasien hipertensi menjadi golongan dengan risiko tinggi penyakit mengerikan ini.
Dijelaskan Dokter Sub-spesialis Intervensi Kardiologi dan Vaskular Heartology dr Suko Adiarto, Sp.JP (K), ketika pasien hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol dengan baik, maka risiko penyakit aorta menjadi sangat tinggi. Oleh sebab itu, pasien dengan penyakit hipertensi harus rajin mengecek tekanan darah.
"Ini terjadi karena semakin tinggi tekanan darah pasien, maka risiko robeknya aorta semakin tinggi. Kalau sudah robek, pasien bisa meninggal dunia," ujar Dokter Suko dalam Webinar bertema 'Operasi Bentall pada Diseksi Aorta, Salah Satu Operasi Tersulit di Dunia', Jumat, (13/11).
3. Gejala yang ditimbulkan
foto: pixabay
Sayangnya, lanjut Dokter Suko, diagnosis penyakit ini tidak mudah dan gejala setiap orang berbeda. Namun hal yang mudah dikenali dari pasien hipertensi yang mengalami penyakit aorta adalah nyeri di bagian dada.
"Nyeri dadanya tuh yang tiba-tiba berat sekali. Kalau penyakit jantung koroner skala nyeri paling 10, dia akan terjadi gradual, 3, 7, 10. Tapi kalau penyakit aorta dari 9 langsung 10," tambahnya.
4. Siapa saja yang berisiko mengalami penyakit ini
foto: pixabay
Kebanyakan dari mereka yang mengalami penyakit ini biasanya yang sudah memiliki penyakit bawaan yaitu hipertensi. Selain itu juga riwayat keluarga, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma Marfan) juga berisiko alami penyakit ini.
"Penyakit ini juga biasanya terjadi pada orang-orang yang sudah berusia lanjut. Kalau laki-laki 45 tahun dan perempuan 55 tahun," terang dokter yang praktik di Rumah Sakit Brawijaya Hospital Raharjo.
5. Hal-hal yang harus dihindari bagi penderita diseksi aorta
foto: pixabay
Banyak hal yang harus dihindari pasien penderita aorta. Dokter Bedah Thoraks dan Kardiovaskular dr Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV(K) mengatakan dikarenakan aorta penyakit yang banyak dialami oleh pasien hipertensi, jadi pasien harus mengontrol asupan makanan terutama makanan yang dapat memicu tekanan darah naik.
"Kalau punya riwayat hipertensi, semua diet yang dianjurkan harus dilakukan seperti mengontrol asupan garam. Itu ngaruh banget," tutur Dokter Dicky.
6. Cara mengurangi risiko
foto: pixabay
Berdasar kondisinya, ada dua jenis aorta yang robek: tipe A dan tipe B. Yang paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A, sebab, bagian aorta yang robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens.
Penanganannya juga harus melalui operasi. Beda dengan tipe B, yang umumnya bisa diatasi dengan obat atau dengan intervensi endovaskular. Pada tipe yang lebih berat memerlukan kombinasi berupa bedah dan endovascular.
"Pada bedah aorta ini memang yang paling tinggi detajatnya. Selain risikonya juga tinggi, kita menggunakan teknologi yang canggih. Makanya bedah ini juga biayanya cukup mahal," pungkas Dokter Dicky.