1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
26 Juli 2024 11:45

Kenali suntik pengencer darah pada ibu hamil yang dialami istri Eza Yayang, begini penjelasan medisnya

Pada kondisi tertentu, ibu hamil harus melakukan suntik pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah berlebih. Sri Jumiyarti Risno

Brilio.net - Belum lama ini komedian Eza Yayang memberikan kabar bahagia sekaligus rasa pilu yang dirasakannya. Bahagia sebab saat ini istrinya, Ardya Paramita tengah mengandung anak kedua mereka yang kini telah berusia 7 bulan. Melalui acara FYP Trans7, Eza mengungkapkan di balik rasa bahagia memiliki anak kedua, ada rasa nggak tega kepada sang istri.

Bagaimana tidak? Di kehamilan anak kedua ini, istri Eza Yayang setiap malam harus disuntikkan pengencer darah. Menurut Eza ia tidak tega melihat istrinya kesakitan saat menjalani prosedur suntik pengencer darah.

BACA JUGA :
Vaksin herpes zoster untuk mencegah cacar api, pahami kelebihan, efek samping, dan cara mengatasinya


Suntik pengencer darah pada ibu hamil merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk mencegah pembekuan darah berlebihan. Prosedur ini umumnya direkomendasikan bagi ibu hamil dengan riwayat trombosis atau kondisi medis tertentu yang meningkatkan risiko pembekuan darah (darah kental).

Penggunaan obat pengencer darah bertujuan mengurangi risiko komplikasi serius seperti stroke hingga penyakit jantung koroner selama kehamilan. Lantas apa itu suntik pengencer darah dan mengapa ibu hamil bisa mengalami hal itu? Untuk lebih memahaminya, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini, seperti brilio.net sadur dari berbagai sumber, Jumat (26/7).

Apa itu suntik pengencer darah?

BACA JUGA :
Kesalahan fatal goreng makanan ini bikin penyakit, begini trik masak agar lebih sehat

foto: freepik.com

Suntik pengencer darah merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengencerkan ataupun melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh. Obat ini juga bisa mencegah terbentuknya sumbatan darah yang memicu berbagai penyakit berbahaya seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

Umumnya obat pengencer darah dikonsumsi oleh orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya sakit jantung koroner, gangguan irama jantung, kelainan jantung bawaan dan emboli paru. Selain itu, orang yang baru saja operasi penggantian katup jantung biasanya diberikan obat pengencer darah. Sebab bisa berisiko mengalami penggumpalan darah usai prosedur operasi tersebut.

Terdapat beberapa jenis pengencer darah yang umumnya digunakan, yakni antiplatelet dan antikoagulan.

Antiplatelet merupakan golongan pengencer darah yang berfungsi mencegah sel keping darah atau trombosit saling menempel, sehingga tidak terbentuk penggumpalan darah. Adapun jenis obat antiplatelet, meliputi:

- Aspirin

- Clopidogrel

- Ticagrelor

- Ticlopidine

- Triflusal

- Eptifibatide

Sementara, obat antikoagulan merupakan golongan pengencer darah yang menghambat kerja dari faktor-faktor pembekuan darah. Tujuannya memperlambat proses pembekuan darah. Terdapat beberapa jenis obat pengencer darah golongan antikoagulan ini, diantaranya:

- Warfarin

- Heparin

- Enoxaparin

- Fondaparinux

- Rivaroxaban

- Dabigatran

- Apixaban

Mengapa ibu hamil perlu suntik pengencer darah?

foto: freepik.com

Tidak semua ibu hamil perlu suntikan pengencer darah. Suntik obat pengencer darah untuk ibu hamil merupakan prosedur medis yang diberikan kepada wanita hamil dengan risiko tinggi pembekuan darah.

Prosedur ini melibatkan pemberian obat antikoagulan melalui suntikan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah berbahaya. Obat yang digunakan umumnya ialah heparin berat molekul rendah (LMWH).

Suntik pengencer darah untuk ibu hamil menjadi upaya untuk melindungi wanita hamil terhadap risiko pendarahan, seperti keguguran atau pendarahan usai melahirkan. Karena itulah, ketika hamil seorang wanita 4-5 kali lebih berisiko mengalami darah kental atau hiperkoagulasi.

Kondisi darah kental ini bisa terjadi dalam 1 dari 1000 kehamilan. Terlepas dari itu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kekentalan darah, misalnya:

- Memiliki anggota keluarga yang menderita darah kental

- Berusia lebih dari 35 tahun

- Hamil anak kembar

- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

- Kurang melakukan aktivitas fisik

- Merokok

- Menderita penyakit tertentu seperti lupus dan sindrom antifosfolipid.

- Rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah di daerah perut. Alhasil terjadi gangguan aliran darah yang memperparah kondisi darah kental

Efek samping obat pengencer darah.

foto: freepik.com

Obat pengencer darah baik suntik maupun kapsul memiliki efek samping tersendiri. Risiko efek samping yang paling umum terjadi yaitu pendarahan. Misalnya mimisan, gusi berdarah, kencing darah, buang air besar berdarah, pendarahan berlebihan saat menstruasi ataupun saat terluka, hingga risiko stroke hemoragik.

Selain itu, ada juga efek samping lain penggunaan obat pengencer darah, seperti:

- Nyeri perut

- Pusing

- Otot melemah

- Rambut rontok

- Ruam atau kemerahan pada kulit.

Biasanya untuk mengurangi risiko efek samping obat pengencer darah, dokter akan menganjurkan pasien agar tidak melakukan aktivitas berat yang bisa meningkatkan cedera atau terluka.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags