1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
23 Juli 2024 17:45

Kenali jenis-jenis vaksin polio, manfaat, dan cara mengatasi efek sampingnya pada anak

Sebelum ikut vaksin polio, kenali dulu jenis-jenis dan manfaatnya untuk kesehatan. Sri Jumiyarti Risno

Brilio.net - Poliomyelitis atau polio merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem saraf tubuh seseorang. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus poliovirus yang dapat menimbulkan kelumpuhan permanen pada penderitanya. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus polio ini di sejumlah wilayah di Indonesia, yakni terdiri dari 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.

Sejak 2022 sampai 2024 ini telah dilaporkan ada sebanyak 12 kasus kelumpuhan, 11 diantaranya disebabkan oleh virus polio tipe 2. Meningkatkan angka kasus yang tersebar di beberapa wilayah. Pemerintah melalui Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes telah menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua. Dengan tujuan meminimalkan penularan virus polio ini. Adapun putaran pertama vaksinasi akan berlangsung pada tanggal 23- 29 Juli 2024, dan putaran kedua pada tanggal 6-12 Agustus 2024.

BACA JUGA :
Musim dingin bikin imun tubuh lemah, ini 5 penyakit yang perlu diwaspadai dan cara pencegahannya


Nah, tepat hari ini Selasa (23/7) sebaiknya orang tua ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh imunisasi polio ini. Tujuannya agar menghindari anak-anak atau generasi muda terinfeksi virus polio. Namun, sebelum ikuti imunisasi polio sebagai orang tua harus memahami apa itu jenis-jenis vaksin polio, manfaat, cara mencegah efek sampingnya.

Berikut ini ulasan lengkap tentang jenis-jenis vaksin polio, manfaat, dan cara mengatasi efek sampingnya pada anak. Dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (23/7)

Apa itu vaksin polio.

BACA JUGA :
Segera bercermin, 5 tanda bahaya di wajah ini ungkap kesehatan jantungmu

foto: freepik.com

Vaksin polio adalah suatu produk biologis yang dirancang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yang juga dikenal sebagai penyakit polio. Vaksin polio terdiri dari virus polio yang telah dilemahkan atau dimatikan, tergantung pada jenis vaksinnya.

Virus yang digunakan dalam vaksin ini telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit, namun masih mampu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi.

Tujuan utama vaksin polio ialah untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi spesifik terhadap virus polio. Antibodi ini akan melindungi tubuh jika terpapar virus polio di masa depan.

Ketika vaksin diberikan, sistem kekebalan tubuh mengenali virus yang dilemahkan atau dimatikan sebagai benda asing. Hal ini memicu respons imun yang menghasilkan antibodi spesifik terhadap virus polio.

Jika di kemudian hari orang tersebut terpapar virus polio, sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk mengenali lalu melawannya dengan cepat. Alhasilnya bisa mencegah seseorang dari infeksi atau setidaknya mengurangi keparahan penyakit tersebut.

Jenis-jenis vaksin polio.

foto: freepik.com

Vaksin polio terdiri dari dua jenis, yakni vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV), untuk memahami jenis vaksin ini simak penjelasan di bawah ini!

1. Vaksin Polio Suntik (IPV)

Vaksin polio ini diberikan dengan cara menyuntikkan virus polio yang sudah aktif atau mati. Cara kerja vaksin ini ialah dengan membentuk kekebalan dalam darah, namun tidak di usus. Akibatnya, kemungkinan anak terserang polio masing tinggi. Sebab virus ini masih bisa berkembang bebas di usus. Oleh karena itu, ketika melakukan imunisasi polio suntik biasanya perlu dilengkapi dengan vaksin polio oral.

Keuntungan:

- Sangat aman, tidak ada risiko virus bermutasi kembali menjadi bentuk yang menyebabkan penyakit

- Efektif untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah

Kekurangan:

- Lebih mahal untuk diproduksi

- Memerlukan tenaga kesehatan terlatih untuk memberikan suntikan

- Kekebalan di usus cenderung lemah sehingga memungkin usus ini menginfeksi ke area usus.

2. Vaksin polio oral (OPV)

OPV merupakan vaksin hidup yang dilemahkan lalu diberikan melalui mulut. Vaksin polio jenis ini paling umum digunakan di seluruh dunia.

Keuntungan:

- Mudah diberikan (tetes oral)

- Murah untuk diproduksi

- Memberikan kekebalan usus yang tinggi

- Dapat menyebar ke orang lain di sekitarnya sehingga memberikan kekebalan komunitas

Kekurangan:

- Dalam kasus jarang terjadi, virus yang dilemahkan dapat bermutasi kembali menjadi bentuk yang dapat menyebabkan penyakit (vaccine-derived poliovirus)

- Tidak efektif pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah

Ada tiga jenis OPV, yaitu:

a) tOPV (trivalent OPV): Mengandung semua 3 jenis poliovirus

b) bOPV (bivalent OPV): Mengandung tipe 1 dan 3 poliovirus

c) mOPV (monovalent OPV): Mengandung hanya 1 tipe poliovirus

Manfaat vaksin polio

foto: freepik.com

Untuk melindungi generasi muda terserang virus polio, maka pemerintah Indonesia menetapkan Pekan Imunisasi Polio agar anak-anak terlindungi dari penyakit polio. Adapun manfaat vaksin polio, diantaranya:

1. Merangsang sistem kekebalan tubuh dari penyakit polio.

2. Mengurangi risiko penularan penyakit polio.

3. Menurunkan risiko penularan dari satu orang ke orang lain.

4. Mengurangi dampak buruk atau komplikasi saat terserang virus polio.

5. Orang tua dapat merasa lebih tenang tentang kesehatan anak-anak

6. Orang dapat bepergian ke daerah yang sebelumnya berisiko tinggi tanpa takut tertular polio.

Cara mengatasi efek samping vaksin polio pada anak.

foto: freepik.com

Ketika vaksin polio sebagian besar anak tidak mengalami efek samping setelah vaksinasi. Namun pada beberapa kasus bisa menimbulkan beberapa reaksi efek samping, meliputi nggak nafsu makan; demam; tidak tenang; tangisan berkepanjangan dan mudah marah; pusing dan sakit kepala; nyeri kemerahan, pembengkakan, dan benjolan kecil di tempat bekas suntikan; serta mual dan muntah.

Adapun cara mengatasi efek samping vaksinasi polio pada anak, diantaranya:

1. Pantau suhu tubuh anak.

2. Jika panas tinggi, sebaiknya beri obat penurun panas. Apabila panas tak kunjung menurun sebaik konsultasi ke dokter.

3. Memberikan banyak cairan seperti air putih atau ASI.

Untuk meminimalkan risiko efek samping vaksin polio sebaiknya:

1. Sebelum divaksin informasikan riwayat alergi si anak.

2. Anak tidak sedang demam atau menderita penyakit infeksi tertentu.

3. Infokan ke dokter jika sedang menderita guillain-barre.

4. Infokan ke dokter jika anak sedang mengonsumsi obat-obatan, suplemen, atau produk tertentu

5. Infokan ke dokter jika anak sedang memiliki penyakit autoimun.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags