Brilio.net - Stres menjadi isu yang sering diperbincangkan di media sosial. Stres bisa diartikan sebagai keadaan kekhawatiran atau ketegangan mental yang disebabkan oleh situasi sulit. Sebenarnya stres merupakan respons alami manusia yang mendorong untuk mengatasi tantangan dan ancaman dalam hidup. Namun, cara untuk merespons stres memberikan perbedaan besar pada kondisi mental.
Stres sebenarnya memiliki pengaruh terhadap pikiran dan tubuh. Kadar stres yang sedikit dapat membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun kadar stres yang berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
BACA JUGA :
Ciri-ciri perilaku Narcissistic Personality Disorder (NPD), kenali penyebab dan cara mengatasinya
Stres juga membuat kamu sulit untuk rileks dan dapat menimbulkan berbagai ekspresi seperti marah, cemas, dan mudah tersinggung. Pada saat stres, kamu akan lebih sulit untuk berkonsentrasi. Tanda-tanda kamu mengalami stres antara lain seperti sakit kepala, nyeri tubuh, sakit perut, dan sulit tidur. Situasi stres juga menyebabkan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Melansir dari WHO, hampir 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami stres dan mengakibatkan kondisi kesehatan mental. Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.
Selain itu, berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri. Dari data itu juga ditemukan, 47,7 persen korban bunuh diri kebanyakan pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.
BACA JUGA :
Kenali bahaya silent treatment bagi kesehatan mental, lengkap dengan cara mengatasinya
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit stres tidak bisa diremehkan dan dipandang sebelah mata. Selain berobat secara medis, ada cara lain untuk meredam stres, salah satunya adalah memelihara binatang seperti kucing.
Ternyata memelihara kucing memiliki manfaat untuk kesehatan mental. Apa saja itu? Berikut ulasan lengkapnya yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/6).
7 Manfaat memelihara kucing untuk kesehatan mental.
foto: freepik.com
Memelihara kucing memiliki dampak yang baik bagi kesehatan terutama untuk kesehatan mental. Adapun manfaat memelihara kucing untuk kesehatan mental sebagai berikut:
1. Meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Melansir dari meowfoundation.com, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kucing memiliki efek menenangkan dan mengurangi stres pada kesehatan. Memelihara Kucing dapat mengurangi hingga 30 persen risiko mengalami penyakit jantung. Faktanya, dengan menonton video kucing dapat mengurangi stres.
2. Mengurangi perasaan cemas.
foto: freepik.com
Cemas dan depresi adalah dua kondisi kesehatan mental yang sangat umum dialami banyak orang di seluruh dunia. Dengan memelihara kucing, akan berguna untuk tidak merasa sendirian dan memberikan rasa nyaman dan persahabatan. Memegang, mengelus, meringkuk, atau sekadar duduk bersama kucing dapat mengurangi perasaan cemas secara signifikan. Keberadaan kucing dapat mengalihkan pikiran yang berlebihan, meskipun hanya sesaat.
3. Meningkatkan kebiasaan yang lebih sehat.
Memelihara kucing dapat membantu untuk hidup dengan sehat. Kamu akan termotivasi untuk bangun lebih pagi dan mengemas barang-barang di sekitarmu dengan baik serta memberikan makanan untuk kucing, sehingga meningkatkan produktivitas dan rasa senang di setiap harinya.
4. Mendukung pemulihan dari trauma psikologis dan penyakit mental.
foto: freepik.com
Memelihara kucing sering diklaim bisa membantu pemulihan dalam trauma psikologis dan penyakit mental. Kucing sering kali digunakan sebagai hewan terapi di rumah sakit, sesi fisioterapi, fasilitas perawatan jangka panjang, dan tempat medis lain untuk membantu pasien pulih secara fisik, mental, dan emosional. Kucing juga dikenal sangat membantu anak-anak penderita Autisme, ADHD, dan kondisi kognitif lain dengan mendorong interaksi sosial yang positif.
5. Meningkatkan kualitas tidur.
Melansir dari meowfoundation.com, menurut penelitian menunjukkan bahwa mendekatkan kucing akan menghasilkan tidur malam yang lebih nyenyak. Kebiasaan kucing sebenarnya cukup unik. Hewan peliharaan ini mudah sekali tertidur sehingga membuatmu nyaman bersamanya.
6. Mampu memberikan perasaan tenang.
foto: freepik.com
Kucing sering kali memiliki kehadiran yang menenangkan. Suara halus mereka, gerakan ringan, dan tingkah laku unik bisa memberi kesan damai di sekitar rumah. Bagi banyak orang, duduk bersama kucing atau sekadar memperhatikan kucing tidur nyenyak di atas sofa bisa menjadi momen relaksasi yang sangat membantu dalam menghasilkan perasaan yang tenang.
7. Meningkatkan harga diri.
Merawat kucing memberikan perasaan bahwa seseorang dibutuhkan oleh makhluk hidup lain. Kucing membutuhkan perhatian, makanan, dan kasih sayang, yang mengajarkan pemiliknya untuk merasa berharga dan berperan penting dalam kehidupan hewan peliharaan mereka. Hal inilah yang membuat perasaan harga diri naik dan merasa dibutuhkan oleh makhluk lain.