Brilio.net - Gondongan atau mumps merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus. Penyakit ini umumnya menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur yang terletak di dekat telinga. Ketika seseorang terinfeksi, kelenjar parotis akan mengalami peradangan, sehingga menyebabkan pembengkakan yang khas di bagian pipi atau rahang.
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit gondongan terus meningkat di kalangan anak-anak. Misalnya saja di DKI Jakarta, menurut ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Dr dr Anggraini Alam, SpA(K), mengungkapkan selama periode Januari-Juni 2024 kasus gondongan berada di angka 1.234 kasus.
BACA JUGA :
Penyakit gondok mengintai anak, kenali gejala, penyebab, dan cara mengobatinya yang tepat
Sementara pada 2023 lalu, gondongan hanya mencapai 876 kasus. Sementara itu, menurut Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mencatut adanya peningkatan kasus gondongan di Kota Minyak. Peningkatan gondongan terjadi selama periode Agustus dan September. Sedangkan pada Juli 2024 hanya terdapat 19 kasus.
Tak lama pada periode Agustus naik menjadi 38 kasus, setelah itu pada periode September mengalami peningkatan sebanyak 72 kasus. Tentu peningkatan ini perlu diwaspadai sebab bisa mewabah ke berbagai kota. Oleh sebab itu, pentingnya memahami apa itu penyakit gondongan hingga ciri-cirinya supaya lebih waspadai tertular penyakit ini.
Lantas bagaimana mengenali ciri-ciri, cara mencegah, hingga cara mengatasinya. Yuk simak ulasan lengkapnya, seperti disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (10/10).
BACA JUGA :
Apa itu stroke iskemik? Kenali gejala, penyebab, dan strategi pencegahannya
Apa itu penyakit gondongan dan ciri-cirinya
foto: freepik.com/freepik
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus dari genus Rubulavirus. Virus ini terutama menyerang kelenjar ludah parotid, yang terletak di kedua sisi wajah di bawah telinga. Meskipun kelenjar parotid jadi target utama, virus ini juga dapat memengaruhi organ lain seperti testis, ovarium, pankreas, hingga sistem saraf pusat.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hviid et al. (2008) dalam jurnal New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa virus gondongan sangat menular, dengan tingkat penularan mencapai 80-90% pada individu yang rentan dan tidak divaksinasi.
Virus gondongan menyebar melalui droplet yang mengandung virus dari orang yang terinfeksi. Cara penularan dapat terjadi melalui:
1. Batuk atau bersin
2. Berbagi peralatan makan atau minum
3. Kontak langsung dengan air liur orang yang terinfeksi
4. Menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh mulut atau hidung
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seseorang yang terinfeksi dapat menularkan virus mulai dari beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah pembengkakan kelenjar parotid dimulai.
Ciri-ciri dan gejala
Gejala gondongan biasanya muncul 16-18 hari setelah terpapar virus. Ciri-ciri utama penyakit ini meliputi:
1. Pembengkakan kelenjar parotid: Yakni gejala paling khas dari gondongan. Pembengkakan dapat terjadi pada satu atau kedua sisi wajah, menyebabkan pipi terlihat membesar serta terasa nyeri.
2. Demam: Biasanya berkisar antara 38-40C (100.4-104F).
3. Sakit kepala: Dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
4. Nyeri otot: Terutama di area leher dan bahu.
5. Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan menjadi gejala umum.
6. Hilang nafsu makan: Pasien mungkin mengalami kesulitan makan karena nyeri saat mengunyah atau menelan.
7. Nyeri saat mengunyah atau menelan: Disebabkan oleh pembengkakan kelenjar ludah.
8. Mulut kering: Akibat gangguan fungsi kelenjar ludah.
Penelitian oleh Rubin et al. (2015) dalam jurnal Clinical Microbiology Reviews menunjukkan bahwa sekitar 20-30% kasus gondongan bisa asimptomatik, artinya tidak menunjukkan gejala yang jelas.
9. Komplikasi
Meskipun jarang, gondongan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada orang dewasa. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
- Meningitis: Peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang.
- Ensefalitis: Peradangan otak yang dapat menyebabkan kejang atau defisit neurologis lainnya.
- Orkitis: Peradangan testis yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan.
- Ooforitis: Peradangan ovarium pada wanita.
- Pankreatitis: Peradangan pankreas yang dapat menyebabkan nyeri perut dan gangguan pencernaan.
- Kehilangan pendengaran: Meskipun jarang, gondongan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
Cara mencegah terjadinya penyakit gondongan
foto: freepik.com/freepik
Pencegahan efektif sangat penting mengingat potensi komplikasi serius yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini, terutama pada anak-anak. Berikut cara mencegah penyakit gondongan:
- Vaksinasi
Vaksinasi menjadi metode pencegahan paling efektif terhadap penyakit gondongan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit sekaligus: campak, gondongan, dan rubella.
1. Jadwal vaksinasi:
- Dosis pertama: Diberikan pada usia 12-15 bulan
- Dosis kedua: Diberikan pada usia 4-6 tahun
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marin et al. yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine, efektivitas vaksin MMR dalam mencegah gondongan adalah sebagai berikut:
- Satu dosis: 78% efektif (kisaran: 49%-92%)
- Dua dosis: 88% efektif (kisaran: 66%-95%)
Sebuah studi lain oleh Demicheli et al. (2012) yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews menegaskan bahwa vaksin MMR sangat efektif dalam mencegah gondongan, dengan efektivitas mencapai 69-81% untuk satu dosis hingga 88% untuk dua dosis.
2. Vaksinasi catch-up:
Bagi remaja maupun orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap saat anak-anak, vaksinasi catch-up direkomendasikan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setidaknya satu dosis vaksin MMR untuk orang dewasa yang lahir setelah tahun 1957 dan belum memiliki bukti kekebalan terhadap gondongan.
3. Vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi:
Beberapa kelompok mungkin memerlukan dosis tambahan vaksin MMR, terutama dalam situasi wabah. Hal ini termasuk mahasiswa perguruan tinggi, petugas kesehatan, hingga pelancong internasional. Menurut penelitian oleh Cardemil et al. (2017) yang dipublikasikan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report, pemberian dosis ketiga vaksin MMR selama wabah gondongan di universitas terbukti efektif dalam mengurangi risiko infeksi.
- Menjaga kebersihan diri & sanitasi
Selain vaksinasi, praktik higiene personal yang baik sangat penting dalam mencegah penyebaran virus gondongan:
1. Cuci tangan secara teratur:
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik dapat mengurangi risiko penularan virus. Menurut American Journal of Public Health menunjukkan bahwa praktik higiene tangan yang baik dapat mengurangi risiko penyebaran infeksi pernapasan hingga 21%.
2. Hindari berbagi peralatan pribadi:
Tidak berbagi peralatan makan, minum, atau peralatan pribadi lainnya dengan orang lain dapat membantu mencegah penyebaran virus.
3. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin:
Gunakan tisu atau siku bagian dalam saat batuk maupun bersin untuk mencegah penyebaran droplet yang mengandung virus.
4. Bersihkan serta disinfeksi permukaan yang sering disentuh:
Virus gondongan dapat bertahan hidup di permukaan benda untuk beberapa jam. Membersihkan lalu mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh dapat membantu mengurangi risiko penularan.
- Isolasi & karantina
Jika seseorang terinfeksi gondongan atau dicurigai terinfeksi, isolasi diri sangat penting untuk mencegah penyebaran virus:
1. Periode isolasi
CDC merekomendasikan isolasi selama setidaknya lima hari setelah munculnya pembengkakan kelenjar parotid.
2. Hindari kontak dekat
Orang yang terinfeksi harus menghindari kontak dekat dengan orang lain, terutama bayi, anak-anak yang belum divaksinasi, serta individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
3. Karantina untuk kontak dekat
Individu yang telah terpapar virus gondongan mungkin perlu menjalani karantina. Periode inkubasi virus gondongan adalah 16-18 hari, dengan rentang 12-25 hari, sehingga karantina mungkin diperlukan selama periode ini.
Cara mengatasi penyakit gondongan
foto: freepik.com/freepik
Diagnosis gondongan umumnya dilakukan berdasarkan gejala klinis, terutama pembengkakan kelenjar parotid yang khas. Namun, untuk konfirmasi, dokter mungkin akan melakukan:
1. Tes darah: Untuk mendeteksi antibodi terhadap virus gondongan.
2. Swab pipi atau tenggorokan: Untuk mengambil sampel yang akan diuji keberadaan virus.
Pengobatan gondongan bersifat simptomatik, karena tidak ada obat antivirus khusus untuk penyakit ini. Perawatan meliputi:
1. Istirahat yang cukup.
2. Konsumsi cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
3. Penggunaan kompres dingin atau hangat pada area yang bengkak.
4. Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
5. Menghindari makanan asam atau yang memerlukan banyak mengunyah.