Brilio.net - Gerd, salah satu penyakit yang lumrah menyerang setiap orang. Penyakit gerd atau istilah medisnya gastroesophageal reflux disease adalah kondisi yang menggambarkan ada simtom atau perubahan mukosa yang diakibatkan oleh gangguan sistem saluran pencernaan. Kondisi tersebut kemudian membuat asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan).
Ketika terjadi gerd atau aliran balik (refluks), bisa membuat si penderita merasakan sensasi perih sekaligus panas seperti terbakar di bawah tulang dada atau dikenal heartburn. Walau umum terjadi, jika dibiarkan begitu saja dapat memperburuk kesehatan saluran pencernaan. Akibatnya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA :
9 Komplikasi yang disebabkan karena asam lambung, ubah gaya hidup demi kesehatan jangka panjang
Siapa saja bisa menderita penyakit ini. Namun orang yang memiliki berat badan berlebih (obesitas), perokok aktif atau pasif, ibu hamil, orang yang punya gangguan jaringan ikat seperti scleroderma, hingga penderita hernia hiatus atau tonjolan bagian lambung yang melewati celah diafragma lebih rentan mengelami gerd.
Jika kamu sudah didiagnosis alami penyakit gerd maka sebaiknya hindari kebiasaan ini. Biar makin paham, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (10/7).
Kebiasaan yang wajib dihindari penderita GERD
BACA JUGA :
Viral pria tiba-tiba badannya kaku saat makan, ternyata penyebabnya penyakit yang kerap disepelekan
foto: freepik.com
Melansir dari Verywell Health, terdapat beberapa kebiasaan yang perlu dihindari pengidap gerd, di antaranya:
1. Makan secara berlebihan
Ketika makan makanan dalam jumlah yang besar atau makan secara berlebihan dalam satu waktu dapat berpotensi melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah (LES) atau katup antara kerongkongan dan lambung, karena terjadi tekanan terhadap LES tersebut.
Akibatnya menyebabkan nyeri ulu hati. Bagi penderita gerd, dianjurkan memiliki jam makan tersendiri namun bergantung pada preferensi individu. Selain itu, kamu perlu makan ketika merasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
2. Kebiasaan makan terlalu cepat
Kebanyakan orang punya kebiasaan makan yang terlalu cepat atau makan terburu-buru. Ketika makan cepat bisa menyebabkan refluks asam naik ke kerongkongan. Selain itu, sistem pencernaan akan lebih sulit berfungsi dengan baik karena tidak dikunyah dengan halus.
Daripada buru-buru, cobalah untuk mengunyah makanan 20 kali atau hitung sampai 20 sebelum menelan. Atau paling tidak, ambil gigitan makanan yang lebih kecil agar makanan lebih cepat halus.
3. Makan makanan yang memicu gerd
Selain itu, kebiasaan makan makanan yang sembarangan bisa memicu meningkatnya relaksasi pada LES. Pasalnya, berperan dalam produksi asam lambung berlebihan. Ketika terjadi relaksasi pada LES, makanan dan isi asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Adapun jenis makanan yang memicu gerd melalui refluks asam, di antaranya:
- Makanan yang digoreng atau berminyak
- Daging berlemak tinggi
- Saus krim
- Produk susu murni
- Cokelat
- Permen
- Minuman berkafein seperti minuman ringan, kopi, teh, dan kakao
Sementara, makanan yang dapat merangsang produksi asam meliputi:
- Minuman berkafein
- Minuman berkarbonasi
- Alkohol
- Makanan pedas atau asam.
- Buah jeruk dan jus seperti jeruk dan jeruk bali
- Produk berbahan dasar tomat
4. Berbaring terlalu cepat setelah makan
Kebiasaan selanjutnya yang perlu dihindari seperti berbaring setelah makan. Kondisi ini meningkatkan risiko asam lambung naik ke kerongkongan. Umumnya, diperlukan sekitar 5-6 jam bagi lambung untuk mengosongkan isi makanan maupun minuman yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penderita disarankan berhenti makan setidaknya 3-4 jam sebelum tidur.
