Brilio.net - Bibir sumbingadalah bentuk cacat pada tubuh bayi yang tidak fatal, artinya tidak mengganggu atau tidak berkaitan dengan keberlangsungan janin. Biasanya kondisi ini sudah terlihat sejak janin dalam kandungan. Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kelainan tersebut karena memiliki banyak faktor salah satunya genetik.
Dokter Ahli Bedah Plastik Mitra Smile Train Indonesia, dr. Yantoko, SpBP, RE mengatakan anak-anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing atau celah langit-langit berpotensi mengalami berbagai komplikasi kesehatan seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, berbicara, dan berisiko tinggi untuk mengalami malnutrisi.
BACA JUGA :
7 Manfaat bunga turi, mempercepat penyembuhan luka
"Terlebih, jika kondisi ini tidak ditangani segera, ada kemungkinan bahwa mereka dapat hidup dalam isolasi dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi akibat stigma yang muncul dari masyarakat," ujar Dokter Yantoko kepada media dalam acara Media Gathering Smile Train x SnackVideo di Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/5).
Dokter Yantoko menambahkan bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang kelainan penyakit tersebut. Sehingga ketika orang tua dikaruniai bayi bibir sumbing akan merasa takut dan saling menyalahkan antar pasangan.
"Pekerjaan kita cukup berat menyelesaikan sumbing ini karena sejak lahir menyerang psikis orang tuanya langsung. Mereka akan berpikir, 'aduh kok anakku begini, caranya gimana, orang tuanya nggak punya pengalaman dan pertama kali takut. Dan berujung orang tuanya saling menyalahkan," tambahnya.
BACA JUGA :
9 Jenis kacang populer di Indonesia beserta manfaatnya untuk kesehatan
Nah penasaran seperti apa penyebab dan dampak dari bibir sumbing? Berikut fakta menariknya.
1. Hingga saat ini penyebab bibir sumbing masih belum ditentukan dengan pasti karena penyebabnya multi faktorial. Misalnya obesitas, trauma hamil muda, dan yang dicuriagi paling tinggi adalah genetik.
foto: freepik
2. Selain itu juga kekurangan asam folat bisa menyebabkan kelainan bibir sumbing. Dokter Yantoko mengatakan pentingnya asupan asam folat untuk pertumbuhan otak dan jaringan lunak.
"Asam folat bisa dari susu, kacang-kacangan protein yang lain kaya daging, telur, dan ikan," tambahnya.
foto: freepik
3. Menurut Dokter Yantoko mengatakan bahwa kendala yang dihadapi oleh orangtua yang memiliki anak bibir sumbing adalah psikis.
"Mereka pasti malu. Jadi pertama yang harus dilakukan adalah memberi pengertian bahwa kamu nggak sendiri, setiap tiga menit ada kelahiran bayi sumbing di dunia," terangnya.
foto: freepik
4. Untuk memberikan gizi pada bayi sumbing, tentunya berbeda dari bayi yang lahir normal. Bayi sumbing tak bisa diberi ASI langsung dari payudara ibunya karena karena otot bibirnya terputus sejak kehamilan trimester pertama. Sehingga harus ada perlakuan khusus. Kalau tidak dibekali pengetahuan pemberian gizi tidak akan mendapat gizi cukup.
foto: freepik
5. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun kelainan bibir sumbing bisa dicegah dengan melalukan konsultasi pra nikah. Maksudnya adalah calon orangtua mengetahui kondisi tubuhnya secara lengkap apakah ada masalah atau enggak, misalnya asupan yang cocok untuk tubuhnya. Selain itu, Dokter Yantoko tidak menyarankan pernikahan saudara, misalnya menikah dengan sepupu sendiri.
foto: pixabay
6. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh bayi yang mengalami bibir sumbing adalah dengan melakukan operasi. Namun bayi tersebut baru bisa dilakukan tindakan operasi setelah usianya tiga bulan dengan berat badan 5 kilogram. Setelah bayi memasuki usia 1,5 tahun, diberi tindakan operasi untuk bagian langit-langit mulutnya.
foto: pixabay
7. Dokter Yantoko menjelaskan pentingnya melakukan operasi bibir sumbing agar si anak di masa depannya tidak mengalami bully dari orang sekitar. Selain itu, asupan gizi si anak bisa lebih maksimal.
"Nggak sedikit pasien bibir sumbing "jadi orang", ada yang jadi politikus, pengusaha, bahkan dokter. Saya lihat di Singapura ada yang jadi pramusaji dan mereka diperlakukan biasa, karena mendapat support dari lingkungan," pungkasnya.
foto: pixabay