Brilio.net - Menyusui adalah aktivitas penting yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan bayi. ASI kaya akan nutrisi dan antibodi yang membantu meningkatkan sistem imun bayi. Namun, saat ibu terkena TBC, kekhawatiran tentang risiko penularan dan dampak pada kesehatan bayi sering kali menghantui pikiran mereka.
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, namun bisa juga berdampak pada bagian tubuh lainnya. Sementara banyak ibu khawatir bahwa penyakit ini dapat menular melalui ASI, penting untuk mengetahui fakta-fakta yang lebih dalam. Dengan pemahaman yang tepat, ibu dapat membuat keputusan yang bijak untuk kesehatan mereka dan bayi.
BACA JUGA :
Penelitian terbaru WHO: TBC jadi penyakit paling mematikan setelah HIV
Sebelum mengambil keputusan, penting untuk memahami fakta-fakta mengenai TBC dan menyusui. Berbagai informasi dan penelitian akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai hal ini. Berikut brilio.net himpun dari berbabagi sumber, Jumat (4/10) enam fakta yang perlu diketahui oleh ibu yang terkena TBC mengenai apakah aman untuk tetap menyusui atau tidak.
1. Tuberkulosis dan penularannya.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
9 Krim pelembap skincare ibu menyusui harga di bawah Rp 150 ribu, kulit terhidrasi dan bebas jerawat
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang terutama menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Meskipun TB dapat menular, ASI bukanlah media penularan yang signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri TB tidak dapat ditularkan melalui ASI, sehingga menyusui tetap aman selama ibu tidak dalam keadaan infeksi aktif.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyusui pada ibu yang terinfeksi TB tetap diperbolehkan asalkan ibu menerima pengobatan yang tepat dan berada dalam tahap yang stabil. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan bahwa infeksi TB ibu terkendali dan tidak menular ke orang lain.
2. Pengobatan tuberkulosis.
Ibu yang didiagnosis dengan tuberkulosis akan menjalani pengobatan dengan antibiotik selama beberapa bulan. Pengobatan ini sangat penting untuk menghentikan penyebaran bakteri dalam tubuh. Dalam banyak kasus, setelah menjalani beberapa minggu pengobatan, ibu akan lebih stabil dan risiko penularan akan menurun.
Ibu yang menjalani pengobatan yang tepat juga dapat terus menyusui. Hal ini membantu menjaga ikatan emosional antara ibu dan bayi. Di sisi lain, ibu perlu terus berkomunikasi dengan dokter untuk memantau kesehatan mereka dan bayi selama proses pengobatan.
3. Manfaat menyusui bagi bayi.
foto: freepik.com
Menyusui memberikan banyak manfaat untuk kesehatan bayi. ASI mengandung nutrisi lengkap yang membantu perkembangan fisik dan mental anak. Selain itu, ASI juga memberikan kekebalan tubuh yang penting, sehingga bayi lebih tahan terhadap berbagai penyakit.
Salah satu manfaat lain dari menyusui adalah penguatan ikatan antara ibu dan bayi. Proses ini menciptakan momen intim yang tidak dapat digantikan. Meskipun ibu mengalami kesulitan kesehatan, dukungan dari ASI tetap penting untuk perkembangan optimal bayi.
4. Perhatian khusus.
Meskipun menyusui aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ibu harus memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan medis yang tepat. Selalu konsultasikan kepada dokter atau ahli laktasi untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan ibu sudah stabil untuk menyusui.
Kedua, ibu juga perlu memantau tanda-tanda ketidaknyamanan atau infeksi lain yang mungkin timbul. Jika ibu merasa tidak nyaman atau mengalami gejala baru, segera hubungi dokter. Kesehatan ibu sangat penting untuk menjaga kualitas ASI yang diberikan kepada bayi.
5. Dukungan emosional.
foto: freepik.com/benzoix
Menyusui saat berjuang melawan tuberkulosis bisa menjadi tantangan. Ibu mungkin merasa cemas dan khawatir tentang kesehatan bayi. Oleh karena itu, dukungan emosional sangat penting dalam situasi ini.
Bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan teman dan keluarga dapat memberikan dorongan mental yang dibutuhkan. Tidak ada salahnya meminta bantuan dari orang terdekat untuk menjaga semangat selama masa pengobatan. Ibu yang merasa didukung akan lebih percaya diri dalam menyusui dan merawat bayi mereka.
6. Rencana tindakan darurat.
Penting bagi ibu yang mengalami tuberkulosis untuk memiliki rencana tindakan darurat. Ini termasuk menyusun jadwal pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter. Jika kondisi kesehatan ibu memburuk, memiliki rencana dapat membantu mengambil langkah cepat untuk melindungi bayi.
Dokter dapat memberikan saran lebih lanjut tentang bagaimana cara menjaga kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, ibu harus memastikan untuk selalu memiliki akses ke obat-obatan yang diperlukan. Menjaga komunikasi terbuka dengan tenaga medis sangat membantu dalam mengelola kesehatan selama menyusui.