Jika mengantuk usai makan, maka disarankan untuk tidur dalam posisi duduk supaya dapat membantu menjaga agar dada tetap dalam posisi lebih tinggi daripada perut. Hal ini baik untuk mencegah terjadinya refluks atau aliran balik isi lambung ke kerongkongan.
5. Jangan memakai pakaian ketat
Walau sepele, kamu perlu hindari kenakan pakaian ketat. Kebiasaan mengenakan pakaian ketat bisa memicu nyeri ulu hati. Pasalnya pakaian yang ketat atau ikat pinggang yang ketat bisa menekankan perut dan memaksa makanan melawan sfingter esofagus bagian bawah. Alhasil bisa menyebabkan terjadinya refluks.
6. Kebiasaan merokok
Bagi penderita gerd, wajib menghindari rokok baik pasif maupun aktif. Pasalnya, merokok dapat memicu meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, menyebabkan garam empedu berpindah dari usus ke lambung. Garam empedu ini bagian dari komponen empedu yang membantu mencerna lemak di usus halus.
Ketika garam empedu berpindah bisa membuat asam lambung lebih berbahaya. Nggak cuma itu, kebiasaan merokok juga menyebabkan melemahkan dan merelaksasi fungsi sfingter esofagus bagian bawah (LES), sehingga isi lambung bisa naik kembali ke kerongkongan.
7. Minum terlalu banyak saat makan
Cairan memang penting untuk tubuh, tetapi bagi penderita gerd perlu membatasi minum terlalu banyak saat makan. Minum terlalu banyak saat makan bisa mengakibatkan peningkatan volume di dalam lambung. Alhasil bisa memudahkan terjadinya refluks atau aliran balik isi lambung ke kerongkongan.
Penyebab asam lambung
foto: freepik.com
Umumnya gerd atau asam lambung terjadi dikarenakan melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik). Ketika paparan asam lambung terus-terusan naik ke kerongkongan (esofagus) bisa menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan seseorang.
Padahal sfingter esofagus ini merupakan otot penting yang berfungsi mencegah isi lambung mengalir ke esofagus. Jika dalam kondisi normal, otot tersebut berkontraksi sehingga makanan maupun isi lambung tidak mengalir ke kerongkongan. Sebaliknya, jika otot tersebut berelaksasi ketika makanan akan masuk ke lambung.
Refluks asam bisa menyebabkan sfingter ini melemah sehingga tidak bisa menutup dengan benar. Hal inilah yang menyebabkan cairan maupun isi lambung bisa naik kembali ke kerongkongan. Sejauh ini, ternyata kebiasaan makan yang kurang baik meningkatkan risiko gerd. Misalnya kebiasaan makan terburu-buru, sering makan dalam porsi yang banyak sekaligus, dan setelah makan langsung tidur.
Selain itu, pilihan makanan dengan rasa yang kuat seperti makanan yang tinggi asam, pedas, dan berminyak menyebabkan meningkatnya produksi asam lambung serta melemahkan otot sfingter esofagus bawah. Alhasil, memperlambat kinerja lambung dalam pengosongan lambung. Oleh karena itu, perlu menjaga waktu makan yang baik serta perhatikan asupan harian tubuh.
Gejala penyakit gerd
foto: freepik.com
Ketika asam lambung naik. dapat menyebabkan gejala gerd, di antaranya:
- Sensasi terbakar di dada (heartburn)
- Rasa asam atau pahit di mulut
- Mual dan muntah
- Bau mulut
- Suara serak
- Nyeri di dada, perasaan seperti ada angin di dada, atau nyeri ulu hati hilang timbul
- Sakit saat menelan atau kesulitan menelan
- Sensasi mengganjal di tenggorokan
- Kerongkongan sakit atau meradang (esofagitis)
- Perut kembung atau sering bersendawa
- Gigi sensitif dan mulut terasa asam
Selain itu, adapula gejala lainnya yang timbul mirip asma, seperti batuk kronis, sesak napas, atau mengi.
Sementara itu, gejala yang terjadi pada bayi dan anak-anak yang menderita gerd di antaranya:
- Lebih rewel dari biasanya. Terutama setelah makan
- Sering cegukan atau bersendawa
- Enggan makan atau hanya makan sedikit
- Bau mulut
- Suara serak
- Sering muntah
- Sulit tidur
- Mengi