1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
10 April 2017 02:03

Begini penanganan pertama korban kecelakaan, agar tak salah bertindak

Saat ini teknik pemberian pertolongan pertama bagi korban belum begitu tersosialisasi dengan baik di Indonesia. Syifa Fauziah
foto: Pixabay.com

Brilio.net - Kecelakaan bisa terjadi kapan pun dan menimpa siapa saja. Tindakan pertolongan pertama sangat membantu penanganan korban kecelakaan. Tapi apakah selama ini tindakan kita menolong korban sudah benar?

Ketua Trauma Center Rumah Sakit Tebet dan juga ahli bedah, dr. Yesaya Baringin, SpB, FCSI, menyampaikan ada hal-hal hang perlu diperhatikan saat melakukan penangan pertama korban kecelakaan.

BACA JUGA :
Bus pariwisata rombongan SD masuk jurang Tawangmangu, 6 orang tewas


Dr. Berry kerap ia di sapa mengatakan saat melihat korban kecelakaan tidak boleh menolong dan mengangkat sendiri. Karena ada bagian-bagian organ tubuh yang bila cara mengangkat korbannya tidak sesuai akan makin memperburuk keadaan pasien.

"Pertama coba cek nadinya. Badannya diluruskan. Kemudian cobalah berteriak memanggil orang lain, minimal 2-3 orang untuk mengangkat korban, jangan sendirian apalagi sampai sembarangan menarik atau ditarik ke pinggir jalan. Tidak boleh menarik bagian leher atau kepala korban atau bahkan bagian kakinya saja," ujarnya dalam HealthyTalk Tenda Sehat saat HUT ke 35 RS Tebet, di Taman Honda, Tebet, Sabtu (7/3).

BACA JUGA :
Aksi ngawur sopir paksa truk lintasi jembatan kayu ini berakhir tragis

Ia menjelaskan alasan tidak boleh diangkat bagian leher karena leher merupakan pusat pernapasan, dan terdapat tulang belakang dan saraf.

"Biasanya si penolong kan belum tahu kondisi korban. Kalau dia asal angkat aja malah akan memperburuk kondisi korban," tambahnya.

Sebaiknya, saat menolong korban kecelakaan, misalnya kecelakaan motor di jalan, bagian leher pusatkan dalam kondisi yang baik, gunakan penyangga leher. Bila tidak ada bisa mensiasatinya dengan menggunakan koran yang dilipat atau karton. Untuk kaki atau tangan yang patah bisa pakai papan atau kalau dalam kondisi di daerah terpencil bisa pakai batang pohon dan diikat.

"Kalau korban berteriak-teriak sakit kemungkinan ada yang patah. Nah kalau tidak diikat bisa jadi tulang yang patah akan semakin parah patahnya," ucapnya.

Sementara itu, bagi korban yang memiliki luka darah, ia mengatakan bisa menekan bagian atas yang berdarah. Hal itu dilakukan agar tidak semakin banyak darah yang keluar dan menghindari si pasien kehabisan darah.

"Tapi diikat jangan terlalu lama 5 menit dilepas lagi lalu diikat lagi begitu. Cari kain yang terbersih di jalan itu. Pastikan juga tangan kita tidak terkena darah korban," sambungnya.

Menurutnya, saat ini teknik pemberian pertolongan pertama bagi korban belum begitu tersosialisasi dengan baik di Indonesia. Padahal di Jepang misalnya setiap orang sudah memiliki kemampuan seperti itu.

"Jadi sebaiknya ada sosialisasi di kantor-kantor sehingga nanti setiap orang bisa terlatih untuk mampu memberikan pertolongan awal bagi korban kecelakaan," katanya.

Selain dikenal dengan keunggulan penanganan penyakit dalam (internis), RS Tebet sebelumnya terpilih sebagai Rumah Sakit Trauma Center (RSTC) terbaik oleh BPJS Ketenagakerjaan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags