Brilio.net - Baru-baru ini Menteri Kesehatan Singapura (MOH), Ong Ye Kung mengumumkan adanya kenaikan Covid-19 akibat varian baru KP.1 dan KP.2 yang berlangsung selama periode 5-11 Mei 2024. Sebelumnya, kasus Covid-19 di Singapura mencapai 13.700 kasus, namun kini meningkat dua kali lipat, menjadi 25.900 kasus. Jelas ini peningkatan yang sangat tinggi.
"Kita berada pada tahap awal gelombang yang terus meningkat. Jadi, menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni," Ucap Ong Ye Kung, dilansir brilio.net dari The Straits Times pada Selasa (21/5).
BACA JUGA :
Sering disalahgunakan, 10 jenis obat-obatan ini ternyata bahaya jika dikonsumsi tanpa resep dokter
Menurut sumber yang sama, varian Covid-19 terbaru yang disebut FLiRT ini pertama kali mengalami lonjakan di Amerika Serikat yang kemudian menyebar hingga ke Singapura. FLiRT menjadi istilah yang digunakan para ahli untuk menggambarkan seluruh keluarga varian Covid-19, seperti KP.2 dari KP dan JN.1.7 dari JN.
Lonjakan kasus ini membuat para ahli kesehatan mendesak agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan. Lantas apa itu Covid-19 varian FLiRT ini?
Berikut ulasan lengkapnya mengenai apa itu Covid-19 varian FLiRT, gejala, dan cara mencegahnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (21/5).
BACA JUGA :
11 Kebiasaan sederhana sebelum tidur ini ternyata dapat menurunkan berat badan, minum secangkir teh
Apa itu Covid-19 varian FLiRT?
Istilah FLiRT merupakan singkatan dari 'Fast-spreading, Linked to Receptor-binding domain, and Threonine mutation' yang merujuk pada karakteristik khusus varian Covid-19. Varian FLiRT ini menjadi turunan dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Varian FLiRT Covid-19 memiliki mutasi penting pada protein spike, yaitu perubahan pada asam amino threonine. Mutasi ini diyakini memberikan dua keuntungan bagi virus:
1. Kemampuan menginfeksi yang lebih kuat
Mutasi threonine memungkinkan virus untuk menempel lebih kuat pada sel inang, sehingga virus lebih mudah masuk ke dalam sel dan menginfeksinya. Kondisi ini meningkatkan risiko penularan serta menyebabkan keparahan penyakit pada orang yang terpapar virus.
2. Mampu menghindari sistem kekebalan tubuh
Mutasi threonine juga diyakini membantu virus menghindari deteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini mempersulit tubuh untuk melawan infeksi sehingga dapat menyebabkan penyakit yang lebih lama dan lebih parah. Kombinasi dari dua keuntungan ini membuat varian FLiRT lebih mudah menular dan lebih sulit diatasi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang.
Dilansir dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, varian ini memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda dari varian sebelumnya, yakni:
1. Cepat menyebar.
FLiRT memiliki kemampuan menular yang lebih tinggi dibandingkan varian lain, sehingga berpotensi menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.
2. Terkait dengan domain pengikatan reseptor.
Mutasi pada protein spike virus memungkinkan varian ini menempel pada sel manusia dengan lebih mudah.
3. Adanya mutasi Threonine.
Mutasi ini meningkatkan kemampuan virus untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga membuat orang yang sudah pernah terpapar Covid-19 atau vaksinasi, tetap berisiko terinfeksi.