Brilio.net - Belakangan media sosial diramaikan dengan pembahasan mengenai perilaku pria yang dinilai lebih manja saat sakit ketimbang perempuan. Fenomena laki-laki lebih lemah saat sakit dibanding perempuan pun mendapat banyak pengakuan dari masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah fakta, namun ada yang menganggap bahwa itu cuma asumsi belaka.
Bahkan ada pula yang memparodikan fenomena ini, dikatakan bahwa laki-laki saat terkena kecelakaan tidak akan bersikap kesakitan, namun jika mereka mengidap demam ringan seolah-olah itu adalah akhir hayat mereka. Jadi kamu tim yang percaya fenomena ini atau tidak?
BACA JUGA :
Bukan sekadar bengkak biasa, kenali 7 ciri patah tulang agar tak jadi cedera permanen
Menjawab isu tersebut, ternyata ada loh beberapa penelitian yang berusaha memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap fenomena ini. Tentunya penjelasan yang dipaparkan berdasarkan penelitian ilmiah yang telah melalui berbagai pengujian.
Namun sebelum masuk kedalam penjelasan secara ilmiah, fenomena laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan, tidak dapat digeneralisir kepada semua orang. Hal itu karena setiap manusia memiliki tingkat toleransi atas rasa sakit yang berbeda-beda yang dipengaruhi juga faktor internal maupun eksternal.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai penjelasan ilmiah atas fenomena laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (8/5).
BACA JUGA :
Pahami gejalanya, ini penyakit yang diakibatkan amoeba masuk ke tubuh
Apakah benar laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan?
Pertanyaan yang beredar seputar mengapa laki-laki cenderung lebih lemah dan manja saat sakit, dapat dijawab dengan penjelasan ilmiah loh, bukan hanya sekedar gurauan saja. Kecenderungan itu dibuktikan oleh beberapa penelitian sejenis yang berusaha mengungkap faktor-faktor apa yang menyebabkan lebih lemahnya toleransi rasa sakit kaum adam ketimbang kaum hawa.
Penelitian dari jurnal American Journal of Physicology mengungkapkan bahwa alasan perbedaan respon yang diterima saat menerima saat sakit disebabkan oleh faktor produksi hormon yang berbeda. Perempuan memiliki asupan suplai hormon estrogen lebih ketimbang laki-laki. Selain itu hormon testosteron juga berpengaruh dalam penerimaan rasa sakit yang diterima laki-laki.
Penelitian itu menerangkan bawah hormon estrogen mampu memberikan perlawanan lebih terhadap virus yang berusaha menjangkit tubuh. Dengan produksi hormon estrogen yang lebih banyak dimiliki perempuan ketimbang laki-laki, oleh karena itu laki-laki lebih cenderung merasakan sakit yang lebih besar ketimbang perempuan.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Cambridge University juga mengatakan bahwa laki-laki telah melakukan evolusi, yang dimana tingkat kekebalan tubuh laki-laki lebih lemah ketimbang perempuan. Oleh sebab itu, laki-laki lebih cenderung merasakan gejala yang lebih sakit ketimbang perempuan saat diserang virus.
Hormon Estrogen pada perempuan, dapat memiliki efek analgesik atau penurunan rasa sakit. Estrogen dapat memengaruhi jalur penghantar rasa sakit di otak dan sumsum tulang belakang. Tingkat estrogen yang lebih tinggi pada perempuan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis rasa sakit, seperti nyeri neuropatik (akibat kerusakan pada saraf).
Sedangkan pada laki-laki, testosteron juga dapat memengaruhi respons terhadap rasa sakit. Meskipun testosteron cenderung lebih rendah daripada estrogen dalam mempengaruhi rasa sakit. Penelitian menunjukkan bahwa testosteron dapat mempengaruhi persepsi terhadap rasa sakit dan respon terhadap pengobatan penghilang rasa sakit.
Adapun salah seorang profesor ahli dalam bidang mikrobiologi dan imunologi, yakni Sabra Klein menerangkan bahwa laki-laki memiliki reseptor yang lebih aktif pada sel kekebalan tubuhnya ketimbang perempuan. Hal itulah yang menyebabkan laki-laki lebih merasakan dampak dari gejala penyakit yang dideritanya. Namun, respons terhadap rasa sakit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosial, dan lingkungan, bukan hanya oleh hormon. Sehingga sifat-sifat individu serta konteks yang lebih luas juga memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang bereaksi terhadap rasa sakit, terlepas dari jenis kelamin mereka
Mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan?
Penyebab utama atau alasan mengapa laki-laki cenderung lebih manja saat sakit ketimbang perempuan disebabkan oleh faktor psikologis. Faktor psikologis pada laki-laki dan perempuan memiliki persepsi yang berbeda. Hal ini dijelaskan juga, bahwa reaksi tersebut dapat timbul karena bentuk penolakan atas persepsi umum yang hadir di berbagai kalangan.
Persepsi yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih kuat ketimbang perempuan. Pada dasarnya fisik laki-laki memang lebih memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan perempuan, namun laki-laki memiliki toleransi yang lebih lemah terhadap rasa sakit ketimbang perempuan.
Saat merasakan tubuh yang dilanda gejala penyakit, laki-laki lebih cenderung memilih untuk beristirahat sejenak. Hal itu dapat diistilahkan sebagai bentuk memanjakan diri, yang harapannya agar bisa lekas pulih kembali. Selain itu, saat merasakan bahwa tubuh sedang dalam kondisi yang kurang fit, laki-laki memiliki pandangan bahwa kesehatan keseluruhan tubuhnya dalam masalah yang harus membutuhkan tindakan secepatnya. Berbeda dengan perempuan yang lebih abai terhadap gejala yang dirasakan saat terdampak suatu penyakit.
Faktor lingkungan yang dipengaruhi norma, serta faktor sosial antar pasangan juga memiliki pengaruh terhadap hal tersebut. Contohnya saja suami yang berkeinginan mendapat perawatan lebih dari sang istri saat dirinya sakit, hal itu disebabkan karena dalam kesehariannya sang suami selalu bersikap baik-baik saja walaupun diterpa berbagai masalah, dan dikala sakit dia akan kembali membutuhkan perhatian pasangannya.
Oleh sebab itu seringkali ditemukan bahwa laki-laki akan bermanja-manja dengan pasangannya selama dia terkena gejala suatu penyakit. Reaksi manja dan membutuhkan perhatian itu adalah hal yang normal dan wajar dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Namun toleransi atas rasa sakit yang dimiliki setiap orang berbeda-beda hasilnya.
Itulah penjelasan ilmiah mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan. Harapannya, setelah kamu mengetahui informasi seputar alasan mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan, kamu bisa lebih bijak mengerti akan hal tersebut. Baik laki-laki maupun perempuan tentunya memiliki kekuatannya masing-masing, oleh sebab itu laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang setara dalam mendapatkan perawatan, agar penyakit yang dideritanya segera lekas pulih. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Magang/Zidan Fajri