1. Fungsi telinga menurun.
foto: pixabay.com
Telinga berdengung bisa jadi tanda kerusakan sel-sel rambut di dalam telinga. Sel rambut biasa bertanggung jawab untuk mengubah getaran suara menjadi sinyal yang diterima otak. Jika dibiarkan, fungsi sel rambut akan semakin menurun secara berkala.
2. Otosklerosis.
foto: Twitter.com/@MaikiGadget
Otosklerosis adalah kondisi di mana terjadi pertumbuhan tulang yang tidak normal pada telinga tengah, yang dapat menyebabkan telinga berdenging (tinnitus). Pertumbuhan tulang ini dapat mengganggu gerakan stapes, salah satu tulang kecil di telinga tengah yang berfungsi menghantarkan suara ke telinga dalam. Ketika stapes tidak dapat bergerak dengan bebas, dapat mengganggu transmisi suara dan menyebabkan gejala telinga berdenging, penurunan pendengaran, dan kadang-kadang pusing.
Pengobatan otosklerosis bisa dengan obat-obatan, menggunakan alat bantu dengar, atau dalam kasus yang lebih parah butuh operasi untuk mengganti tulang yang terkena implan prostetik.
3. Atherosklerosis.
foto: Twitter.com/@Islampos
Atherosklerosis adalah kondisi di mana terjadi penumpukan plak di dalam arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri. Jika atherosklerosis terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke telinga, dapat mengganggu aliran darah ke telinga dalam dan menyebabkan telinga berdenging (tinnitus). Penyempitan arteri yang disebabkan atherosklerosis dapat mengurangi pasokan darah dan oksigen ke telinga dalam, muncullah gangguan pada sel-sel rambut di telinga.
Penanganan atherosklerosis bisa meliputi perubahan gaya hidup sehat, diet sehat, olahraga, mengendalikan tekanan darah tinggi dan kolesterol, serta pengobatan medis lain.
4. Cedera di bagian kepala atau leher.
foto: pixabay.com
Cedera kepala atau leher dapat menyebabkan telinga berdenging (tinnitus). Cedera seperti benturan keras pada kepala atau leher dapat merusak struktur di dalam telinga, termasuk sel-sel rambut di koklea yang penting untuk pendengaran. Cedera juga dapat mengganggu sinyal yang dikirim oleh saraf pendengaran ke otak, dapat menyebabkan sensasi berdenging. Penting untuk mendapatkan perawatan medis segera setelah cedera kepala atau leher untuk mengevaluasi dampaknya pada telinga dan mencegah masalah lebih lanjut.
5. Depresi atau kecemasan.
foto: pixabay.com
Depresi dan kecemasan dapat memiliki dampak fisik pada tubuh, termasuk pada sistem pendengaran. Stres kronis dapat memicu perubahan sirkulasi darah dan tekanan darah. Pada gilirannya dapat memengaruhi aliran darah ke telinga dalam. Selain itu, gangguan emosional seperti depresi dan kecemasan juga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sensasi fisik, termasuk telinga berdenging yang mungkin sudah ada sebelumnya. Menangani depresi dan kecemasan dengan terapi yang tepat dapat membantu mengurangi gejala telinga berdenging.