Brilio.net - Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis yang telah merenggut banyak nyawa di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes adalah penyebab kematian utama yang menduduki peringkat ketujuh secara global. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik, termasuk kerusakan organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. Diabetes tipe 2 yang merupakan bentuk yang paling umum, seringkali berkembang tanpa gejala yang jelas, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda awal agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan perawatan yang tepat.
Diabetes mempengaruhi cara tubuh memproses glukosa (gula darah) yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara signifikan. Jika kadar gula darah tidak terkendali, bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti neuropati, retinopati, dan nefropati, yang dapat berdampak serius pada kualitas hidup seseorang. Selain itu, diabetes juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, yang dapat memperpendek usia harapan hidup.
BACA JUGA :
Cegah diabetes sejak dini, ini jumlah asupan gula yang direkomendasikan untuk anak
Faktor penyebab diabetes.
foto: freepik.com
Diabetes melitus dapat muncul akibat berbagai faktor penyebab, yang sering kali melibatkan kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Salah satu penyebab utama adalah pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi berlebihan makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh. Sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
BACA JUGA :
IDAI sebut susu UHT tingkatkan risiko diabetes pada anak, ini 8 alasannya
Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif juga berperan besar dalam perkembangan diabetes. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga dua sampai empat kali lipat. Faktor genetik juga memainkan peran penting, seseorang dengan riwayat keluarga diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
Diabetes bisa menyerang siapa saja, sebelum penyakit ini menggerogoti tubuhmu dengan ganas, ada baiknya kamu mengetahui tanda-tanda awal diabetes sudah ada di dalam tubuh. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (2/8), berikut adalah 8 tanda ada diabetes dalam tubuh yang tidak boleh disepelekan.
Tanda ada diabetes dalam tubuh yang tidak boleh disepelekan.
foto: freepik.com
1. Sering haus dan banyak minum.
Salah satu tanda awal diabetes adalah rasa haus yang berlebihan dan peningkatan frekuensi minum. Ini terjadi karena tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urin, yang menyebabkan dehidrasi.
2. Sering buang air kecil.
Diabetes dapat menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari. Ini adalah respons tubuh terhadap kelebihan gula dalam darah yang dikeluarkan melalui urin.
3. Kelelahan yang berlebihan.
Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan energi secara efisien, menyebabkan rasa lelah yang konstan.
4. Penurunan berat badan yang tidak dijelaskan.
Penurunan berat badan mendadak tanpa alasan yang jelas dapat menjadi tanda diabetes, karena tubuh mulai membakar otot dan lemak untuk mendapatkan energi.
5. Luka yang sulit sembuh.
Diabetes dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan infeksi karena kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan sistem kekebalan tubuh.
6. Penglihatan kabur.
Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata, mengakibatkan penglihatan kabur atau gangguan penglihatan lainnya.
7. Kebas atau kesemutan pada tangan dan kaki.
Neuropati diabetik, atau kerusakan saraf akibat diabetes, dapat menyebabkan rasa kebas atau kesemutan pada ekstremitas.
8. Infeksi berulang.
Diabetes dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga seseorang lebih rentan terhadap infeksi, terutama infeksi kulit, saluran kemih, dan jamur.
Dampak buruk diabetes pada organ vital.
1. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik).
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, yang dikenal sebagai nefropati diabetik. Kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengganggu kemampuannya untuk menyaring limbah dari darah. Jika tidak diobati, ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal kronis, yang sering memerlukan cuci darah atau transplantasi ginjal. Menurut Kidney International, nefropati diabetik adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal di seluruh dunia.
2. Penyakit jantung dan stroke.
Diabetes meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar lemak darah, yang memperbesar risiko aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Journal of the American College of Cardiology melaporkan bahwa penderita diabetes memiliki risiko serangan jantung dan stroke yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes.
3. Retinopati diabetik.
Retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes yang mempengaruhi retina mata. Kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah di retina, yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. Ophthalmology mengungkapkan bahwa retinopati diabetik adalah salah satu penyebab utama kebutaan di dunia, dan deteksi dini serta pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.
Cara mengatasi gejala sakit diabetes.
foto: freepik.com
Untuk mengatasi gejala diabetes, langkah pertama adalah melakukan perubahan gaya hidup. Mengadopsi pola makan yang sehat dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana serta meningkatkan konsumsi serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism merekomendasikan diet rendah karbohidrat sebagai salah satu strategi efektif untuk mengelola diabetes.
Selain itu, meningkatkan aktivitas fisik secara teratur juga sangat penting. Olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah. Diabetes Care merekomendasikan aktivitas fisik moderat seperti jalan kaki atau bersepeda selama 30 menit sehari.
Memantau kadar gula darah secara rutin dan mengikuti rencana perawatan medis yang direkomendasikan oleh dokter adalah langkah penting dalam pengelolaan diabetes. Ini termasuk penggunaan obat-obatan atau insulin sesuai petunjuk medis. American Diabetes Association menekankan pentingnya pemantauan rutin untuk mencegah komplikasi jangka panjang.