1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
4 November 2024 19:10

Deteksi sebelum terlambat, ini 7 cara mengetahui gejala awal kanker ovarium dan cara penanganannya

Dina Mariana berjuang melawan kanker ovarium dan sejumlah masalah pencernaan yang sempat membuatnya dirawat intensif. Dwiyana Pangesthi
foto: freepik.com

Brilio.net - Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Indonesia dengan kepergian penyanyi legendaris Dina Mariana. Penyanyi yang tenar sejak era 70-an ini meninggal pada usia 59 tahun pada Minggu (3/11). Dina mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, setelah berjuang melawan kanker ovarium dan sejumlah masalah pencernaan yang sempat membuatnya dirawat intensif.

Kanker ovarium memang dikenal sulit dideteksi pada tahap awal. Gejala-gejalanya kerap samar dan mirip dengan keluhan ringan sehari-hari seperti masalah pencernaan, kembung, atau nyeri perut. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang tidak menyadarinya hingga kanker sudah memasuki stadium lanjut, membuat peluang penyembuhan menjadi semakin kecil.

BACA JUGA :
Jangan asal gunakan obat antibiotik, kenali manfaat, jenis, dosis, dan dampaknya


Mengenali tanda-tanda awal kanker ovarium sangat penting agar bisa dilakukan penanganan lebih cepat dan tepat. Untuk itu, ada beberapa gejala awal yang perlu diperhatikan sebagai langkah deteksi dini, berikut rangkuman brilio.net dari berbagai sumber, Senin (4/10) agar kamu bisa lebih waspada terhadap kesehatan tubuh.

1. Perhatikan perut kembung yang terus-menerus.

foto: freepik.com/8photo

BACA JUGA :
Dikonfirmasi mengandung bakteri, BPOM jelaskan gejala keracunan jajanan Latiao asal China

Gejala awal kanker ovarium yang sering muncul adalah perut kembung yang berkepanjangan. Mungkin awalnya terasa seperti kembung biasa setelah makan, tapi jika kembung terus terjadi selama berminggu-minggu, ini bisa jadi tanda yang perlu diwaspadai. Jika perut kamu terus terasa penuh atau kembung meskipun sudah mengatur pola makan, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisinya.

2. Nyeri di bagian bawah perut atau panggul.

Rasa sakit atau nyeri di bagian bawah perut juga bisa menjadi gejala awal kanker ovarium. Nyeri ini sering kali mirip dengan rasa sakit saat menstruasi, namun bedanya nyeri akibat kanker ovarium cenderung terus terjadi, bahkan di luar periode menstruasi. Jika kamu merasa sakit di panggul yang berlangsung lama dan semakin intens, sebaiknya tidak diabaikan.

3. Sering merasa cepat kenyang.

Perubahan pada pola makan, seperti merasa cepat kenyang atau kehilangan nafsu makan, bisa menjadi tanda lainnya. Ketika kamu baru makan sedikit namun sudah merasa sangat kenyang, ini bisa jadi indikasi adanya masalah pada sistem pencernaan yang dipengaruhi oleh kondisi ovarium. Gejala ini sering kali dianggap sepele, namun bisa menjadi pertanda awal dari kanker ovarium.

4. Gangguan pada pencernaan dan sering sembelit.

foto: freepik.com/jcomp

Kanker ovarium dapat mempengaruhi saluran pencernaan sehingga menyebabkan sembelit atau gangguan buang air besar. Jika kamu mengalami perubahan pada pola buang air besar yang berlangsung lebih dari beberapa minggu, jangan abaikan gejala ini. Sering merasa perut tidak nyaman atau sulit buang air besar bisa jadi sinyal dari tubuh untuk memberitahu ada masalah yang perlu diperhatikan.

5. Peningkatan frekuensi buang air kecil.

Jika kamu sering merasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya tanpa alasan yang jelas, ini juga bisa menjadi gejala kanker ovarium. Perubahan pada frekuensi buang air kecil terjadi karena tekanan pada kandung kemih yang disebabkan oleh pembesaran ovarium. Gejala ini sering kali diabaikan karena dianggap sebagai infeksi saluran kemih biasa, padahal bisa jadi pertanda masalah lebih serius.

6. Perubahan berat badan secara drastis.

Penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan adalah salah satu gejala awal kanker ovarium. Penurunan berat badan yang signifikan tanpa usaha atau perubahan gaya hidup bisa menandakan bahwa tubuh sedang melawan sesuatu yang serius. Jika kamu mengalami perubahan berat badan yang drastis, ada baiknya memeriksakan diri untuk mengetahui penyebabnya.

7. Lelah berlebihan tanpa alasan jelas.

Rasa lelah yang tidak hilang meskipun kamu sudah cukup tidur atau beristirahat bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami masalah kesehatan serius, termasuk kanker ovarium. Rasa lelah berlebihan ini biasanya terjadi bersamaan dengan gejala-gejala lainnya dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika kamu merasa lemas dan kehabisan energi terus-menerus, jangan abaikan kondisi ini.

8. Siklus menstruasi yang tidak teratur.

Pada beberapa wanita, kanker ovarium bisa memengaruhi siklus menstruasi sehingga menjadi tidak teratur. Perubahan pada pola menstruasi seperti datang lebih sering, lebih jarang, atau bahkan tidak sama sekali bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem reproduksi. Gejala ini sering kali menjadi tanda peringatan bahwa ovarium kamu sedang dalam kondisi tidak normal.

Cara penanganan dan pencegahan kanker ovarium

foto: freepik.com

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kanker ovarium mencapai stadium lanjut. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan jika sudah merasakan gejala-gejala di atas atau ingin menjaga kesehatan ovarium.

1. Konsultasi ke dokter.

Jika kamu merasakan gejala-gejala mencurigakan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes tambahan seperti USG atau CT scan untuk memastikan kondisi ovarium.

2. Tes darah CA-125.

CA-125 adalah protein yang tingkatnya sering kali meningkat pada penderita kanker ovarium. Tes ini dapat membantu mendeteksi keberadaan kanker ovarium di tubuh meskipun tidak selalu akurat untuk semua kasus.

3. Menjaga pola hidup sehat.

Mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan mengurangi risiko kanker ovarium.

4. Menghindari penggunaan hormon tanpa pengawasan.

Penggunaan hormon, seperti terapi pengganti hormon atau pil KB, sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter. Penggunaan hormon tertentu dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kanker ovarium.

5. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama untuk wanita yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga, sangat disarankan. Pemeriksaan ini bisa membantu mendeteksi adanya perubahan pada ovarium lebih awal.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags