Brilio.net - Baru-baru ini khalayak digegerkan dengan kemunculan penyakit cacar monyet di Singapura. Penyakit ini terungkap usai pria Nigeria dilaporkan positif memiliki virus itu pada 8 Mei lalu.
Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) menyatakan bahwa pria 38 tahun itu datang pada 28 April. Saat ini pria Nigeria itu dalam kondisi stabil di bagian isolasi National Centre for Infectious Diseases (NCID).
BACA JUGA :
8 Trik WhatsApp yang perlu kamu pelajari, berfaedah banget
Kemunculan penyakit ini membuat pemerintah Indonesia mulai berjaga-jaga. Pemerintah Batam misalnya, mulai mempersiapkan alat pendeteksi panas tubuh. Tujuannya untuk mendeteksi orang-orang yang berkemungkinan terjangkit penyakit tersebut.
Kemunculan penyakit cacar monyet ini harus menjadi perhatian bersama. Masyarakat umum misalnya, wajib mempelajari penyakit cacar monyet. Misalnya gejalanya dan dampak lainnya.
Nah, penyakit cacar monyet ini jangan disamakan dengan cacar air ya. Meski namanya sama-sama cacar, namun dua penyakit ini sebenarnya sangat berbeda.
BACA JUGA :
Komputer Apple pertama dilelang Rp 93 miliar, istimewanya apa?
Berikut perbedaannya seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (14/5).
1. Penyebab terjadinya
Perbedaan pertama dari cacar air dan cacar monyet (monkeypox) adalah penyebab terjadinya. Penyakit cacar air disebabkan oleh virus varicella.
Sedangkan penyakit cacar monyet disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Dari bakteri penyebab terjadinya kedua jenis cacar ini saja sudah berbeda, makanya dampak dan akibatnya pada tubuh akan berbeda pula.
2. Cara penularan
Perbedaan cacar air dan cacar monyet yang kedua adalah cara penularannya. Cacar monyet paling sering menular dari hewan kepada manusia. Walaupun tentu saja tidak menutup kemungkinan penularannya terjadi dari manusia ke manusia juga.
Penularan bisa terjadi dengan melalui kontak dengan darah, luka terbuka pada kulit dan mukosa hewan serta lewat cairan tubuh. Mengonsumsi daging yang terinfeksi virus cacar monyet juga menjadi faktor utama risiko terjadinya penularan cacar monyet ini.
Sementara itu, cacar air akan sangat mudah menular dari manusia ke manusia lainnya. Penularannya juga terjadi dengan mudah, yaitu hanya dengan melakukan kontak dengan orang yang terkena cacar air yang masih aktif. Jadi kamu wajib waspada dan selalu menjaga diri.
3. Gejala yang timbul
Perbedaan selanjutnya adalah gejala yang timbul akibat dua jenis cacar ini. Walaupun secara garis besar gejala yang terjadi pada cacar air dan cacar monyet ini hampir sama namun ada beberapa gejala yang membuat kamu bisa mengenali gejala penyakit cacar jenis apa yang kamu alami.
Gejala yang terjadi pada cacar air ataupun cacar monyet biasanya adalah seperti demam tinggi, sakit kepala, timbul ruam di kulit, serta nyeri otot. Namun pada cacar monyet, akan ada gejala khas yang terjadi yaitu adanya pembesaran kelenjar getah bening.
Selain itu, pada cacar air, gejala gejala yang terjadi lebih bersifat ringan. Penyakit cacar air sebenarnya bisa sembuh sendiri dalam waktu kurang lebih dua minggu, namun sebaiknya periksakan ke dokter bila terserang penyakit ini.
4. Cara pencegahan
Perbedaan berikutnya adalah cara pencegahan masing-masing jenis cacar ini. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa cacar monyet belum memiliki pencegahan secara spesifik.
Pencegahan penyakit cacar monyet ini hanya dilakukan dengan menghindari berbagai macam faktor risiko yang ada seperti menghindari kontak langsung dengan hewan tertentu serta menunda kunjungan yang akan dilakukan menuju negara negara endemis penyakit tersebut.
Sebaliknya, cacar air yang telah banyak ditemui bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita cacar air yang masih aktif. Seorang penderita cacar air yang kelainan kulitnya belum mengering masih berpotensi menularkan ke orang sekitarnya.
Selain itu, juga ada vaksin cacar air yang dilakukan pada anak saat imunisasi. Selain itu, kamu wajib menjaga kebersihan supaya tidak terjangkit penyakit cacar air ini.