Brilio.net - Rasa sakit yang tajam dan sensasi terbakar pada satu sisi tubuh seringkali menjadi tanda awal herpes zoster. Gejala ini biasanya diikuti oleh ruam kulit yang terasa gatal sekaligus menyakitkan, membuatnya berbeda dari masalah kulit biasa. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti herpes kulit, penyakit dompo, cacar api, atau cacar ular.
Berdasarkan data epidemiologi nasional, sebuah studi yang dilakukan di rumah sakit pendidikan di Indonesia selama tahun 2011 hingga 2013 mencatat sebanyak ada 2.232 kasus herpes zoster. Kelompok usia paling banyak terdampak berada di rentang 4564 tahun, mencapai 37,95% dari total kasus. Selain itu, komplikasi berupa neuralgia postherpetik (PHN), yang menyebabkan nyeri kronis setelah ruam sembuh, ditemukan pada 26,5% pasien dengan usia dominan yang sama, yaitu 4564 tahun.
BACA JUGA :
Niat cantik malah menyesal, kisah cewek usai sulam bibir ini berujung idap penyakit seumur hidup
Walaupun jarang menyebabkan kematian, herpes zoster tetap memiliki risiko fatal, terutama pada pasien lanjut usia. Angka kematian akibat infeksi ini berkisar antara 0 hingga 0,47 per 100 ribu orang setiap tahunnya. Risiko tersebut lebih tinggi pada mereka yang berusia di atas 60 tahun. Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya mengenali gejala awal herpes zoster agar dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
Menilik maraknya kasus maka nggak heran bila Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr. dr. Soekamto Koesnoe Sp.PD-KAI, memaparkan pentingnya vaksinasi untuk mencegah Herpes Zoster pada orang dewasa, terutama orang dewasa di atas 50 tahun.
Selain vaksinasi, perluas wawasan tentang penyakit herpes zoster juga penting. Dengan bekal keilmuan, kamu bisa memahami gejala awal supaya mampu melakukan pencegahan dini agar tidak mudah tertular. Berikut ini gejala awal herpes zoster, brilio.net lansir dari berbagai sumber, Senin (9/12).
BACA JUGA :
Wanita ini terkena herpes usai coba produk tester make up, kenali herpes, penyebab, & cara mengatasi
Gejala awal Herpes Zoster.
foto: freepik.com/freepik
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster. Setelah kamu terkena cacar air, biasanya virus ini tetap berada dalam sistem saraf pusat dalam keadaan dorman. Namun, virus ini dapat aktif kembali lalu menyebabkan herpes zoster, misalnya karena stress, penuaan, hingga sistem imun tubuh yang lemah. Lantas bagaimana gejala awal munculnya herpes zoster? Diantaranya:
1. Rasa sakit dan sensasi terbakar pada satu sisi tubuh.
Gejala awal herpes zoster sering ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan sensasi terbakar pada satu sisi tubuh, biasanya di area dada, punggung, atau wajah. Sensasi ini sering muncul sebelum ruam terlihat, sehingga sulit dikenali sebagai gejala herpes zoster pada tahap awal.
Beberapa orang bahkan mengira rasa sakit ini sebagai akibat cedera otot maupun kondisi lain yang tidak terkait. Sensasi ini muncul karena virus menyerang saraf, sehingga rasa nyeri dapat berlangsung cukup intens meskipun area kulit terlihat normal.
2. Kulit terasa gatal atau sensitif.
Sebelum munculnya ruam khas herpes zoster, kulit pada area yang terkena sering terasa gatal, sensitif, atau seperti ditusuk-tusuk jarum. Selain itu, ada juga melaporkan perasaan seperti tertusuk maupun kesemutan.
Gejala ini seringkali membuat penderitanya tidak nyaman, bahkan sebelum tanda-tanda fisik yang lebih jelas muncul. Sensasi ini jadi reaksi dari saraf yang teriritasi akibat aktivasi virus varicella-zoster.
3. Munculnya ruam merah di area tertentu.
Ruam merah biasanya mulai muncul beberapa hari setelah rasa nyeri maupun sensasi terbakar dirasakan. Ruam ini cenderung berkelompok di satu sisi tubuh, sering kali di sekitar tulang rusuk, punggung, hingga wajah.
