Brilio.net - Beberapa waktu belakangan ramai dibicarakan masyarakat terkait penyakit sinusitis. Bagaimana tidak, akibat penyakit ini banyak kalangan selebriti yang memilih melakukan operasi hidung.
Sinusitis merupakan peradangan atau pembengkakan pada jaringan yang melapisi sinus. Nah, sinus sendiri ialah rongga berisi udara yang terletak di sekitar hidung dan mata.
BACA JUGA :
Vaksin herpes zoster untuk mencegah cacar api, pahami kelebihan, efek samping, dan cara mengatasinya
Secara alami, sinus berperan dalam menghasilkan lendir, fungsinya untuk menyaring bakteri maupun partikel lain dalam udara yang terhirup oleh seseorang.
Nggak cuma itu, sinus juga berfungsi sebagai organ tubuh yang membantu mengendalikan suhu maupun kelembapan udara yang dihirup. Ketika terjadi peradangan, tentu sinus memproduksi lendir secara berlebihan.
Produksi lendir secara berlebihan inilah yang dikenal dengan kondisi sinusitis. Atau terjadinya peradangan pada rongga sinus yang menyebabkan penyumbatan di saluran udara.
BACA JUGA :
Kesalahan fatal goreng makanan ini bikin penyakit, begini trik masak agar lebih sehat
Rongga tersebut berada di daerah belakang tulang dahi, belakang mata, bagian dalam struktur tulang pipi, dan kedua sisi batang hidung. Nggak heran jika penderita sinusitis seringkali merasa sakit kepala.
Sementara itu, penyebab sinusitis dapat diakibatkan oleh alergi atau infeksi bakteri maupun virus yang terjadi di rongga kecil tersebut. Selain itu, juga bisa disebabkan oleh gangguan pernapasan lainnya seperti polip hidung, tulang hidung bengkok, dan lain sebagainya.
Lebih jauh dari itu, penyakit sinusitis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan durasi peradangan yang berlangsung, diantaranya:
- Sinusitis akut: peradangan sinus yang berlangsung sekitar 2 sampai 4 minggu. Jenis sinusitis ini yang paling sering dialami oleh sebagian besar orang.
- Sinusitis subakut: peradangan sinus yang berlangsung sekitar 4 sampai 12 minggu.
- Sinusitis kronis: peradangan sinus yang berlangsung lebih dari 12 minggu, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
- Sinusitis kambuhan: peradangan sinus yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih dalam 1 tahun.
Lantas kapan penderita sinusitis harus dioperasi?
Melansir dari laman WebMD berjudul What Is Sinusitis? dan Do I Need Surgery for Sinusitis?, dijelaskan bahwa sebagian infeksi sinus ternyata bisa sembuh dengan sendirinya. Atau dengan bantuan antibiotik bila disebabkan oleh infeksi bakteri. Tujuannya agar bisa melegakan pernapasan. Namun sayangnya, pada beberapa kasus sinusitis harus diatasi dengan melakukan operasi.
Operasi bisa menjadi pilihan untuk dilakukan apabila sinusitis yang disebabkan oleh septum yang menyimpang, polip, atau masalah struktural lainnya. Selain itu, sinusitis yang kamu alami sering kambuh sehingga memungkinkan ada sesuatu di rongga hidung. Akibatnya bisa diperbaiki dengan jalan operasi. Tujuan utama operasi sendiri untuk meredakan gejala atau bahkan mengurangi infeksi.
Nggak kalah penting, operasi bisa membantu penderita sinusitis bisa bernapas lebih baik. Terlebih bagi penderita sinusitis kronis yang bisa memengaruhi indera penciuman atau perasa. Kapan operasi sinusitis diperlukan?
Prosedur operasi sinusitis bisa dilakukan ketika si penderitanya mengalami penyumbatan hidung akibat penumpukan cairan. Penumpukan cairan tersebut bisa membuat kuman bisa tumbuh lalu memicu infeksi.
Selanjutnya, kondisi dimana pengidapnya tidak bisa merespon pengobatan dengan baik ataupun mengalami masalah kronis dalam jangka panjang. Contohnya ada masalah polip hidung maupun kelainan struktur hidung.
Sebelum operasi, biasanya dokter menyarankan pengobatan konservatif terlebih dahulu menggunakan obat-obatan, irigasi hidung, atau tetapi lainnya. Apabila tidak bisa sembuh, maka biasanya ditindaklanjuti ke operasi sinusitis.
Adapun ciri-ciri orang yang memerlukan operasi sinusitis, meliputi:
- Mengalami sinusitis berulang.
- Mengidap HIV yang disertai dengan sinusitis kronis.
- Adanya infeksi jamur yang menyebabkan sinusitis.
- Sinusitis sudah menyebar ke area tulang.
- Mengidap polip hidung atau polip sinus.
- Memiliki kelainan bentuk hidung atau rongga sinus.
- Mengidap kanker sinus.
Perawatan sinusitis secara mandiri.
1. Sebisa mungkin hindari pemicu alergi, seperti asap rokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan lain-lain.
2. Menjaga udara di sekitar agar tetap lembab, seperti menggunakan pelembab ruangan (humidifier).
3. Menghirup uap hangat. Caranya, tempatkan air hangat dalam mangkuk besar, kemudian hirup uap yang dikeluarkan dari air tersebut secara perlahan.
4. Menggunakan semprotan dekongestan yang dijual di apotik. Namun, penggunaan semprotan dekongestan ini perlu dibatasi dalam jangka waktu pendek saja, yaitu di bawah 1 minggu.
5. Kompres hangat pada area sekitar hidung dan sinus.
6. Minum air hangat.