Brilio.net - Diabetes mellitus (DM) pada anak menjadi masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menunjukkan peningkatan signifikan kasus diabetes pada anak-anak. Prevalensi kasus diabetes anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan dengan 2010.
Jumlah kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Angka ini meningkat drastis dari 0,028 per 100.000 anak pada tahun 2010 dan 0,004 per 100.000 jiwa pada tahun 2000. Mayoritas kasus diabetes pada anak adalah tipe 1, sementara diabetes tipe 2 menyumbang 5-10 persen dari keseluruhan kasus.
BACA JUGA :
Bantu tingkatkan kualitas tidur, ini 7 kegiatan yang perlu dilakukan sebelum terlelap
Di tengah meningkatnya kasus diabetes pada anak, beredar misinformasi bahwa susu UHT dapat menyebabkan diabetes. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) membantah informasi tersebut melalui akun Instagram pribadinya. Beliau menegaskan bahwa berita tersebut merupakan kesimpulan yang keliru dari wawancara pada acara peringatan Hari Anak Nasional.
foto: Pixabay.com
BACA JUGA :
Kerap disepelekan, ternyata ini 8 faktor risiko alami tuberkulosis (TBC) di usia muda
"Beredar berita bahwa susu UHT bikin diabetes... Ini kesimpulan ngawur dari wawancara saat acara peringatan Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu. Wartawan juga menyamakan UHT dengan ultraprocessed food... duhhh," tulis Dr. Piprim dalam unggahannya.
Dr. Piprim menjelaskan bahwa yang dimaksud sebenarnya adalah diabetes tipe 2 yang mulai banyak terjadi pada anak remaja. Penyebabnya adalah gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan dengan banyak asupan makanan ultra-olahan, tinggi gula, dan zat tambahan lainnya.
"Padahal yg dimaksud adalah Diabetes tipe 2 yg mulai banyak terjadi pada anak remaja disebabkan gaya hidup yg tidak sehat termasuk pola makan yg banyak asupan ultraprocessed food, tinggi gula dan zat tambahan lainnya," lanjut Dr. Piprim.
Dr. Piprim menjelaskan bahwa diabetes tipe 2 pada anak remaja disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan dengan banyak asupan makanan ultra-olahan. Beliau menekankan pentingnya mengonsumsi makanan alami dan membatasi asupan susu harian pada anak. Pola pikir orang tua yang salah adalah menganggap susu UHT menjadi superfood sehingga dikonsumi berlebihan oleh anak.
"Perbanyak real food seperti ikan, unggas, daging dan telur. Susu jangan dianggap superfood sehingga ada yg memberi anaknya susu 8-10 botol sehari, batasi aja 200 ml sehari," tambahnya.
Diabetes tipe 2 pada anak-anak merupakan kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh mengatur gula darah (glukosa). Pankreas masih memproduksi insulin, namun tidak cukup untuk mengatasi resistensi insulin tubuh. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik atau tidak dapat memproduksi cukup insulin.
Penyebab diabetes pada anak
foto: Pixabay.com
Diabetes tipe 2 pada anak-anak disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan gaya hidup. Resistensi insulin menjadi penyebab utama, di mana sel-sel tubuh tidak dapat merespons insulin dan menggunakan glukosa sebagai energi dengan baik. Berikut adalah 7 penyebab utama diabetes tipe 2 pada anak dilansir brilio.net dari Very Well Health dan IDAI pada Selasa (6/8).
1. Riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga
Genetika berperan penting dalam perkembangan diabetes tipe 2. Risiko anak mengalami diabetes tipe 2 meningkat jika salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi tersebut. American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa meskipun penyebab pasti diabetes tipe 2 belum diketahui, namun faktor genetik memainkan peran signifikan.
Anak-anak dengan riwayat keluarga diabetes tipe 2 memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami resistensi insulin. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 seiring waktu jika tidak ditangani dengan baik.
2. Kelebihan berat badan
Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2 pada anak-anak. Kelebihan berat badan menyebabkan glukosa dalam darah sulit masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan dapat memicu diabetes.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua anak dengan kelebihan berat badan akan mengalami diabetes tipe 2. Faktor-faktor lain seperti genetik dan gaya hidup juga berperan dalam perkembangan penyakit ini.