Awalnya, ruam terlihat seperti bintik-bintik merah kecil, namun seiring waktu, berubah menjadi lepuhan berisi cairan. Bentuk ruam yang khas ini menjadi salah satu ciri utama yang membedakan herpes zoster dari kondisi kulit lainnya.
4. Demam ringan dan gejala seperti flu.
Pada beberapa kasus, herpes zoster dapat disertai dengan gejala seperti flu, termasuk demam ringan, kelelahan, sekaligus tubuh terasa lemah. Demam seringkali dianggap sebagai reaksi tubuh terhadap peradangan yang disebabkan oleh virus. Gejala-gejala ini tidak selalu muncul pada setiap orang, namun ketika terjadi, dapat membuat kondisi tubuh semakin tidak nyaman.
5. Nyeri kepala atau pusing.
Pada beberapa penderita herpes zoster, adanya nyeri kepala atau pusing sebagai salah satu gejala awal. Hal ini biasanya terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti demam hingga rasa nyeri pada kulit. Nyeri kepala ini dapat bervariasi dari ringan hingga cukup parah, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan respons tubuh terhadap virus.
Mengenali gejala-gejala awal herpes zoster sangat penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan memulai pengobatan sedini mungkin. Penanganan yang cepat tidak hanya membantu meredakan gejala, tetapi juga mencegah komplikasi seperti neuralgia postherpetik yang dapat menyebabkan nyeri kronis jangka panjang.
Cara penanganan dini bila terinfeksi Herpes Zoster.
foto: freepik.com/freepik
1. Segera konsultasikan ke dokter.
Langkah pertama yang harus diambil jika terindikasi herpes zoster yakni berkonsultasi dengan dokter. Herpes zoster membutuhkan diagnosis yang tepat untuk memastikan gejala yang dialami benar-benar disebabkan oleh virus varicella-zoster. Dokter biasanya akan memeriksa riwayat medis pasien lalu melakukan pemeriksaan fisik pada area yang terkena.
Dalam beberapa kasus, tes laboratorium seperti analisis cairan dari lepuhan kulit dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis. Penanganan dini yang dimulai dalam waktu 72 jam sejak munculnya gejala pertama dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi, seperti neuralgia postherpetik.
2. Penggunaan obat antivirus.
Obat antivirus seperti asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir merupakan pengobatan utama untuk herpes zoster. Obat ini efektif menghambat perkembangan virus dan membantu mengurangi durasi serta keparahan gejala.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian obat antivirus dalam waktu 72 jam setelah munculnya ruam dapat menurunkan risiko komplikasi, termasuk nyeri kronis. Obat ini biasanya diresepkan untuk dikonsumsi selama 710 hari, serta efektivitasnya akan maksimal jika diikuti sesuai petunjuk dokter.
3. Pengelolaan nyeri dengan obat-obatan.
Selain antivirus, pengelolaan nyeri juga menjadi bagian penting dalam penanganan herpes zoster. Nyeri yang ditimbulkan oleh virus ini dapat sangat mengganggu, sehingga dokter sering meresepkan obat pereda nyeri seperti parasetamol.
Pada kasus nyeri yang lebih parah, obat-obatan khusus seperti antidepresan trisiklik maupun obat antikonvulsan dapat digunakan untuk meredakan nyeri yang berasal dari saraf. Krim dengan kandungan lidokain juga dapat membantu mengurangi rasa sakit pada kulit yang terkena.
4. Menjaga kebersihan area yang terkena.
Area kulit yang terkena herpes zoster memerlukan perawatan khusus untuk mencegah infeksi sekunder. Membersihkan area dengan air hangat dan sabun lembut jadi langkah penting untuk menjaga kebersihan kulit.
Hindari menggaruk ataupun memecahkan lepuhan, karena tindakan ini dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri. Selain itu, lepuhan yang terbuka harus ditutup dengan perban steril untuk melindungi kulit dari iritasi maupun paparan bakteri.
5. Istirahat dan jaga imun tubuh.
Istirahat yang cukup sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Herpes zoster sering kali muncul ketika sistem kekebalan tubuh sedang melemah, sehingga memperkuat daya tahan tubuh menjadi prioritas. Mengonsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin C dan protein, serta tetap terhidrasi dengan baik, dapat membantu tubuh melawan virus. Selain itu, suplemen seperti vitamin B12 dan seng dapat mendukung fungsi sistem imun, meskipun konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum memulai konsumsi suplemen.