Brilio.net - Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Menyadur dari laman RS Bhayangkara Surabaya, hepatitis merupakan suatu kondisi yang bisa menyebabkan peradangan pada bagian hati seseorang yang disebabkan oleh virus.
Meski begitu tidak menutup kemungkinan seseorang terpapar hepatitis karena penggunaan obat-obatan tertentu atau masalah kekebalan tubuh. Ketika anak terpapar virus ini biasanya menunjukkan gejala seperti demam, hilangnya nafsu makan, merasa letih, sakit perut, muntah, warna urine seperti teh, hingga kulit maupun mata terlihat kuning.
BACA JUGA :
Mengenal penyakit jantung rematik, lengkap dengan gejala, risiko, dan pencegahannya
Nah, bagi orang tua yang melihat anaknya mengalami gejala tersebut maka perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, supaya lebih mewaspadai terpapar virus penyakit hepatitis ini, orang tua perlu memahami apa saja jenis hepatitis yang rentan menyerang anak. Disadur brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (4/7), berikut ulasan lengkapnya.
Jenis hepatitis yang rentan menyerang anak
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Penting persiapan sebelum imunisasi anak, ini 5 tips penting yang harus diperhatikan orang tua
Menyadur dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat lima jenis hepatitis yang bisa menyerang manusia, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E. Jenis hepatitis ini memiliki perbedaan dan tingkat keparahan. Hepatitis A umumnya dialami oleh semua orang dan hanya dalam jangka waktu pendek.
Sementara hepatitis B, C, dan D menjadi penyakit hepatitis kronis apabila tidak segera ditangani. Sedangkan penyakit hepatitis E menjadi penyakit yang cukup berbahaya terutama bagi ibu hamil. Dari lima jenis hepatitis tersebut, hepatitis yang rentan menyerang anak adalah A, B, dan C. Berikut penjelasan lengkap jenis hepatitis tersebut.
1. Hepatitis A.
Penyakit hepatitis A umumnya disebabkan oleh virus hepatitis A. Menyadur dari Kids Health, virus ini bisa menyebar melalui kotoran yang telah terpapar virus. Selain itu, bisa juga melalui makanan, minuman, atau benda yang sudah terpapar bila disentuh atau dikonsumsi seseorang.
Umumnya penyebab adanya virus hepatitis A karena sistem sanitasi yang buruk atau bahkan masyarakat yang punya kebiasaan buang kotoran di sungai. Nah, anak-anak yang tanpa pengawasan orang tua seringkali bermain di tempat-tempat kotor. Selain itu berbagi makan dan minum dengan teman sebaya yang mungkin saja sudah terpapar virus ini.
Nggak heran bila anak-anak yang berusia 6 tahun ke atas seringkali terkena infeksi hepatitis A. Jika anak terinfeksi hepatitis A biasa tidak menunjukkan gejala tertentu. Akan tetapi beberapa anak bisa mengalami kondisi kulit kuning. Oleh karena itu, orang tua perlu mengawasi sang anak apabila bermain di sekitar rumah. Bebaskan anak untuk eksplor apa saja, tetapi perlu pengawasan ketat agar tidak mudah tertular penyakit.
2. Hepatitis B.
Selain hepatitis A, anak-anak juga rentan alami infeksi hepatitis B. Melansir dari Childrens Hospital of Pittsburgh, penyakit hepatitis B bisa menular melalui air mani, cairan vagina, atau bahkan air liur seseorang. Selain itu, anak-anak juga bisa terinfeksi penyakit ini melalui ibu yang terinfeksi ketika melahirkan, atau melalui kontak dengan darah maupun cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B.
Adapun gejala hepatitis B pada anak bisa meliputi:
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Kulit dan mata yang menguning
- Urine berwarna gelap
- Dan tinja berwarna pucat
Apabila anak terinfeksi penyakit hepatitis B besar kemungkinan berlanjut hingga dewasa bahkan menjadi lebih kronis yang bisa menyebabkan kerusakan hati.
3. Hepatitis C.
Terakhir, jenis hepatitis yang rentan menyerang anak yaitu hepatitis C. Layaknya penyakit hepatitis lainnya, hepatitis C juga disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Melansir dari American Liver Foundation, virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan darah si penderita atau orang yang terinfeksi hepatitis C.
Kemungkinan anak-anak bisa terinfeksi penyakit ini karena transfusi darah yang tidak aman. Atau pun melalui ibu yang terinfeksi selama persalinan. Sayangnya, anak yang terserang virus ini gejalanya sulit dikenali dan bahkan bisa berlanjut menjadi penyakit hati kronis.
Oleh karena itu, pentingnya ibu hamil selalu melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan dan berkonsultasikan mengenai persalinan yang dilakukan. Jika ibu terinfeksi virus hepatitis C, biasanya proses persalinan melalui operasi caesar supaya menurunkan risiko penularan kepada bayi.
Cara mencegah hepatitis pada anak
foto: freepik.com
Untuk mencegah penyakit hepatitis pada anak biasanya disesuaikan dengan kondisi dan risiko yang terjadi. Adapun penjelasannya di bawah ini!
Pencegahan hepatitis A: Umumnya langkah pencegahan melalui vaksinasi yang direkomendasi tenaga kesehatan selama proses imunisasi. Selain itu perlu menjaga kebersihan anak seperti mencuci tangan sebelum makan, minum, atau bahkan usai menyentuh benda asing dari luas. Terpenting, menjaga agar anak tidak sering jajan sembarangan agar meminimalisir infeksi virus tersebut.
Pencegahan hepatitis B: Jaga kebersihan, vaksinasi, tidak terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi, tidak berbagi jarum suntik, atau alat kesehatan lainnya pada anak. Nggak kalah penting, perlu screening secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk transfusi darah diberikan kepada penerima donor darah.
Pencegahan hepatitis C: Upayakan tidak terpapar darah dari orang yang terinfeksi virus hepatitis C. Ketika ada praktik medis untuk anak, pastikan menggunakan alat yang aman dan steril. Bagi ibu, perlu menjaga diri agar terhindar dari kemungkinan orang yang terpapar virus hepatitis C. Pasalnya, virus ini belum memiliki antivirusnya sehingga proses penyembuhan butuh waktu yang cukup panjang.