Brilio.net - Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Kanker menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Meskipun gejalanya umumnya tidak muncul pada awal perkembangannya, ada beberapa faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker, seperti perubahan genetik, faktor lingkungan, infeksi virus, gaya hidup, dan beberapa lainnya.
Ada beberapa jenis kanker yang menyerang tubuh manusia seperti kanker payudara, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker serviks, dan masih banyak lagi. Baru-baru ini penyakit yang diderita artis ternama Tanah Air, Alice Norin yang mengaku terkena penyakit kanker sarkoma di rahim.
BACA JUGA :
Bukan cuma bikin pusing, ini 10 dampak cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh
Beruntungnya, Alice Norin mampu melawan penyakit tersebut hingga akhirnya dinyatakan sembuh. Model dan pesinetron Putri kembar ini mengungkapkan bahwa kondisinya telah stabil. Meski begitu dia harus cek rutin 3 bulan sekali ke salah satu rumah sakit di Singapura.
Munculnya kabar ini membuat banyak orang penasaran dengan kanker sarkoma. Sebenarnya apa sih kanker sarkoma itu? Berikut ulasan lengkapnya seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (17/5).
Apa itu kanker Sarkoma?
BACA JUGA :
15 Penyebab kelemahan otot dan tips untuk menjaganya, agar aktivitas berjalan lancar
Kanker sarkoma adalah jenis kanker yang pertama kali muncul di jaringan lunak, seperti lemak, otot, saraf, jaringan fibrosa, pembuluh darah, atau jaringan kulit dalam. Jenis kanker ini bisa muncul pada jaringan lunak manapun, tapi paling sering di sekitar lengan, tangan, atau kaki. Selain itu, kanker ini juga bisa menyerang tulang, dan dikenal dengan istilah osteosarkoma. Terdapat lebih dari 50 jenis sarkoma, beberapa di antaranya meliputi:
- Fibrosarkoma: Kanker yang menyerang jaringan fibrosa di tubuh.
- Angiosarkoma: Kanker yang bermula di pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
- Sarkoma Kaposi: Kanker yang pertama kali muncul pada sel-sel yang melapisi kelenjar getah bening atau pembuluh darah.
- Leiomyosarcoma: Kanker yang bermula di jaringan otot polos.
- Liposarkoma: Kanker yang menyerang jaringan lemak.
- Rhabdomyosarcoma: Kanker yang muncul pada jaringan lunak dan paling umum menyerang pada anak-anak.
- Sarkoma sinovial: Kanker pada jaringan di sekitar sendi.
- Sarkoma sel jernih: Kanker yang umumnya muncul pada tendon di tangan maupun kaki.
- Neurofibrosarcoma: Kanker terbentuk di selubung saraf tepi.
Dilansir brilio.net dari City of Hope, Ahli bedah William Tseng, MD, menjelaskan bahwa Kanker sarkoma merupakan kanker yang sangat langka. Dimana terjadi hanya 1 persen dari seluruh kanker pada orang dewasa. Penyakit ini sulit dideteksi, tidak seperti jenis kanker lainnya.
Fakta yang perlu kamu ketahui adalah, Sarkoma sama agresifnya dengan janis kanker lainnya, bahkan kanker sarkoma lebih agresif. Sarkoma memang merupakan tumor daging, tetapi sarkoma tumbuh, menyerang, menyebar dan bahkan dapat merenggut nyawa seseorang, persis seperti jenis kanker lainnya.
Gejala kanker sarkoma
Gejala kanker sarkoma bervariasi tergantung pada jenis sarkoma dan lokasi di mana kanker tersebut berkembang. Berikut gejala umum yang terjadi pada kanker sarkoma:
1. Benjolan yang dapat dirasakan melalui kulit
Tanda pertama yang dapat menunjukkan kemungkinan sarkoma adalah pertumbuhan benjolan. Awalnya, benjolan ini tidak menyebabkan rasa sakit, meski terkadang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Seiring dengan pertumbuhan tumor, ukuran benjolan akan semakin membesar serta mulai menekan saraf dan otot di dekatnya.
2. Nyeri pada tulang
Terutama saat cedera ringan atau tanpa cedera sama sekali, nyeri pada tulang dapat menjadi gejala sarkoma.
3. Sakit perut
Beberapa penderita sarkoma mengalami sakit perut yang tidak jelas penyebabnya.
4. Demam tanpa penyebab yang jelas
Demam yang tidak dapat dijelaskan oleh infeksi atau kondisi lain juga dapat menjadi tanda peringatan.
5. Rentang gerak tubuh menjadi terbatas
Pertumbuhan tumor dapat membatasi gerakan tubuh dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Pada awal perkembangannya, gejala sarkoma seringkali belum terasa. Namun, gejala akan mulai terasa ketika pertumbuhan tumor memasuki tahap lanjut atau ketika tumor memberi tekanan pada saraf, organ, atau otot di sekitarnya. Pada tahap ini, kanker bisa menimbulkan rasa nyeri, masalah pernapasan, atau perasaan kenyang di perut.
Penyebab kanker sarkoma
Penyebab kanker sarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih lanjut. Berdasarkan kesimpulan sementara para peneliti, ada beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan kanker sarkoma:
1. Faktor genetik dan herediter
Sindrom genetik bisa menjadi penyebab dari kanker sarkoma. Sindrom genetik ini bisa diwariskan dan dapat menimbulkan resiko terkena sarkoma. Adapun sindrom tersebut seperti Sindrom Li-Fraumeni, Neurofibromatosis Tipe 1, Retinoblastoma, dan Sindrom Gardner.
2. Paparan radiasi
Faktor selanjutnya yang bisa menimbulkan penyakit kanker sarkoma adalah orang yang pernah menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker lain. Hal ini dapat menimbulkan resiko tinggi untuk kanker sarkoma tumbuh di area yang terkena radiasi.
3. Paparan kimia
Paparan kimia juga bisa menyebabkan kanker sarkoma muncul. Paparan kimia seperti herbisida, arsenik, dan dioksin dapat meningkatkan risiko sarkoma.
4. Kondisi kesehatan tertentu
Kondisi kesehatan yang kurang baik seperti terkena penyakit Lymphedema Kronis yaitu Pembengkakan kronis pada lengan atau kaki (lymphedema) dapat meningkatkan risiko mengembangkan angiosarkoma di area tersebut. selain itu bisa disebabkan oleh Infeksi virus tertentu, seperti Human Herpesvirus 8 (HHV-8) yang terkait dengan Kaposi's sarcoma, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita HIV/AIDS.
5. Mutasi DNA acak
Banyak kasus sarkoma terjadi karena mutasi DNA yang terjadi secara acak tanpa penyebab yang jelas. Mutasi ini dapat mempengaruhi gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
6. Lingkungan
Paparan lingkungan yang kurang sehat, seperti bahan kimia beracun atau radiasi, juga dapat memengaruhi risiko terkena kanker sarkoma.
7. Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat memengaruhi perkembangan kanker. Ketidakseimbangan sistem kekebalan dapat memfasilitasi pertumbuhan sel kanker
Cara mengatasi kanker sarkoma
Mengatasi kanker sarkoma melibatkan berbagai metode pengobatan yang bergantung pada jenis sarkoma, lokasi, ukuran, serta stadium kanker. Pengobatan seringkali memerlukan pendekatan multidisipliner, melibatkan tim medis yang terdiri dari ahli bedah, onkolog, radiolog, dan spesialis lainnya. berikut cara mengatasi kanker sarkoma secara umum.
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah metode utama untuk mengobati sarkoma yang terlokalisasi. Tujuannya adalah untuk mengangkat tumor sepenuhnya bersama dengan margin jaringan sehat di sekitarnya untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa. Setelah itu, rekonstruksi bisa dilakukan ketika sarkoma terjadi di daerah yang penting seperti wajah.
2. Kemoterapi
Ada dua jenis kemoterapi yang bisa digunakan ketika terkena kanker sarkoma, yaitu kemoterapi sistemik dan kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant. Kemoterapi sistemik bisa digunakan menggunakan obat-obatan yang disuntikkan ke dalam aliran darah untuk mencapai dan membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh. Tipe kemoterapi ini diperuntukkan untuk sarkoma yang telah menyebar atau memiliki resiko menyebar.
Selanjutnya kemoterapi neoadjuvant dan adjuvant yang bisa diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor (neoadjuvant) atau setelah operasi untuk mengurangi risiko kekambuhan (adjuvant).
3. Radioterapi
Radioterapi bisa digunakan untuk mengatasi kanker sarkoma. Ada dua jenis radioterapi, yaitu radioterapi Eksternal dan Radioterapi Internal (Brachytherapy).
Radioterapi Eksternal menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini sering digunakan sebelum operasi (neoadjuvant) untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi (adjuvant) untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Sedangkan Radioterapi Internal (Brachytherapy) Melibatkan penempatan bahan radioaktif langsung di dalam atau di dekat tumor.
4. Terapi Target
Terapi target bisa digunakan untuk menangani penyakit kanker sarkoma. Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan molekul spesifik yang berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran kanker. Contohnya adalah imatinib (Gleevec) yang digunakan untuk mengobati Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST).
5. Imunoterapi
Imunoterapi bisa menangani kasus kanker sarkoma. Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Obat-obatan seperti pembrolizumab (Keytruda) atau nivolumab (Opdivo) mungkin digunakan dalam kasus tertentu.