3. Menutup luka dengan plester
BACA JUGA :
Ulkus dekubitus adalah luka pada kulit, kenali gejala dan penyebabnya
Setelah pendarahan berhenti dan luka dibersihkan, orang tua dapat menutup luka dengan plester untuk mencegah luka terkontaminasi debu ataupun kotoran yang dapat memicu terjadinya infeksi.
Gunakan plester yang mengandung hydrocolloid yang dapat menyembuhkan luka dengan menyerap cairan luka dan melindungi luka terhadap gesekan dari luar agar tidak terjadi infeksi.
Misalnya plester anak seperti Kiddy Plast dengan bentuk lucu yang bermanfaat menutup luka basah atau luka kering, seperti luka teriris, tergores, melepuh, luka bakar kecil, bisul, luka bernanah, dan luka yang diakibatkan gigitan nyamuk. Selain itu, plester ini juga dapat menjaga area luka menjadi lebih lembab dan higienis sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan. Apabila cairan luka sudah terserap, hydrocolloid akan berubah warna menjadi putih. Hal ini menandakan bahwa Kiddy Plast yang transparan ini harus segera diganti.
BACA JUGA :
Hindari menutup luka diabetes dengan kain kassa, ini kata ahli
Plester yang bersifat waterproof ini bentuknya lentur sehingga bisa ditempel di manapun, tidak terasa mengganjal, serta dapat melindungi luka yang sudah mulai mengering dan mencegahnya terbuka kembali ketika beraktivitas.
4. Merawat dan memantau luka
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan dalam mengatasi luka pada anak adalah dengan merawatnya untuk memastikan bahwa luka tersebut berangsur-angsur pulih. Mengganti plester secara berkala sembari memberikan cairan antiseptik pada luka merupakan hal penting yang dapat mendukung proses penyembuhan luka lebih cepat.
Selain itu, orang tua juga dapat mengecek apa yang dirasakan anak untuk memastikan bahwa luka yang dialami telah berangsur pulih. Namun apabila luka tersebut tidak membaik dan mengalami pembengkakan, kemerahan dan bernanah, dapat segera konsultasikan hal tersebut ke dokter terdekat.
Tetap berikan dukungan psikologis pada anak
Itulah beberapa tahapan yang dapat dilakukan orang tua dalam merawat luka pada anak. Selain melakukan perawatan luar, perlu kiranya bagi orang tua untuk memberikan dukungan psikologis saat anak mengalami cedera atau terluka.
Sebab, terkadang banyak orang tua yang mengekspresikan rasa khawatir mereka kepada anak dengan memarahi atau menyalahkannya. Namun tanpa disadari hal ini dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan otak, mental, dan perilaku mereka di masa depan.
Apabila hal ini terus terjadi, maka dapat membuat komunikasi dan hubungan antara anak dan orang tua menjadi terganggu. Anak akan merasa takut dan trauma untuk bercerita kepada orang tua karena ada kekhawatiran akan dimarahi atau disalahkan.
Sikap terbaik yang dapat ditunjukkan orang tua dalam menghadapi situasi ini adalah dengan menenangkan anak dan memberikan dukungan kepada mereka dalam mengatasi situasi yang dihadapi, sehingga anak merasa tenang dan nyaman mengetahui bahwa orang tua mereka akan selalu ada di sisi mereka untuk memberikan dukungan pada situasi sulit yang mereka hadapi.