Brilio.net - Obesitas tidak hanya mengancam orang dewasa, anak-anak juga berpotensi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Hasil penelitian dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, menemukan prevalensi obesitas pada anak berusia 5 hingga 12 tahun mencapai 20 persen. Rinciannya mencakup gizi lebih sebesar 10,8 persen dan obesitas 9,2 persen.
Syukurnya, dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, secara nasional angka obesitas anak di Indonesia menurun jadi 3,5 persen. Meski begitu, obesitas tentu jadi masalah serius bila tidak ditangani lebih jauh.
BACA JUGA :
9 Manfaat singkong untuk kesehatan, superfood yang dapat melawan kanker lambung
Menyadur dari Mayo Clinic, obesitasanak menjadi kondisi yang cukup serius sebab bisa memicu komplikasi fisik seperti diabetes tipe 2, kolesterol, tekanan darah tinggi, nyeri sendi, masalah pernapasan, hingga penyakit hati berlemak non-alkohol.
Nah, untuk menghindari masalah tersebut, maka orang tua wajib mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi anak setiap harinya. Beberapa makanan yang bisa dikonsumsi anak selama masa tumbuh kembang yaitu superfoods.
Superfood merupakan makanan kaya akan kandungan nutrisi maksimal dengan kalori minimal, yang baik untuk kecerdasan maupun tumbuh kembang anak. Lantas apa saja jenis superfoods yang bisa dikonsumsi anak? Yuk simak ulasan lengkapnya yang brilio.net lansir dari berbagai sumber di bawah ini!
BACA JUGA :
6 Superfoods untuk melawan demam berdarah (DBD), pencegahan alami yang efektif
Superfoods yang wajib dikonsumsi anak selama masa pertumbuhan.
1. Telur.
Menyadur dari laman Healthy Child, telur salah satu makanan yang kaya protein, vitamin A, D, E, dan B12, mineral, serta asam lemak omega-3 yang sehat. Nggak cuma itu dalam satu butir telur terdapat kolin yang berfungsi membangun membran sel dan memberi sinyal molekul di otak. Kamu bisa menyediakan telur rebus untuk anak baik sarapan maupun makan malam.
2. Blueberry.
Blueberry maupun buah jenis berry seperti raspberry, cranberry, stroberi, atau blackberry kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Kandungan ini baik untuk melindungi tubuh dari radikal bebas dan membentuk kolagen alami. Blueberry atau serumpunnya juga mendukung perkembangan otak anak. Buah berry cocok dimakan langsung ataupun dijadikan campuran dalam salad maupun dijus.
3. Ubi jalar.
Ubi jalar bisa menjadi sumber serat dan vitamin yang baik untuk tumbuh kembang anak. Disadur dari Parents, ubi mengandung potasium, vitamin C, serat, dan beta karoten antioksidan yang mencegah jenis kanker tertentu dan menghilangkan radikal bebas. Nggak cuma manis dan enak, makanan ini juga bisa dikonsumsi sebagai MPASI ketika anak sudah bisa makan.
4. Alpukat.
Alpukat salah satu buah yang memiliki protein tinggi diantara buah-buah lainnya. Selain itu, alpukat juga mengandung lemak tak jenuh tunggal atau lemak baik yang dapat mencegah dari berbagai risiko penyakit seperti jantung. Alpukat bisa dijadikan sebagai cemilan untuk anak.
5. Wortel.
Dikutip dari Parents, wortel mengandung beta-karoten dalam jumlah yang cukup besar. Terlebih warna oranyenya sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh. Kandungan beta karoten yang diubah menjadi vitamin A berperan dalam pertumbuhan dan kesehatan mata untuk anak.
6. Daging ayam.
Ayam juga kaya akan protein dan vitamin B6. Kandungan ini membantu tubuh mengekstrak makanan menjadi energi. Ketika masa tumbuh kembang sebaiknya anak rutin konsumsi makanan yang mengandung protein seperti daging ayam supaya mendukung pertumbuhannya. Namun, dagingnya jangan diolah dengan cara digoreng atau dibakar ya, cukup dibuat sop atau rebusan lainnya.
7. Labu.
Labu nggak cuma pemanis alami, tetapi kaya akan antioksidan beta karoten, vitamin C, potasium, serat, folat, vitamin B, dan asam lemak omega-3. Nah, kandungan ini baik untuk perkembangan otak serta memenuhi kebutuhan asupan gizi anak.
8. Ikan.
Nggak cuma ayam, menyadur dari Parents dan Healthy Child, ikan seperti ikan kembung, ikan tuna, ikan salmon kaya akan vitamin yang larut dalam lemak esensial. Minyak ikan ini baik untuk perkembangan otak, mata, hingga menjaga sistem kekebalan tubuh. Terlebih, ada tambahan protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Faktor penyebab obesitas pada anak.
Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, berikut ini beberapa faktor penyebab atau risiko obesitas pada anak:
1. Keturunan atau genetik, yakni anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan obesitas memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
2. Pola makan tidak sehat seperti makan makanan yang tinggi kalori, gula, garam, dan lemak.
3. Kurang aktivitas fisik atau malas bergerak dapat memicu anak obesitas. Sebab adanya penumpukan lemak tubuh yang terjadi terus menerus.
4. Sering jajan di luar, umumnya ketika teman-temannya jajan. Anak cenderung ikut untuk jajan sembarang yang tingkatkan risiko obesitas.
Peran orang tua dalam mencegah obesitas anak.
1. Ajarkan anak makan makanan sehat sejak dini. Misalkan mengkonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, serta batasi makanan tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan makanan olahan.
2. Rutin olahragadengan anak. Orang tua bisa melakukan senam maupun olahraga lain yang bisa dilakukan di rumah.
3. Hindari penggunaan gadget sejak dini, sebab ponsel bisa mendistraksi anak untuk sering rebahan maupun enggan melakukan aktivitas fisik.
4. Batasi waktu menonton televisi. Layaknya HP, televisi juga bikin anak kecanduan yang dapat mempengaruhi kondisi tumbuh kembangnya.
5. Mengawasi kebiasaan makan anak, yakni sebagai orang tua sebaiknya ajarkan anak untuk mengonsumsi makanan secukupnya. Ketika membantu anak mengembangkan pola makan yang seimbang dan mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi, dapat membantu mengurangi risiko obesitas.