Apa penyebab munculnya penyakit Empty Sella Syndrome?
BACA JUGA :
Bukan cuma bikin pusing, ini 10 dampak cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh
Penyebab munculnya Empty Sella Syndrome (ESS) dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
1. Empty Sella Syndrome Primer:
- Penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)
Sejauh ini para pakar belum mengetahui secara pasti yang menjadi penyebab utama seseorang bisa terkena penyakit ESS tersebut. Namun, ada penyebab paling umum dari ESS primer, dan pernah terjadi sekitar 70-80% kasus. Diperkirakan bahwa ESS primer idiopatik disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
BACA JUGA :
15 Penyebab kelemahan otot dan tips untuk menjaganya, agar aktivitas berjalan lancar
- Kelainan struktur sella turcica
Penyebab selanjutnya yakni berkaitan dengan kelainan yang terjadi sejak lahir (kongenital) atau berkembang setelah lahir (didapat). Kelainan ini dapat menyebabkan kelenjar hipofisis terdorong ke atas atau ke bawah, sehingga rongga sella turcica terisi cairan serebrospinal.
- Tekanan intrakranial yang tinggi
Tekanan intrakranial yang tinggi dapat menyebabkan kelenjar hipofisis mengecil dan mendatar, sehingga rongga sella turcica terisi cairan serebrospinal.
2. Empty Sella Syndrome Sekunder:
- Cedera kepala
Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar hipofisis atau sella turcica, yang dapat menyebabkan ESS sekunder.
- Tumor otak
Tumor otak yang terletak di dekat kelenjar hipofisis dapat menekan kelenjar maupun mengganggu aliran darah ke kelenjar, yang dapat menyebabkan ESS sekunder.
- Pembedahan otak
Tak jarang pula kasus ESS sekunder disebabkan oleh pembedahan otak yang melibatkan kelenjar hipofisis (sella turcica) sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar atau mengganggu aliran darah ke kelenjar, sebab itu bisa memicu adanya ESS sekunder.
- Radioterapi
Selain itu, radioterapi di kepala juga menimbulkan resiko kerusakan pada kelenjar hipofisis/sella turcica. Hal ini jadi salah satu penyebab Empty Sella Syndrome sekunder.
- Infeksi otak
Berikutnya ada infeksi otak yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar hipofisis sehingga memicu seseorang menderita sakit tersebut.
- Penyakit autoimun
Terakhir ada penyebab lainnya, yakni berkaitan dengan autoimun. Penyakit autoimun ini tak jarang sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang organ atau jaringan tubuh yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ maupun jaringan yang diserang tersebut.