Brilio.net - Dalam beberapa tahun terakhir, cacar monyet atau monkeypo5 telah menjadi perhatian global sebagai ancaman kesehatan yang signifikan. Penyakit ini, yang awalnya ditemukan pada primata di Afrika, kini semakin sering dilaporkan di berbagai belahan dunia.
Kenaikan jumlah kasus dan penyebaran globalnya menunjukkan bahwa cacar monyet memerlukan perhatian serius. Mengingat gejala dan dampaknya yang mirip dengan cacar air, penting untuk memahami perbedaan antara kedua penyakit ini untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
BACA JUGA :
Bisa bikin jadi tambah parah, 9 makanan ini tak boleh dikonsumsi penderita cacar monyet
Cacar air, juga dikenal sebagai varicella, adalah infeksi virus yang umum terjadi pada anak-anak dan biasanya dianggap ringan. Namun, cacar monyet memiliki karakteristik yang berbeda dan lebih serius, mempengaruhi kelompok usia yang lebih luas dan dapat menyebar lebih cepat dalam populasi. Memahami perbedaan antara cacar monyet dan cacar air sangat penting untuk mengidentifikasi penyakit dengan akurat dan menerapkan langkah pencegahan.
Dalam artikel ini, brilio.net akan membahas 5 perbedaan utama antara cacar monyet dan cacar air yang telah dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (29/8).
Perbedaan utama antara cacar monyet dan cacar air
BACA JUGA :
Waspada cacar air selama kehamilan, kenali risiko, pencegahan, dan cara pengobatannya
foto: freepik.com
Cacar monyet dan cacar air seringkali disalahartikan sebagai penyakit yang sama karena gejala awalnya yang mirip, seperti demam dan munculnya ruam di kulit. Untuk itu, kamu bisa mengetahui perbedaannya sebagai berikut:
1. Penyebab infeksi
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus, sementara cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, bagian dari keluarga Herpesviridae. Kedua virus ini berbeda dalam hal struktur dan mekanisme penyebarannya, yang mempengaruhi cara mereka menyerang tubuh manusia.
2. Gejala awal
Gejala cacar monyet sering kali dimulai dengan demam, nyeri otot, dan kelelahan, diikuti oleh ruam kulit yang berkembang dari bercak merah menjadi lepuhan berisi cairan. Sebaliknya, cacar air umumnya dimulai dengan demam ringan dan rasa tidak enak badan, diikuti oleh ruam kulit yang berkembang menjadi bintik-bintik merah, lalu melepuh dan akhirnya mengerak.
3. Pola ruam dan penyebaran
Ruam cacar monyet biasanya dimulai di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk tangan dan kaki. Ruam ini seringkali memiliki berbagai stadium secara bersamaan, seperti bercak merah, lepuhan, dan kerak. Di sisi lain, ruam cacar air sering kali dimulai di bagian tubuh seperti punggung dan perut, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam cacar air biasanya lebih homogen dalam tahap perkembangan.
4. Perjalanan penyakit dan komplikasi
Cacar monyet cenderung lebih serius dan dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia atau infeksi sekunder, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Cacar air, meskipun dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder, umumnya memiliki perjalanan penyakit yang lebih ringan pada orang dewasa yang sehat.
5. Metode penularan
Cacar monyet ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi serta melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi. Cacar air menular terutama melalui tetesan udara dari batuk atau bersin, dan juga melalui kontak langsung dengan lesi kulit.
Cara mencegah cacar monyet dan air
foto: freepik.com
Cacar monyet dan cacar air merupakan dua penyakit yang sering dianggap serupa karena gejala awal yang mirip, seperti munculnya ruam pada kulit. Meski demikian, keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki cara penularan serta metode pencegahan yang berbeda pula. Adapun pencegahannya sebagai berikut:
Cara mencegah cacar monyet (Monkeypox)
foto: frepik.com
1. Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi
Cacar monyet dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tikus, atau tupai. Hindari kontak dengan hewan liar, terutama yang menunjukkan gejala sakit.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita
Hindari kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi cacar monyet. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau peralatan yang telah terkontaminasi.
3. Menggunakan pelindung diri
Gunakan alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan, dan baju pelindung, saat merawat pasien atau menangani hewan yang berisiko. Ini membantu mencegah penyebaran virus melalui kontak langsung atau pernapasan.
4. Cuci tangan secara rutin
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol juga efektif membunuh virus.
5. Isolasi penderita
Pasien yang terinfeksi cacar monyet harus diisolasi untuk mencegah penularan ke orang lain. Perawatan harus dilakukan di fasilitas medis yang dilengkapi dengan alat pelindung dan standar kontrol infeksi yang ketat.
6. Vaksinasi
Beberapa vaksin cacar air tradisional (seperti vaksin vaccinia) menunjukkan efektivitas dalam memberikan perlindungan terhadap cacar monyet. Namun, akses dan distribusi vaksin ini tergantung pada kebijakan kesehatan setempat.
Cara Mencegah cacar air (Varicella)
foto: frepik.com
1. Vaksinasi
Vaksin varicella adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Vaksin ini biasanya diberikan dalam dua dosis, terutama untuk anak-anak, serta orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau divaksinasi.
2. Hindari kontak dengan penderita
Cacar air sangat menular melalui udara (batuk atau bersin) dan kontak langsung dengan lesi kulit. Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi hingga mereka sembuh total.
3. Jaga kebersihan diri dan lingkungan
Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah kontak dengan orang yang terinfeksi atau barang-barang yang telah terkontaminasi. Bersihkan permukaan dan barang-barang yang sering disentuh.
4. Isolasi pasien
Pasien cacar air harus tetap di rumah dan diisolasi sampai semua lepuhan mengering dan mengerak, untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
5. Hindari menggaruk ruam
Menggaruk ruam cacar air dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dan meningkatkan risiko penyebaran virus. Untuk mengurangi gatal, gunakan krim atau obat antihistamin sesuai anjuran dokter.
6. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh
Menjaga pola makan sehat, cukup istirahat, dan berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus, termasuk cacar air.