1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
24 Januari 2019 09:23

Ini dampak buruk ketika anak-anak mengalami stunting

Para orangtua baru wajib tahu nih.. Penting. Syifa Fauziah

Brilio.net - Kasus stunting atau perawakan pendek pada seseorang karena kekurangan gizi masih banyak ditemui di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan angka kejadian stunting di Indonesia mencapai angka 30,8%. Angka ini masih jauh di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Demikian seperti dikutip dari Kementerian Kesehatan.

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak paham dengan kasus ini. Stunting terjadi karena asupan nutrisi yang tidak optimal. Biasanya seseorang yang mengalami stunting tubuhnya akan lebih kecil dari orang normal lainnya.

Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr Damayanti Rusli Sjarif mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengalami stunting, yaitu asupan nutrisi yang tidak optimal dan kebutuhan nutrisi yang meningkat akibat penyakit.

"Kemiskinan yang banyak terjadi menjadi salah satu faktor tertinggi seseorang mengalami stunting, selain itu ketidaktahuan orangtua terhadap ASI/MPASI, dan juga lingkungan yang tidak bersih menyebabkan anak mengalami berbagai macam penyakit," ujarnya saat ditemui media dalam acara Milk Versation Frisian Flag di Jakarta, Rabu (23/1).

Dokter Damayanti mengatakan stunting bisa disembuhkan secara dini jika sang penderita masih berusia di bawah dua tahun. Namun, penderita akan menjadi susah disembuhkan bila berusia di atas dua tahun.

"Pasien stunting bisa diperbaiki di bawah usia dua tahun, tapi jika sudah di atas usia dua tahun itu akan sulit karena kognitifnya susah untuk diperbaiki. Alhasil, bila sang anak menderita stunting tak hanya perubahan tubuhnya saja, tapi IQ nya akan berkurang tiga poin dan menetap di situ. Tidak bisa mengejar IQ orang normal," tambahnya.

Untuk itu, Dokter Damayanti menyarankan agar orangtua selalu memperhatikan kondisi sang anak. Bila sudah mengalami kejanggalan pada pertumbuhannya, lebih baik langsung diperiksakan ke dokter.

BACA JUGA :
Ini bahaya obesitas bagi anak, salah satunya picu jantung koroner


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags