1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
10 Oktober 2024 21:30

Jangan asal gunakan obat antidepresan, kenali manfaat, dosis, dan dampaknya

Penggunaan obat antidepresan ini tidak boleh sembarangan, karena perlu anjuran dokter. Sri Jumiyarti Risno
foto: freepik.com

Brilio.net - Penyakit mental seperti depresi menimbulkan berbagai gejala seperti merasa bersalah, putus asa, sedih, kehilangan gairah hidup, sulit berpikir, hingga muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Untuk mengatasi masalah ini tentu sebagian orang memilih untuk mengonsumsi obat tertentu, salah satunya obat antidepresan.

Penggunaan obat ini untuk mengatasi berbagai gejala depresi, sehingga membantu memperbaiki suasana hati si penderita depresi agar semangat menjalani hidupnya kembali. Fungsi utama obat antidepresan yakni menyeimbangkan senyawa kimia alami dalam otak yang dikenal sebagai neurotransmiter.

BACA JUGA :
Olahraga bisa hindarkan dari risiko hipertensi, ketahui jenis dan durasi yang dianjurkan


Selain depresi, antidepresan juga bermanfaat untuk mengatasi berbagai gangguan mental lainnya. Beberapa di antaranya termasuk gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan kecemasan umum, fobia, serta masalah makan seperti binge eating disorder dan bulimia. Penggunaan antidepresan harus selalu dilakukan dengan pengawasan dokter untuk memastikan keamanan serta efektivitasnya.

Nah, penggunaan obat antidepresan ini tidak boleh sembarangan, karena perlu anjuran dokter. Oleh sebab itu, kamu perlu memahami lebih dalam terkait obat ini sebelum menggunakannya. Lantas apa saja manfaat, dosis, dan dampak obat antidepresan ini? Yuk simak ulasan lengkapnya, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (10/10).

Manfaat obat antidepresan

BACA JUGA :
Tiga jenis pencemaran lingkungan dan penyebabnya yang merusak ekosistem

foto: freepik.com

Obat antidepresan jenis obat yang dirancang untuk mengatasi masalah gangguan mental. Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan, wajib konsultasikan ke dokter lebih dulu. Sementara untuk dosisnya sangat bervariasi tergantung pada gangguan yang dialami serta jenis obatnya.

Misalnya saja kamu mengalami kondisi depresi lalu diberikan obat antidepresan jenis fluoxetine maka dosis yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan dan usia pasien.

- Dewasa: Dosis awal 20 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 60 mg per hari. Pengobatan dilakukan setidaknya selama 6 bulan.

- Anak usia 8 tahun: Dosis awal 10 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg per hari setelah 12 minggu.

Dosis ini berbeda dengan kondisi gangguan mental lainnya serta jenis obatnya. Oleh sebab itu, penggunaan obat antidepresan sangat memerlukan anjuran dari dokter.

Manfaat obat antidepresan yang perlu diketahui, yakni:

1. Peningkatan suasana hati

Salah satu manfaat utama obat antidepresan yakni kemampuannya untuk meningkatkan suasana hati pasien. Obat ini dapat membantu mengurangi gejala depresi, seperti kesedihan, kehilangan minat, dan perasaan putus asa.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal American Journal of Psychiatry, menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi antidepresan mengalami peningkatan signifikan dalam suasana hati dan fungsi emosional dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima pengobatan. Peningkatan suasana hati ini tidak hanya membantu seseorang merasa lebih baik secara emosional, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

2. Memperbaiki kualitas tidur

Banyak orang yang menderita depresi juga mengalami masalah tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Obat antidepresan dapat membantu memperbaiki pola tidur ini.

Berdasarkan riset yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Psychiatry menunjukkan bahwa penggunaan antidepresan tertentu, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi gangguan tidur yang umum terjadi pada penderita depresi. Dengan memperbaiki kualitas tidur, pasien dapat merasa lebih segar maupun energik, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan suasana hati.

3. Mengurangi gejala kecemasan

Selain depresi, banyak pasien juga mengalami kecemasan yang berhubungan. Beberapa jenis antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), terbukti efektif dalam mengurangi gejala kecemasan.

Menurut sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam JAMA Psychiatry, antidepresan dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dalam populasi yang menderita gangguan kecemasan, yang seringkali bersamaan dengan depresi. Dengan meredakan kecemasan, pasien dapat merasa lebih tenang dan mampu mengatasi stres sehari-hari dengan lebih baik.

4. Meningkatkan fungsi kognitif

Obat antidepresan juga dapat membantu dalam meningkatkan fungsi kognitif, seperti konsentrasi serta daya ingat. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa pengobatan antidepresan dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif pada pasien depresi, yang sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian dan memori.

Dengan meningkatkan fungsi kognitif, individu dapat lebih efektif dalam menjalani aktivitas sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial.

5. Dukungan sosial dan interaksi yang lebih baik

Penggunaan obat antidepresan dapat membantu individu merasa lebih baik secara emosional, yang pada gilirannya dapat meningkatkan interaksi sosial maupun dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa lebih baik, mereka cenderung lebih terbuka untuk berinteraksi dengan orang lain, yang dapat memperkuat jaringan sosial.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychological Medicine menemukan bahwa peningkatan suasana hati yang dihasilkan dari pengobatan antidepresan berkorelasi dengan peningkatan kualitas hubungan sosial serta dukungan emosional.

6. Efek jangka panjang

Meskipun beberapa orang mungkin merasakan manfaat dari antidepresan dalam waktu singkat, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang dapat memberikan efek yang lebih signifikan dalam mempertahankan kesehatan mental.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Archives of General Psychiatry, individu yang terus menggunakan antidepresan selama setidaknya enam bulan cenderung memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami gejala depresi yang berulang. Ini menunjukkan bahwa antidepresan tidak hanya membantu mengatasi gejala saat ini, tetapi juga dapat membantu mencegah kekambuhan di masa depan.

Efek samping obat antidepresan

foto: freepik.com

1. Efek samping fisik

Obat antidepresan sering kali menyebabkan efek samping fisik yang bervariasi antara individu. Efek samping yang umum termasuk mual, sakit kepala, peningkatan berat badan, hingga masalah pencernaan.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychiatry, sekitar 60-70% pasien yang menggunakan antidepresan melaporkan setidaknya satu efek samping fisik selama pengobatan. Meskipun efek samping ini tidak selalu berbahaya, mereka dapat mengganggu kualitas hidup pasien dan memengaruhi kepatuhan terhadap pengobatan.

2. Berat badan meningkat

Penambahan berat badan merupakan salah satu dampak yang sering dilaporkan, terutama pada jenis antidepresan tertentu, seperti serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs). Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity menemukan bahwa pasien yang menggunakan antidepresan cenderung mengalami peningkatan berat badan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mendiskusikan kemungkinan efek samping dengan dokter mereka lalu mempertimbangkan strategi untuk mengelola dampak ini.

3. Gangguan tidur

Beberapa antidepresan dapat memengaruhi pola tidur pasien. Beberapa individu mungkin mengalami kesulitan tidur atau insomnia, sementara yang lain mungkin merasa mengantuk berlebihan pada siang hari.

Penelitian dalam American Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa antidepresan tertentu, terutama yang memiliki efek sedatif, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur pada pasien depresi. Namun, ini dapat bervariasi tergantung pada jenis antidepresan yang digunakan.

Perubahan dalam pola tidur dapat berkontribusi pada perasaan kelelahan atau ketidakmampuan untuk berfungsi secara optimal selama aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memantau bagaimana obat antidepresan memengaruhi tidur serta berkomunikasi dengan dokter jika terjadi masalah.

4. Efek psikologis

Beberapa pasien melaporkan perubahan dalam suasana hati atau pengalaman psikologis yang berkaitan dengan penggunaan antidepresan. Meskipun banyak yang mengalami peningkatan suasana hati, ada juga yang mengalami perasaan cemas maupun ketidakstabilan emosional.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychological Medicine menunjukkan bahwa penggunaan antidepresan dapat menyebabkan efek samping yang berkaitan dengan perubahan emosi, terutama pada awal pengobatan atau saat dosis diubah.

Dalam beberapa kasus, ada juga risiko peningkatan pikiran bunuh diri, terutama pada remaja maupun dewasa muda. Penelitian yang dilakukan oleh FDA menemukan bahwa pasien yang menggunakan antidepresan seperti SSRIs memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pikiran bunuh diri, terutama dalam beberapa bulan pertama pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk tetap dalam pengawasan medis lalu melaporkan perubahan mendalam dalam suasana hati atau pemikirannya.

5. Ketergantungan

Beberapa individu mungkin mengalami ketergantungan pada obat antidepresan setelah menggunakannya dalam jangka waktu yang lama. Meskipun antidepresan tidak menyebabkan ketergantungan fisik seperti narkotika, penghentian mendadak dapat menyebabkan gejala putus obat.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychiatry, sekitar 20-30% pasien mengalami gejala penarikan saat menghentikan penggunaan antidepresan, termasuk gejala seperti pusing, mual, dan kecemasan.

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan atau mengubah dosis obat antidepresan. Dokter biasanya akan merekomendasikan pengurangan dosis secara bertahap untuk meminimalkan risiko gejala penarikan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags