Brilio.net - Cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak di Indonesia. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, angka prevalensi cacingan pada anak usia sekolah masih cukup tinggi, mencapai 60-80% di beberapa wilayah. Oleh karena itu, pemberian obat cacing bagi anak menjadi salah satu tindakan penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan si buah hati.
Obat cacing bagi anak memiliki berbagai manfaat yang penting untuk diketahui. Pemberian obat cacing dapat membantu membebaskan anak dari infeksi parasit, meningkatkan nafsu makan, serta mendukung perkembangan fisik dan mental anak. Namun, pemahaman tentang jenis-jenis obat cacing serta efek sampingnya perlu diperhatikan agar penggunaannya dapat dilakukan dengan tepat serta aman.
BACA JUGA :
Waspada kena angin duduk saat berkendara, pahami gejala dan 7 cara ampuh mengatasi dan pencegahannya
Mengonsumsi obat cacing secara rutin merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif untuk mengatasi masalah cacingan pada anak. Oleh sebab itu, pentingnya memahami manfaat, jenis, dan efek samping obat cacing akan membantu orang tua dalam memilih hingga memberikan pengobatan yang sesuai untuk anak-anak. Tujuannya agar menjaga kesehatan serta tumbuh kembang anak secara optimal.
Berikut ini 6 manfaat obat cacing bagi anak, ketahui jenis dan pahami efek sampingnya, yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (9/8).
Manfaat obat cacing bagi anak.
BACA JUGA :
Percepat proses penyembuhan, 9 buah-buahan ini dianjurkan dikonsumsi saat terserang DBD
foto: freepik.com
1. Terbebas dari infeksi parasit.
Infeksi cacing atau cacingan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak. Cacing parasit seperti cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi dapat menyebabkan gejala seperti perut kembung, diare, anemia, malnutrisi, dan gangguan perkembangan.
Pemberian obat cacing dapat membunuh sekaligus mengeluarkan cacing-cacing tersebut dari tubuh anak, sehingga membebaskan si kecil dari infeksi parasit.
2. Meningkatkan nafsu makan
Anak-anak yang terinfeksi cacing parasit seringkali nggak nafsu makan. Hal ini dikarenakan cacing dapat menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sehingga menyebabkan anak merasa kenyang lebih cepat.
Ketika memberikan obat cacing dapat memulihkan nafsu makan anak, sehingga si kecil dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
3. Support pertumbuhan fisik anak.
Seringkali infeksi cacing yang berkepanjangan dapat menghambat perkembangan fisik anak, seperti stunting atau retardasi pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh malabsorpsi nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Dengan mengonsumsi obat cacing, sang buah hati bisa terhindar dari infeksi cacing. Alhasil penyerapan nutrisi dapat berjalan optimal sehingga mendukung pertumbuhan fisik yang sehat.
4. Tingkatkan performa belajar.
Selain berdampak pada kesehatan fisik, infeksi cacing juga dapat mempengaruhi kemampuan kognitif maupun performa belajar anak. Cacing dapat menyebabkan kelelahan, anemia, serta gangguan konsentrasi yang berdampak pada prestasi akademik anak.
Nah, ketika ibu memberikan obat cacing secara nggak langsung menghindari anak dari risiko kelelahan, anemia, hingga gangguan konsentrasi. Alhasil anak bisa menerima pelajaran dengan baik di sekolah, sehingga bisa meningkatkan kemampuan belajar maupun performa akademik anak.
5. Mengurangi risiko anemia.
Infeksi cacing tambang menjadi penyebab utama anemia pada anak-anak di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia. Cacing tambang mengisap darah dari dinding usus, yang dapat menyebabkan kekurangan zat besi dan anemia.
Anemia pada anak-anak dapat mengakibatkan kelelahan, kelemahan, dan perkembangan fisik yang tertunda. Menyadur riset dalam Journal of Infectious Diseases menunjukkan bahwa pemberian obat cacing dapat secara signifikan mengurangi prevalensi anemia pada anak-anak yang terinfeksi.
Dengan membasmi cacing tambang, obat cacing membantu meningkatkan kadar hemoglobin maupun mencegah anemia, yang sangat penting untuk kesehatan serta perkembangan anak.
6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Infeksi cacing dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak-anak, sehingga membuat si kecil lebih rentan terhadap infeksi lain.
Menurut studi dalam Nature Reviews Immunology, infeksi cacing kronis dapat mengubah respon imun tubuh sekaligus melemahkan pertahanan terhadap penyakit lainnya. Dengan menghilangkan infeksi cacing melalui obat cacing membantu memulihkan serta memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.
Tak kalah penting, mampu mengurangi penularan pada orang lain sehingga lingkungan sehat serta terbebas dari cacingan lebih terjaga.
Jenis-jenis obat cacing anak.
foto: freepik.com
1. Albendazole
Albendazole menjadi salah satu jenis obat cacing yang paling sering digunakan untuk anak-anak. Obat ini efektif dalam membunuh dan mengusir berbagai jenis cacing, seperti cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, serta cacing pita. Albendazole umumnya aman dikonsumsi anak dengan dosis yang tepat maupun dari pengawasan dokter.
2. Mebendazole
Mebendazole juga merupakan obat cacing yang sering diresepkan untuk anak-anak. Obat ini bekerja dengan menghambat penyerapan glukosa oleh cacing, sehingga dapat membunuh dan mengusir cacing dari tubuh. Mebendazole terbukti efektif maupun aman untuk mengobati infeksi cacing gelang, cacing kremi, serta cacing tambang pada anak.
3. Pyrantel pamoat
Pyrantel pamoat ialah jenis obat cacing yang bekerja dengan melemahkan sistem syaraf cacing, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan serta kematian pada cacing. Obat ini dianggap aman untuk mengobati infeksi cacing gelang maupun cacing tambang pada anak.
4. Ivermectin
Terakhirnya ada obat cacing ivermectin, jenis obat cacing yang efektif untuk mengobati infeksi cacing-cacing tertentu, seperti cacing kremi dan cacing tambang. Obat ini biasanya diresepkan untuk anak-anak dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan usia dan berat badan.
Dalam penggunaannya, jenis-jenis obat cacing di atas perlu diberikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Meski marak dijual dipasaran, obat cacing anak harus dilakukan berdasarkan hasil diagnosa dokter, usia anak, serta jenis cacing yang menginfeksi. Dengan mengikuti saran tenaga kesehatan yang kompeten, orang tua dapat memberikan pengobatan cacingan yang aman serta efektif bagi anak-anak.
Efek samping obat cacing anak.
foto: freepik.com
Meskipun obat cacing umumnya aman untuk anak-anak, namun ada beberapa kemungkinan efek samping yang perlu diketahui dan diwaspadai, antara lain:
1. Gangguan saluran pencernaan
Salah satu efek samping yang paling umum dari penggunaan obat cacing pada anak ialah gangguan pada saluran pencernaan. Anak-anak dapat mengalami gejala seperti mual, muntah, diare, dan perut kembung setelah mengonsumsi obat cacing. Hal ini disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap obat yang membunuh serta mengusir cacing dari dalam saluran pencernaan.
2. Reaksi alergi
Beberapa anak mungkin dapat mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi obat cacing tertentu. Gejala alergi yang mungkin timbul seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, dan sulit bernapas. Reaksi alergi yang parah perlu mendapatkan penanganan medis segera.
3. Sakit kepala dan pusing
Efek samping lain yang bisa terjadi yakni sakit kepala dan pusing. Hal ini dapat disebabkan oleh racun yang dilepaskan oleh cacing saat mati atau karena reaksi tubuh terhadap obat cacing.
4. Kelelahan dan letargi
Anak-anak kadang bisa merasa lelah dan lesu setelah mengonsumsi obat cacing. Hal ini terjadi karena proses pembunuhan maupun pengusiran cacing dari dalam tubuh sehingga membutuhkan energi yang cukup besar.
5. Gangguan tidur
Terakhir, anak juga dapat mengalami kesulitan tidur atau gangguan tidur setelah mengonsumsi obat cacing. Hal ini umumnya bersifat sementara dan akan mereda seiring berjalannya waktu.
Meskipun efek samping di atas dapat terjadi, namun risikonya relatif rendah jika obat cacing dikonsumsi sesuai dengan dosis dan petunjuk tenaga medis.
Selain itu, efek samping biasanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya. Jika terjadi reaksi yang parah, segera periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.