Brilio.net - Asupan makanan yang dikonsumsi memengaruhi kondisi kesehatan tubuh. Pasalnya dari makanan, tubuh memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Nggak heran bila makanan juga dikaitkan dengan faktor risiko penyakit tertentu termasuk autoimun.
Menyadur dari Healthline, penyakit autoimunmerupakan kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh biasanya berfungsi untuk melindungi tubuh, dari serangan organisme asing seperti bakteri atau virus. Namun pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel-sel sehat sebagai zat asing lalu menyerangnya.
BACA JUGA :
Belum ditemukan cara pengobatannya, begini cara hindari penyakit autoimun
Selanjutnya dipaparkan dalam laman Nourish, hubungan antara pola makan dan risiko autoimunberhubungan dengan kondisi kesehatan usus. Bila tidak menjaga pola makan yang sehat bisa memicu peradangan. Kondisi seperti inilah yang picu penyakit autoimun.
Lantas apa sajakah makanan yang memicu penyakit autoimun? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini! Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (16/6).
Makanan yang memicu penyakit autoimun.
BACA JUGA :
Gangguan kecemasan jadi awal autoimun, Erika Carlina alami kesemutan otak hingga kepala botak
1. Gluten.
Dilansir dari Nourish, makanan tinggi gluten seringkali menyebabkan kerusakan usus dan menimbulkan gejala pencernaan bagi penderitanya. Alhasil bisa memicu peradangan seperti multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, dan tiroiditis autoimun. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk kurangi makanan jenis gluten.
2. Makanan olahan.
Bukan rahasia umum lagi jika makanan olahan sering kali tidak baik untuk kesehatan. Makanan olahan atau ultra proses food tinggi akan lemak trans yang tidak baik untuk tubuh. Contoh makanan olahan seperti junk food, makanan ringan kemasan, es krim dan berbagai jenis makanan lainnya. Orang yang tidak mengonsumsi jenis makanan ini, bisa dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit tertentu, termasuk penyakit autoimun ini.
3. Tinggi MSG.
MSG terdapat pengawet dan protein yang dapat menyebabkan imun atau sistem kekebalan kamu mengalami error. Walau tidak dilarang, namun sebaiknya kurangi konsumsi micin supaya jauh dari risiko penyakit autoimun imun dan penyakit lainnya.
4. Biji-bijian.
Makanan biji-bijian memang dikenal baik untuk tubuh, namun punya faktor risiko tersendiri. Terlebih bagi yang telah memiliki riwayat autoimun, sebaiknya hindari jenis makanan kanola, kedelai, hingga biji bunga matahari karena membuat peradangan, yang membuat sistem imun menyerang dirinya sendiri.
5. Kopi dan alkohol.
Kopi menyebabkan resisten tubuh meningkat, yang efeknya dapat memicu timbulnya penyakit autoimun. Selanjutnya alkohol dikenal bersifat proinflamasi yang bisa meningkatkan risiko sakit autoimun.
6. Makanan tinggi gula.
Makanan atau minuman tinggi gula tambahan bisa menghalangi kemampuan sistem kekebalan tubuh melawan penyakit. Misalnya kue, manisan, minuman bersoda, susu aneka rasa dan sejenisnya bisa mengurangi efektivitas sel darah putih sehingga meningkatkan peradangan.
7. Makanan tinggi garam.
Makanan tinggi garam mampu menghambat fungsi sistem kekebalan tubuh, di mana menekan respon anti inflamasi, mengubah bakteri usus, dan meningkatkan pembentukan sel yang menyebabkan penyakit autoimun. Oleh sebab itu, kamu perlu menjaga asupan garam harian agar sistem imun bisa bekerja dengan baik.
8. Makanan yang digoreng.
Sah-sah saja mengonsumsi jenis makanan yang digoreng tetapi perlu batasi. Jangan sampai berlebihan, makanan yang digoreng menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel tubuh. Makanan yang digoreng seperti kentang goreng, keripik, ayam goreng, ikan goreng, dan jenisnya.
9. Daging olahan dan hangus.
Nggak cuma makanan yang digoreng, daging olahan maupun daging hangus bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kedua jenis makanan ini mengandung lemak jenuh yang tinggi, sehingga ketika dikonsumsi secara berlebihan bisa picu berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar maupun autoimun.
Gejala umum penyakit autoimun.
Melansir dari Hopkins Medicine, terdapat beberapa gejala autoimun di antaranya:
1. Kelelahan
2. Nyeri sendi dan bengkak
3. Masalah kulit
4. Sakit perut atau masalah pencernaan
5. Demam berulang
6. Kelenjar bengkak
Jenis-jenis penyakit autoimun.
1. Autoimun pada saraf seperti penyakit multiple sclerosis (MS), sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung saraf, sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan tubuh.
2. Penyakit autoimun pada sistem pencernaan, yaitu sistem kekebalan tubuh menyerang saluran pencernaan, menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding usus. Akibatnya, fungsi pencernaan dapat terganggu.
3. Penyakit autoimun pada sistem endokrin, merupakan penyakit autoimun pada sistem endokrin melibatkan serangan terhadap kelenjar seperti tiroid. Contohnya, penyakit Hashimoto di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid yang penting untuk mengatur metabolisme.
4. Penyakit autoimun pada kulit, berupa lupus dan psoriasis, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit, menyebabkan ruam, peradangan, dan ketidaknyamanan kulit.
5. Penyakit autoimun pada pernapasan, yaitu penyakit autoimun pada sistem pernapasan, seperti penyakit paru-paru interstisial, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan paru-paru, menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi pernapasan.
Cara mencegah penyakit autoimun.
Menyadur dari laman Prudential terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit autoimun, meliputi:
1. Atur pola makanan sehat seperti makan buah-buahan, sayuran, makanan tinggi protein sehat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
2. Hindari stres berlebihan, sebab stres bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit autoimun.
3. Rutin olahraga yakni melakukan aktivitas yang bisa meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi peradangan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
4. Menjaga kesehatan mental dan kurangi beban emosional.
5. Hindari paparan bahan kimia berbahaya seperti pestisida, asap rokok, dan bahan kimia pembersih yang keras.