1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
9 Desember 2022 02:42

17 Penyebab usus buntu, beserta gejala dan cara mengobatinya

Anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 20 tahun biasanya rawan terkena penyakit ini Dwiyana Pangesthi
foto: freepik.com

Salah satu penyakit pencernaan yang dialami oleh banyak orang yakni usus buntu. Penyakit usus buntu dapat menyerang semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Umumnya usus buntu terjadi pada orang dewasa namun usus buntu juga bisa terjadi pada anak.

Penyakit usus buntu atau apendisitis merupakan pembengkakan yang menyakitkan dan infeksi pada usus buntu. Hal ini terjadi akibat tersumbatnya pintu masuk usus buntu karena feses yang mengeras atau karena kelenjar getah bening yang membengkak di dalam dinding usus. Apabila tidak segera ditangani secara serius maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi penderita.

BACA JUGA :
7 Cara obati difteri secara alami, lengkap dengan gejala & penyebabnya


Penyebab usus buntu tidak selalu jelas, tapi terkadang bisa disebabkan karena infeksi virus, bakteri, atau jamur yang telah menyebar ke usus buntu yang menyebabkan pembengkakan jaringan apendiks yang menyebabkan apendisitis. Meski usus buntu ini tidak diketahui penyebab secara pasti namun gejala awalnya ini adalah sakit perut.

Anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 20 tahun rawan terkena penyakit ini. Sementara pada balita, kasus ini jarang ditemukan.

Untuk mengenal lebih lanjut tentang penyakit usus buntu, berikut 17 penyebab usus buntu, beserta gejala dan cara mengobatinya, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (8/12).

BACA JUGA :
Studi ungkap olahraga 22 menit bisa kurangi risiko infeksi Covid-19

Penyebab usus buntu.

foto: freepik.com


1. Infeksi.

foto: freepik.com

Salah satu penyebab usus buntu adalah infeksi di area usus buntu. Penyebab ini begitu umum terjadi. Infeksi pada usus buntu disebabkan oleh berbagai hal, seperti gangguan kuman, bakteri, parasit, penyumbatan dan berbagai masalah usus buntu lainnya. Infeksi pada usus buntu bisa menyebabkan peradangan dan membuat penyakit usus buntu menjadi lebih parah.

Nah, salah satu penyebab infeksi adalah bakteri dan kuman yang ada dalam usus buntu. Bakteri dan kuman bisa berkembang dengan cepat dan memicu peradangan. Perkembangan bakteri dan kuman ini dipicu oleh gangguan pada sistem saluran pencernaan.


2. Penyumbatan lapisan.

foto: freepik.com

Penyumbatan pada usus buntu tidak hanya dipengaruhi oleh benda asing di luar usus buntu saja. Penyumbatan usus buntu juga bisa disebabkan oleh pelintiran lapisan usus buntu itu sendiri. Pelintiran ini akan menyumbat saluran usus buntu dan membuatnya menjadi infeksi. Pada lapisan tertentu, lapisan usus bisa melintir.


3. Lendir.

foto: freepik.com

Lendir atau mucus tidak hanya ada di saluran rongga hidung yang tersumbat ketika batuk berdahak saja. Namun, akibat penyumbatan rongga dan lumen usus buntu, kemudian menjadi penuh dengan lendir yang selalu dihasilkan lapisan mukosa, lama-kelamaan appendix menjadi bengkak selain itu pertumbuhan bakteri dalam usus buntu pun meningkat.


4. Parasit.

foto: freepik.com

Parasit juga dapat mengakibatkan radang usus buntu. Parasit ini biasanya terjadi jika feses yang dibiarkan menumpuk dan tidak segera dikeluarkan dari saluran pencernaan. Tumpukan tersebut mengakibatkan saluran di area usus buntu dan memicu peradangan.


5. Kekurangan darah.

foto: freepik.com

Aliran darah yang lancar sangat memengaruhi kesehatan organ tubuh. Apabila organ-organ dalam tubuh mengalami kekurangan darah dan menyebabkan aliran darah ke seluruh organ terhambat, maka organ-organ tidak berfungsi secara maksimal dan mengalami gangguan.

Nah, hal ini juga berlaku pada usus buntu. Jika usus buntu kekurangan darah maka usus buntu dapat mengalami pembusukan. Itulah yang menyebabkan perut menjadi sakit.


6. Mengonsumsi makanan rendah serat.

foto: freepik.com

Memperlancar pencernaan salah satunya dengan mengonsumsi sayuran. Sayuran biasanya mengandung serat yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun untuk sebagian anak mungkin kurang tertarik mengonsumsi sayuran.

