Brilio.net - Penggunaan obat antibiotik dalam dunia medis sudah menjadi hal yang umum. Saat kamu merasakan gejala infeksi, seperti demam atau nyeri, sering kali antibiotik menjadi pilihan pertama yang muncul di pikiran.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua infeksi bisa disembuhkan dengan antibiotik. Sering kali, penggunaan antibiotik yang sembarangan justru dapat menimbulkan masalah baru, seperti resistensi antibiotik yang kini menjadi perhatian serius di kalangan medis.
BACA JUGA :
Gara-gara alergi obat antibiotik, kondisi kulit bocah ini bikin syok
Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dan menjadi kebal terhadap obat yang seharusnya bisa membunuhnya. Jika kamu menggunakan antibiotik tanpa resep atau tidak sesuai dengan anjuran dokter, risiko ini akan meningkat. Dengan kata lain, sembarangan dalam menggunakan antibiotik bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain, karena dapat menyebarkan bakteri yang resisten.
Oleh karena itu, mengenali manfaat, jenis, dosis, dan dampak dari antibiotik sangatlah penting sebelum kamu memutuskan untuk mengonsumsinya. Brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber, Minggu (3/11) mengenai antibiotik, dari apa itu antibiotik hingga cara penggunaannya yang benar. Yuk, simak informasi menarik di bawah ini!
Apa itu antibiotik?
BACA JUGA :
5 Efek samping jika obat antibiotik tidak dihabiskan, bukannya sembuh malah muncul masalah baru
foto: freepik.com
Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya, sehingga membantu tubuh untuk melawan infeksi.
Antibiotik tidak efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau batuk pilek. Oleh karena itu, pemilihan antibiotik harus dilakukan dengan tepat berdasarkan jenis infeksi yang dihadapi.
Manfaat antibiotik.
Antibiotik memiliki berbagai manfaat dalam pengobatan infeksi. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan antibiotik:
1. Mengobati infeksi bakteri.
Antibiotik sangat efektif dalam mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Dengan penggunaan antibiotik yang tepat, proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat.
2. Mencegah penyebaran infeksi.
Dalam beberapa kasus, antibiotik digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, terutama setelah operasi atau pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penggunaan antibiotik profilaksis ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi setelah prosedur medis.
3. Meningkatkan kualitas hidup.
Dengan mengobati infeksi bakteri, antibiotik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang. Setelah terinfeksi, seseorang bisa merasa lemas dan tidak nyaman. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat kembali beraktivitas dengan baik.
Jenis-Jenis antibiotik
foto: freepik.com
Terdapat berbagai jenis antibiotik yang digunakan dalam pengobatan, dan masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda. Beberapa kategori antibiotik yang umum digunakan antara lain:
1. Penisilin.
Penisilin adalah salah satu jenis antibiotik yang paling awal ditemukan. Ia bekerja dengan cara menghentikan pembentukan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan bakteri mati. Penisilin sering digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan infeksi kulit.
2. Sefalosporin.
Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang memiliki struktur kimia mirip dengan penisilin. Antibiotik ini efektif melawan berbagai jenis bakteri, termasuk yang resisten terhadap penisilin. Sefalosporin sering digunakan untuk infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia dan infeksi darah.
3. Makrolida.
Makrolida adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis protein dalam bakteri, sehingga menghentikan pertumbuhannya. Contoh makrolida yang terkenal adalah azithromycin.
4. Tetrasiklin.
Tetrasiklin efektif melawan berbagai infeksi, termasuk infeksi kulit, jerawat, dan infeksi saluran pernapasan. Ia juga digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu, seperti Chlamydia.
Dosis yang tepat.
Dosis antibiotik yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya. Setiap jenis antibiotik memiliki dosis yang berbeda, tergantung pada jenis infeksi yang diobati dan karakteristik pasien, seperti usia dan berat badan.
Penting untuk mengikuti anjuran dokter dan tidak mengubah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Menghentikan penggunaan antibiotik terlalu cepat atau mengonsumsi dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan bakteri tetap hidup dan berkembang biak.
Dampak negatif penggunaan antibiotik.
foto: freepik.com/jcomp
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Berikut ini adalah beberapa dampak yang perlu kamu ketahui:
1. Resistensi antibiotik.
Penggunaan antibiotik secara berlebihan atau tidak sesuai anjuran dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, infeksi yang dihasilkan bisa sulit diobati dan memerlukan terapi yang lebih agresif.
2. Efek samping.
Seperti obat-obatan lainnya, antibiotik juga memiliki potensi untuk menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi adalah mual, diare, dan reaksi alergi. Dalam beberapa kasus, penggunaan antibiotik dapat mempengaruhi mikrobiota usus dan menyebabkan infeksi jamur.
3. Keterbatasan dalam pengobatan.
Dengan meningkatnya resistensi antibiotik, pilihan pengobatan untuk infeksi tertentu menjadi semakin terbatas. Ini dapat menyebabkan peningkatan biaya pengobatan dan lamanya waktu penyembuhan.
Cara menggunakan antibiotik dengan bijak.
1. Konsultasi dengan dokter.
Sebelum mengonsumsi antibiotik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Mereka akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah infeksi yang kamu alami disebabkan oleh bakteri dan apakah antibiotik diperlukan.
2. Ikuti petunjuk penggunaan
Selalu ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan dokter atau tertera pada kemasan obat. Jangan menghentikan penggunaan antibiotik meskipun gejala sudah membaik, kecuali jika dokter menyarankan demikian.
3. Jangan berbagi obat.
Menggunakan antibiotik yang diresepkan untuk orang lain atau membagikan obat kepada orang lain dapat berbahaya. Setiap individu memiliki kebutuhan medis yang berbeda, dan penggunaan antibiotik harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
4. Jaga kesehatan secara umum.
Menjaga kesehatan dengan pola makan yang seimbang, cukup tidur, dan berolahraga secara teratur dapat meningkatkan sistem imun. Dengan sistem imun yang baik, kamu dapat mengurangi risiko infeksi dan kebutuhan akan antibiotik.