1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
1 November 2024 23:30

Jadi penyakit mematikan di dunia sebanyak 8 juta kasus, kenali penyebab dan cara mencegah tuberkulosis

Penyakit menular ini ternyata menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Sri Jumiyarti Risno
foto: freepik.com/benzoix; jcomp

Brilio.net - Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini masuk ke paru-paru yang mengakibatkan si penderita sesak napas disertai batuk kronis.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang disadur dari Antara, terdapat 8,2 juta kasus baru yang dilaporkan. Penyakit menular ini ternyata menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia.

BACA JUGA :
Tiga macam gangguan pernapasan pada manusia yang perlu diketahui


foto: freepik.com/kjpargeter

Berdasarkan laporan WHO tersebut menjelaskan, pada 2023 diperkirakan ada 8,2 juta orang terserang penyakit ini, di mana jumlah tersebut melonjak tinggi sejak 1995. Meski demikian, kasus tuberculosis pada 2022 sempat menurun dari 1,32 juta menjadi 1,25 juta. Sayangnya, jumlah laporan terbaru WHO kasus tuberculosis terus meningkat sedikit demi sedikit.

BACA JUGA :
Pencegahan TBC, ini 7 cara mengurangi risiko saat berdekatan dengan penderita

Mengingat jumlah kasus global yang terus meningkat maka penyakit ini perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, memahami lebih dalam terkait penyakit ini penting untuk menjadi langkah pencegahan agar tidak terserang TBC.

Supaya lebih memahami, yuk simak ulasan lengkap penyebab hingga cara mencegah penyakit tuberculosis, yang disadur brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (1/11).

Penyebab dan gejala tuberculosis.

foto: freepik.com/rawpixel.com

Penyebab utama tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri yang dikenal sebagai Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara ketika penderita TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara, yang membuat partikel kecil mengandung bakteri terhirup oleh orang di sekitarnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun banyak orang terpapar bakteri ini, hanya sebagian yang mengembangkan TBC, terutama bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Karena itu, bakteri Mycobacterium tuberculosis sangat berbahaya, terutama di lingkungan padat penduduk maupun tempat dengan ventilasi buruk.

Meski TBC dikategorikan sebagai penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu. Namun, ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC, yaitu :

1. Mendiami di pemukiman padat dan kumuh.

2. Petugas kesehatan yang sering merawat penderita TBC.

3. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.

4. Pengguna NAPZA

5. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.

6. Seseorang yang alami kekurangan gizi.

7. Penderita kecanduan alkohol hingga perokok aktif maupun pasif.

8. Daya tahan tubuh lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya.

9. Seseorang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn.

Gejala Tuberkulosis.

Adapun gejala umum dari TBC antara lain :

- Batuk Berkepanjangan.
- Nyeri Dada.
- Kelelahan.
- Berkeringat di malam hari.
- Demam.
- Penurunan Berat Badan.
- Nyeri Dada.

Cara mencegah terserang penyakit tuberculosis.

foto: freepik.com/freepik

1. Vaksinasi BCG.

Pemberian vaksin Bacillus Calmette-Gurin (BCG) merupakan salah satu metode pencegahan tuberkulosis (TBC) yang paling efektif, terutama pada anak-anak. Vaksin BCG bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan infeksi Mycobacterium tuberculosis, penyebab utama TBC.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin ini telah terbukti mengurangi risiko infeksi TBC berat pada anak-anak, seperti tuberkulosis meningitis dan TBC milier. Meski efektivitasnya pada orang dewasa terbatas, vaksin BCG tetap dianjurkan di negara-negara dengan angka infeksi TBC tinggi untuk menekan penularan pada kelompok rentan. Dengan memberikan vaksinasi sejak dini, risiko TBC yang berat dapat diminimalkan.

2. Meningkatkan ventilasi udara di rumah dan tempat kerja.

Ventilasi yang baik merupakan faktor penting dalam mencegah penyebaran tuberkulosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebar melalui udara llau lebih mudah menular di tempat yang tertutup serta padat.

Penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa ruangan dengan ventilasi yang baik mampu mengurangi konsentrasi bakteri di udara sehingga risiko penularan TBC berkurang.

Membuka jendela, memasang kipas angin, dan memastikan sirkulasi udara yang lancar di rumah maupun tempat kerja bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif. Dengan sirkulasi udara yang baik, kemungkinan bakteri untuk menyebar pun semakin rendah.

3. Menghindari kontak dekat dengan penderita TBC aktif.

Menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang menderita TBC aktif jadi cara lain untuk mencegah penularan. Penderita TBC aktif dapat menyebarkan bakteri melalui batuk atau bersin, sehingga menjaga jarak maupun memakai masker saat berinteraksi dapat mengurangi risiko terpapar.

Menurut Mayo Clinic, penggunaan masker hingga menjaga jarak merupakan langkah penting terutama jika tinggal ataupun bekerja di tempat yang rentan terhadap penyebaran TBC, seperti rumah sakit maupun panti jompo. Selain itu, penderita TBC yang sedang dalam masa pengobatan juga dianjurkan untuk menutup mulut saat batuk atau bersin agar tidak menularkan bakteri kepada orang lain.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

Sistem kekebalan tubuh yang kuat berperan penting dalam melawan infeksi TBC. Gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup tidur, hingga menghindari kebiasaan buruk seperti merokok maupun konsumsi alkohol dapat membantu tubuh tetap kuat melawan infeksi.

Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa orang yang menjalani pola hidup sehat memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit menular, termasuk TBC. Dengan menjaga daya tahan tubuh, seseorang dapat memperkuat pertahanan alami tubuh sehingga bakteri TBC tidak mudah berkembang biak.

5. Menggunakan masker dan etika batuk yang benar.

Jurnal Respiratory Research (2020) menyebutkan bahwa penggunaan masker dapat mengurangi risiko penularan TB hingga 70%:

- Gunakan masker saat berada di tempat umum
- Tutup mulut saat batuk dengan tisu atau siku
- Buang tisu bekas di tempat sampah tertutup
- Cuci tangan setelah batuk atau bersin

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags