Brilio.net - Diabetes sering kali dianggap hanya disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan. Nggak heran bila banyak orang beranggapan dengan membatasi makanan manis sudah cukup untuk mencegah penyakit ini. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu, karena ada banyak faktor lain yang berperan dalam munculnya diabetes.
Diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah dengan baik, yang umumnya terjadi karena gangguan pada produksi atau fungsi insulin. Mengenai diabetes ini, ada banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang penyebab hingga cara mengatasi diabetes. Dari anggapan bahwa semua penderita diabetes harus benar-benar pantang makan gula hingga asumsi bahwa penyakit ini menurun dari orang tua.
BACA JUGA :
Kenali ciri-ciri tubuh alami overdosis gula, lengkap dengan risikonya
Berbagai informasi ini sering kali membuat orang salah paham bahkan khawatir berlebihan. Pemahaman yang keliru soal diabetes bisa berpengaruh pada cara seseorang menjaga kesehatannya. Informasi yang tidak tepat juga dapat membuat orang melewatkan langkah-langkah penting untuk mencegah ataupun mengelola diabetes.
Oleh sebab itu, memahami mitos-mitos ini sangat penting agar kamu bisa lebih bijak dalam menjaga pola makan dan gaya hidup. Yuk simak sembilan mitos seputar diabetes yang kerap terdengar, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat(8/11).
1. Diabetes hanya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.
BACA JUGA :
Tak hanya konsumsi junk food, 10 alasan terkena diabetes di usia muda, kenali cara mencegahnya
foto: freepik.com/freepik
Banyak yang mengira bahwa makan banyak gula otomatis menyebabkan diabetes, padahal itu hanyalah salah satu faktor risiko. Diabetes, khususnya tipe 2, merupakan kondisi kompleks yang melibatkan berbagai faktor seperti gaya hidup, pola makan, aktivitas fisik, serta faktor keturunan atau genetik.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), meskipun konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama jika menyebabkan kenaikan berat badan yang signifikan, tidak semua orang yang suka makanan manis akan menderita diabetes. Faktor seperti resistensi insulin juga memiliki peran besar dalam kondisi ini, dan sering kali dipengaruhi oleh riwayat keluarga serta kondisi medis lainnya.
2. Hanya orang gemuk yang bisa terkena diabetes tipe 2.
Meskipun obesitas merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang dengan berat badan normal. Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa sekitar 15% dari penderita diabetes tipe 2 memiliki berat badan yang sehat.
Faktor keturunan, pola makan, serta gaya hidup dapat menjadi penyebab tersendiri. Misalnya, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes mungkin lebih berisiko mengalami kondisi ini meskipun berat badannya ideal. Hal ini menegaskan pentingnya kesadaran akan pola makan sekaligus gaya hidup sehat bagi semua orang, bukan hanya mereka yang memiliki berat badan berlebih.
3. Penderita diabetes harus menghindari makanan manis sepenuhnya.
Pandangan bahwa penderita diabetes sama sekali tidak boleh makan makanan manis menjadi mitos yang cukup umum. Sebenarnya, penderita diabetes masih bisa mengonsumsi makanan manis dalam jumlah terbatas dan dengan pengaturan yang tepat.
The American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa penderita diabetes perlu memantau asupan karbohidrat dan gula secara keseluruhan dalam konteks diet sehat, bukan menghindarinya sepenuhnya. Dengan pemantauan gula darah secara teratur maupun perencanaan makanan, penderita diabetes dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan termasuk yang mengandung gula, asalkan dalam batas yang aman serta sesuai saran dokter.
4. Diabetes tipe 1 dan tipe 2 sama saja.
foto: freepik.com/jcomp
Banyak orang berpikir bahwa diabetes tipe 1 dan tipe 2 merupakan kondisi yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun yang membuat tubuh tidak bisa memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 biasanya disebabkan oleh resistensi insulin dan sering kali terkait dengan gaya hidup.
Menurut Mayo Clinic, diabetes tipe 1 lebih sering terjadi pada anak-anak atau remaja, meskipun bisa muncul pada orang dewasa. Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa, tetapi kasus pada usia muda juga semakin meningkat seiring dengan pola hidup tidak sehat.
5. Penderita diabetes tidak bisa makan buah.
Buah mengandung gula alami yang sering membuat penderita diabetes enggan mengonsumsinya karena takut gula darah akan meningkat. Namun, menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, buah-buahan segar dalam jumlah terbatas sebenarnya aman bahkan bermanfaat untuk penderita diabetes.
Buah-buahan mengandung serat, vitamin, dan mineral yang mendukung kesehatan secara keseluruhan sekaligus dapat membantu mengontrol gula darah. Pemilihan buah dengan indeks glikemik rendah, seperti apel atau stroberi, juga dapat menjadi pilihan yang aman.
6. Penderita diabetes harus menghindari olahraga intensif.
foto: freepik.com/freepik
Beberapa penderita diabetes khawatir bahwa olahraga berat akan menyebabkan kadar gula darah mereka turun drastis, namun olahraga justru menjadi bagian penting dari pengelolaan diabetes. Menurut American Diabetes Association (ADA), olahraga rutin, termasuk olahraga intensif dengan pengawasan yang tepat, dapat membantu mengontrol gula darah serta meningkatkan sensitivitas insulin.
Meski olahraga yang terlalu berat bisa menurunkan gula darah secara cepat, penderita diabetes bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis maupun durasi olahraga yang sesuai dengan kondisi mereka.
7. Diabetes pasti diwariskan ke anak.
Faktor genetik memang memengaruhi risiko diabetes, tetapi tidak semua anak dari orang tua yang menderita diabetes akan otomatis terkena penyakit ini. Diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki faktor keturunan, namun gaya hidup, pola makan, hingga tingkat aktivitas fisik juga memainkan peran besar dalam menentukan risiko diabetes.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jika orang tua memiliki diabetes, anak-anaknya hanya memiliki risiko yang lebih tinggi, bukan kepastian. Pengaturan pola makan maupun gaya hidup sehat dapat membantu mencegah risiko diabetes meskipun ada faktor genetik.
8. Diabetes akan sembuh total dengan obat herbal.
foto: freepik.com/jcomp
Sayangnya, ini adalah mitos yang bisa membahayakan. Sampai saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa diabetes bisa sembuh total hanya dengan obat herbal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menegaskan, bahwa diabetes merupakan kondisi kronis yang membutuhkan penanganan medis berkelanjutan. Meskipun beberapa herbal mungkin membantu mengontrol gula darah, namun tidak boleh dijadikan pengganti pengobatan yang diresepkan dokter.
9. Diabetes tidak bisa dicegah.
Terakhir, banyak anggapan bahwa diabetes tidak bisa dicegah. Meski demikian, mitos ini dibantah oleh banyak penelitian. Diabetes Prevention Program Research Group dalam studinya yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine membuktikan bahwa diabetes tipe 2 dapat dicegah ataupun ditunda dengan perubahan gaya hidup.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi diet sehat, aktivitas fisik teratur, dan penurunan berat badan moderat dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 58% pada kelompok berisiko tinggi.