Brilio.net - Manusia perlu mengonsumsi vitamin C secara teratur karena tubuh tidak dapat memproduksi maupun menyimpan vitamin ini secara alami.
Salah satu kegunaan vitamin C adalah membantu tubuh menyerap zat besi. Manfaat vitamin C juga penting dalam mendukung pertumbuhan badan secara normal. Selain itu, vitamin C berperan membantu melindungi sel-sel tubuh, membantu penyembuhan luka, dan membantu menjaga kesehatan jaringan ikat.
Meskipun manfaat vitamin C begitu banyak bagi keuntungan tubuh manusia, terlalu banyak mengonsumsi vitamin ternyata justru dapat mendatangkan penyakit.
Umumnya manfaat vitamin C bisa didapatkan dari buah dan sayur, selain itu juga bisa diperoleh dari tablet vitamin C, pil, minuman, hingga dalam bentuk suntikan.
BACA JUGA: Ibu gemar unggah foto anaknya di media sosial berisiko depresi!
Takaran vitamin C yang direkomendasikan untuk dikonsumsi per harinya adalah sebanyak 65-90 miligram. Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan tubuh jika mengonsumsi jumlah vitamin dan mineral di atas itu. Secara alami, tubuh akan langsung membuang kelebihan vitamin C melalui urine.
Meski begitu, para pakar nutrisi mengungkapkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak vitamin dan mineral dapat menyebabkan masalah kesehatan. Mengonsumsi suplemen vitamin C dalam kadar yang terlalu tinggi ternyata dapat menyebabkan gejala-gejala seperti, mual, diare, muntah, nyeri ulu hati, kram dan sakit perut, insomnia, sakit kepala, hingga batu ginjal.
Gejala-gejala tersebut umumnya dapat mereda segera setelah mengonsumsi vitamin C nya dihentikan. Sementara efek samping lain yang bisa terjadi akibat mengonsumsi vitamin C dosis tinggi adalah, peningkatan ekskresi asam urat, peningkatan ekskresi oksalat dan batu ginjal, berkurangnya kemampuan tubuh menyerap vitamin B12 dan tembaga, kelebihan zat besi dan peningkatan kebutuhan oksigen dalam tubuh.
Dilansir dari news-medical.net, sejumlah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C terlalu banyak di masa kehamilan dapat menyebabkan sakit perut dan meningkatkan risiko mengalami persalinan prematur.
Vitamin C dalam dosis terlalu tinggi juga berisiko menyebabkan hiperoksaluria, yaitu gangguan kesehatan serius saat asam oksalat yang diekskresikan di dalam urine terlalu banyak sehingga meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal.
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, seseorang yang mengonsumsi vitamin C dosis tinggi setelah menjalani transplantasi ginjal bisa meninggal dunia akibat timbunan kalsium oksalat yang merusak ginjal barunya. Itu sebabnya vitamin C tidak boleh diberikan pada pasien gagal ginjal.
Untuk meminimalkan risiko kelebihan vitamin C, direkomendasikan untuk mendapatkan asupan vitamin C dari beragam sayur dan buah dibandingkan dari suplemen vitamin C. Pastikan untuk mengonsumsi minimal satu macam makanan kaya vitamin C tiap hari seperti, jeruk, kiwi atau stroberi.