3. Kurang aktivitas fisik
Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada anak-anak. Penggunaan gadget yang berlebihan membuat anak-anak malas beraktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik sangat penting untuk membakar lemak yang menumpuk dalam tubuh.
Kurangnya aktivitas fisik juga dapat mengurangi sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Akibatnya, glukosa sulit masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam aliran darah, meningkatkan risiko diabetes.
4. Kurang tidur
Studi menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Kurangnya waktu tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres kortisol. Meskipun kortisol membantu menjaga kewaspadaan, kadar yang terlalu tinggi dapat menghambat produksi insulin dan respons tubuh terhadap insulin.
Pola tidur yang tidak teratur dan kurang cukup dianggap sebagai faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2. Anak-anak membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk menjaga keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh.
5. Lahir prematur atau berat badan rendah
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Kondisi ini berkaitan dengan perkembangan organ dan sistem metabolisme yang belum sempurna saat lahir.
Bayi prematur dengan usia kehamilan 39 hingga 42 minggu juga berpotensi mengidap diabetes tipe 2 di kemudian hari. Pemantauan kesehatan dan pola makan yang tepat sejak dini penting untuk mencegah risiko ini.
6. Pola makan yang keliru
Konsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada anak. Selain itu, makanan olahan dan daging merah yang dikonsumsi secara berlebihan juga dapat memicu diabetes.
Pola makan yang tidak seimbang dan tinggi kalori kosong dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin. Edukasi tentang pola makan sehat sejak dini sangat penting untuk mencegah risiko diabetes pada anak-anak.
7. PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
PCOS adalah kondisi di mana kista berkembang pada ovarium, menyebabkan ketidakteraturan menstruasi dan masalah kesuburan. Penderita PCOS sering mengalami resistensi insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Meskipun PCOS umumnya didiagnosis pada remaja dan dewasa muda, gejalanya dapat muncul sejak masa pubertas. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada anak perempuan dengan PCOS.
Cara mencegah diabetes tipe 2 pada anak
foto: Pixabay.com
Pencegahan diabetes tipe 2 pada anak-anak berfokus pada penerapan gaya hidup sehat. Meskipun faktor genetik berperan, banyak kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah melalui pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, dan pemantauan kesehatan rutin. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah diabetes tipe 2 pada anak dirangkum dari Childrens Mercy Kansas City dan Centers for Disease Control and Prevention:
1. Pola makan sehat
Diet sehat untuk anak-anak harus tinggi makanan nabati, rendah garam, dan rendah lemak jenuh. Orang tua dapat mengurangi pembelian makanan cepat saji dan menyiapkan bekal makanan sehat untuk anak-anak mereka.
Perbanyak asupan buah dan sayur dalam menu harian anak. Metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus dapat menggantikan makanan yang digoreng. Orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik dengan menerapkan pola makan sehat untuk seluruh keluarga.
2. Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik membantu membakar kalori dan meningkatkan sensitivitas insulin. Anak-anak dan remaja sebaiknya aktif secara fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Orang tua dapat membatasi waktu penggunaan gadget dan televisi maksimal 2 jam sehari.
Berikan tugas rumah ringan kepada anak, seperti menyapu atau merapikan kamar. Ajak anak beraktivitas di luar rumah seperti bersepeda, jalan kaki, atau jogging bersama keluarga. Orang tua harus menjadi contoh nyata dalam menerapkan gaya hidup aktif.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
Pemeriksaan kesehatan rutin penting untuk mendeteksi dini faktor risiko diabetes. Terutama jika ada riwayat diabetes dalam keluarga, konsultasi dengan dokter anak secara berkala sangat dianjurkan.
Tanyakan kepada dokter tentang gejala diabetes tipe 2 pada anak dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Aplikasi kesehatan seperti Halodoc dapat membantu orang tua berkonsultasi dengan dokter spesialis anak secara online.
4. Pastikan untuk melakukan diet sesuai arahan dokter
Jika anak mengalami kelebihan berat badan, hindari memberikan diet penurunan berat badan tanpa konsultasi medis. Anak-anak tetap membutuhkan nutrisi dan kalori yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi tentang cara membantu anak mencapai berat badan ideal. Dengan bimbingan profesional, anak akan mendapatkan asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya tanpa mengorbankan nutrisi penting.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, orang tua dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada anak-anak mereka. Penting untuk diingat bahwa perubahan gaya hidup harus melibatkan seluruh keluarga untuk hasil yang optimal.