Nah, jika terlalu banyak mengonsumsi makanan rendah serat, maka feses akan mengeras dan sistem pencernaan menjadi terganggu dan menyebabkan penimbunan makanan di usus.


7. Makanan pedas.

foto: freepik.com

Siapa sangka jika makan makanan yang terlalu pedas dan dalam porsi yang berlebihan dapat menyebabkan usus buntu pada anak. Misalnya saja mengonsumsi makanan pedas yang dapat menyumbat usus dalam waktu yang cukup lama, dan bisa menjadikan atau memicu peradangan usus buntu. Sebaiknya aturlah pola makan pada anak, jangan memilih makanan yang terlalu pedas.


8. Penyumbatan pada usus.

foto: freepik.com

Penyebab usus buntu selanjutnya adalah karena adanya sumbatan pada usus buntu. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh feses, benda asing, atau bahkan sel kanker.

Penyumbatan ini kemudian dapat menjadi rumah baru bagi bakteri untuk berkembang biak. Hal ini lama kelamaan dapat mengakibatkan usus buntu jadi meradang, bengkak, dan dipenuhi dengan nanah.

Penyumbatan ini pun bisa bersifat sebagian atau seluruh menutupi saluran usus buntu. Bila penyumbatan menutup keseluruhan rongga usus buntu, ini perlu dioperasi.


9. Faktor genetik.

foto: freepik.com

Selain karena penyumbatan oleh feses maupun benda asing, faktor genetik ternyata turut ikut ambil bagian sebagai penyebab usus buntu akut. Sebanyak 56 persen penyebab usus buntu merujuk pada faktor genetik.

Penyebab usus buntu akut diturunkan oleh keluarga dilaporkan terkait dengan sistem HLA (antigen leukosit manusia) dan golongan darah. Mereka juga menemukan bahwa golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami usus buntu daripada golongan O.


10. Menahan kentut.

foto: freepik.com

Sering seseorang menahan kentut ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Siapa sangka, jika kamu memiliki kebiasaan menahan kentut, kamu bisa berisiko tinggi terkena usus buntu.

Hal ini dikarenakan orang yang sering menahan kentut membuat gas akan bertambah pada saluran pencernaan usus. Hingga membuat apendiks menjadi bengkak dan meradang.

Hal ini bisa menyebabkan dinding usus menjadi tipis dan akan lebih rentan terjadi peradangan dan pembengkakan pada rongga usus buntu.


11. Penumpukan feses.

foto: freepik.com

Penyebab usus buntu selanjutnya adalah terjadi penumpukkan feses. Sisa pencernaan dari zat-zat yang tidak lagi berguna bagi tubuh nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melalui proses BAB.

Feses tersebut akan mengeras hingga menyebabkan terjadinya usus buntu. Akumulasi feses tersebut bukan saja menyebabkan risiko usus buntu melainkan juga gangguan kesehatan lainnya seperti sembelit dan konstipasi.

Sejumlah gejala mengalami penumpukan feses bisa dirasakan pengidapnya dengan beberapa hal seperti nyeri perut dan distensi perut.


12. Cedera pada perut.

foto: freepik.com

Penyebab selanjutnya bisa disebabkan oleh cedera pada perut. Cedera pada perut tersebut mengakibatkan rasa sakit yang teramat sangat.

Ada beragam faktor penyebab munculnya cedera perut seperti olahraga, terkena benda tumpul. Terjatuh, ataupun penyebab lain yang membuat perut mengalami cedera.


13. Tumor pada perut.

foto: freepik.com

Penyebab usus buntu selanjutnya adalah adanya tumor pada perut. Tumor sendiri merupakan benjolan yang muncul akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara berlebihan.

Tumor dapat muncul pada daerah manapun di tubuh termasuk bagian sistem pencernaan. Kondisi ini juga menjadi penyebab usus buntu yang perlu diwaspadai. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti usus buntu yang mungkin terjadi.


14. Polusi udara.

foto: freepik.com

Polusi udara ternyata tak hanya mempengaruhi kesehatan pernapasan, namun juga bisa menyebabkan usus buntu. Hal ini dikarenakan paparan radikal bebas dari polusi udara yang masuk ke dalam tubuh.

Polusi udara diketahui bisa mengakibatkan orang rentan terkena risiko sakit usus buntu. Meski begitu pemeriksaan lebih lanjut masih diperlukan agar mengetahui secara pasti penyebab usus buntu.


15. Ada benda asing dalam pencernaan.

foto: freepik.com

Saat makan, seseorang sering kali tak sengaja tertelan biji atau pun duri. Masuknya benda asing ke dalam pencernaan ini dapat menimbulkan usus buntu karena dapat memicu peradangan pada usus. Apabila hal ini terjadi, maka bisa mengakibatkan usus mengalami peradangan dan infeksi.

16. Sering makan gorengan.

foto: pixabay.com

Sering mengonsumsi makanan yang digoreng juga merupakan kebiasaan yang tidak baik bagi tubuh. Segala macam makanan yang digoreng mempunyai zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh.

Lebih lagi jika makanan gorengan ini sering dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, kebiasaan ini perlu dihindari atau setidaknya dikurangi sedikit demi sedikit. Makanan yang lebih sehat bisa didapatkan dari makanan rebus atau kukus.

17. Gemar mengonsumsi makanan yang dibakar.

foto: pixabay.com

Sama halnya dengan makanan gorengan, mengonsumsi makanan yang dibakar juga dapat menjadi penyebab usus buntu. Makanan yang diolah dengan cara dibakar di atas arang, membuat makanan tersebut mengandung zat karsinogen yang dapat memicu terjadinya radang usus buntu bahkan hingga kanker.

Dengan demikian, untuk menghindari risiko ini lebih baik segera mengurangi konsumsi makanan yang dibakar seperti sate, ayam bakar, ikan bakar atau yang lainnya.

Gejala usus buntu.

foto: freepik.com


1. Sakit perut.
Umumnya gejala penyakit usus buntu yaitu merasakan sakit perut dimulai dengan rasa sakit di bagian tengah perut yang mungkin bisa hilang dan timbul. Dalam beberapa jam rasa sakit bergerak ke sisi kanan bawah perut.

Jika anak memang mengalami usus buntu, biasanya sakit perut akan terasa di bagian perut bawah. Ketika perut ditekan makan rasa sakit pun semakin menjadi.


2. Muntah.
Gejala lain yang bisa terjadi pada usus buntu pada anak dan dewasa yaitu mual dan muntah. Muntah cairan hijau. Ini bisa berupa empedu, pertanda torsi memutar atau tersumbat lambung atau usus. Kondisi tersebut harus dilakukan perawatan dengan cepat.


3. Demam.
Demam juga merupakan ciri usus buntu berikutnya. Di mana penderita usus buntu kerap mengalami demam berkisar antara 37 sampai 28 derajat Celcius.

Jika kondisi penderitanya semakin parah baka demamnya bisa mencapai 38 derajat Celcius disertai dengan peningkatan denyut jantung.


4. Sering buang air kecil.
Gejala selanjutnya yakni seseorang akan lebih sering buang air kecil. Hal ini tak lain karena usus buntu terletak di bawah panggul, sehingga posisinya bisa dibilang dekat dengan kandung kemih.

Pada saat kandung kemih bersinggungan dengan usus buntu yang sedang meradang, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi kandung kemih.


5. Susah buang angin.
Biasanya gejala usus buntu juga bisa terjadi bila seseorang kesusahan untuk buang angin. Tidak hanya itu usus buntu juga bisa berdampak pada gangguan sembelit dan juga diare. Apabila kamu mengeluh susah kentut, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan dan mewaspadai usus buntu.

Cara mengobati usus buntu.

foto: freepik.com


1. Jahe.
Jika peradangan pada usus buntu belum terlalu parah, maka pengobatan alami bisa dilakukan. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan jahe. Jahe juga sangat ampuh untuk membantu penyembuhan usus buntu secara alami.

Caranya mudah, cukup makan makanan jahe atau menyeduh jahe untuk mengurangi rasa mual dan muntah. Jahe juga sekaligus bersifat antibakteri dan antiinflamasi yang bisa menghangatkan tubuh sekaligus membunuh bakteri jahat dalam usus.


2. Kacang hijau.
Selanjutnya dengan mengonsumsi kacang hijau. Kacang hijau dikenal mengandung serat yang tinggi yang mudah dicerna sehingga dapat meluruhkan penyumbatan pada usus buntu.

Hal tersebut dikarenakan kandungan pada kacang hijau yang juga lengkap mulai dari karbohidrat, protein vitamin dan mineral.


3. Kunyit.
Bahan rimpang lainya yang dapat menyembuhkan yaitu kunyit. Kunyit dikenal sangat baik meredakan gejala pada usus buntu.

Selain membantu meredakan peradangan usus buntu, juga membunuh bakteri jahat. Kamu bisa mengonsumsi secara rutin 2-3 kali sehari untuk menyembuhkan usus buntu.


4. Operasi.
Pengobatan terakhir jika peradangan usus buntu sudah parah, maka biasanya paling sering dilakukan dengan operasi untuk membuang atau mengangkat usus buntu itu sendiri.

Dalam beberapa kasus, operasi ini berlangsung tidak lama setelah seseorang dinyatakan terserang penyakit ini.

Penulis: mg/Feni Listyani


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags